Tampilkan postingan dengan label Marketing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Marketing. Tampilkan semua postingan

Internet Marketing dan Digital Marketing: Beda dan Keuntungannya

|| || || Leave a comments

Internet Marketing dan Digital Marketing adalah dua konsep yang sering kali disamakan, padahal sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Internet Marketing lebih fokus pada pemasaran produk atau layanan melalui berbagai platform online, sedangkan Digital Marketing mencakup segala bentuk pemasaran yang menggunakan teknologi digital termasuk internet.

Perbedaan antara keduanya sangatlah penting untuk dipahami agar strategi pemasaran dapat dioptimalkan dengan tepat. Internet Marketing lebih terfokus pada penggunaan internet sebagai media utama, sementara Digital Marketing mencakup lebih dari itu dengan melibatkan berbagai teknologi digital seperti social media, mobile apps, dan lain sebagainya.

Meskipun memiliki perbedaan, keduanya sama-sama memiliki manfaat yang besar. Internet Marketing memungkinkan para pebisnis untuk menjangkau pasar yang lebih luas secara efektif melalui berbagai platform online, sedangkan Digital Marketing memberikan kemampuan untuk mengukur dan menganalisis hasil pemasaran dengan lebih baik melalui data dan metrik digital.

Dengan memahami perbedaan antara Internet Marketing dan Digital Marketing, para pebisnis dapat membuat strategi pemasaran yang lebih efektif dan optimal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis mereka. Jadi, pilihlah strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan karakteristik dan target pasar Anda.

Saat ini, hampir semua sektor telah terhubung ke Internet, termasuk sektor bisnis yang mulai mengubah strategi pemasarannya. Dulu, pemasaran dilakukan dengan menggunakan flyer, spanduk, koran, dan sebagainya. Namun sekarang, semua beralih ke media digital dan internet. Ini dikenal sebagai internet marketing strategist dan digital marketing, yang berarti cara memasarkan produk melalui internet.

Meskipun keduanya sama-sama menggunakan media internet untuk memasarkan produk, digital marketing lebih fokus pada penggunaan teknologi sebagai alat pemasaran. Pemasaran dilakukan melalui media digital seperti iklan TVC, ebook, koran digital, video profil perusahaan, email marketing, endorsement influencer, SMS broadcast, iklan pay per click, iklan banner, pay per sale, pay per lead, dan lainnya. Meskipun tujuannya sama, namun terdapat perbedaan yang cukup mencolok dalam penerapan dan cara kerja pemasaran produk antara digital marketing dan internet marketing.

Fokus utama dalam pemasaran digital tidak hanya terletak pada upaya menarik pelanggan untuk meningkatkan penjualan. Pemasaran digital juga memiliki peran penting dalam membangun kesadaran merek dan hubungan dengan pelanggan. Di sisi lain, pemasaran internet lebih difokuskan pada target pengguna internet. Menurut MTarget, pemasaran internet adalah strategi pemasaran yang ditujukan untuk pengguna internet.

Pemasaran internet merupakan upaya memasarkan produk melalui internet dengan berbagai tujuan, seperti promosi merek, peningkatan penjualan, dan pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Pendekatan pemasaran internet lebih menitikberatkan pada pengguna internet dengan memanfaatkan berbagai platform seperti website, SEO, SEM, mobile marketing, social media marketing, dan lain sebagainya. Pemasaran internet sering disebut juga sebagai pemasaran online.

Meskipun terdapat perbedaan strategi antara pemasaran digital dan pemasaran internet, keduanya memiliki manfaat yang sama, yaitu meningkatkan penjualan. Dengan melakukan optimasi dalam kedua teknik pemasaran tersebut, pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Hal ini membuat proses pembelian menjadi lebih praktis dan efisien, baik bagi pelanggan lama maupun pelanggan potensial. Mereka dapat mengakses informasi produk kapan pun dan di mana pun melalui website, media sosial, dan platform penjualan online lainnya selama 24 jam.

Kedua, membangun hubungan dengan pelanggan menjadi lebih mudah. Jarak seringkali menjadi hambatan dalam bisnis, namun dengan adanya media digital dan internet, hal tersebut bukan lagi masalah. Bisnis atau merek Anda dapat terhubung dengan pelanggan dengan lebih mudah. Pemesanan dapat dilakukan melalui telepon, media sosial, e-commerce, dan toko online. Layanan pelanggan juga dapat diakses kapan saja untuk menyelesaikan keluhan yang mungkin timbul. Hal ini sangat penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan agar mereka merasa puas dengan layanan bisnis Anda.

Ketiga, biaya pemasaran menjadi lebih efisien. Untuk bisnis skala kecil, beriklan di internet atau media digital tidak memerlukan biaya besar. Membuat akun media sosial tidak memakan biaya sama sekali. Anda hanya perlu beriklan di akun tersebut dan menawarkan produk Anda di berbagai situs e-commerce. Jika Anda memiliki toko online sendiri dan melakukan iklan di Facebook ads, Google ads, atau bekerja sama dengan influencer, biaya pemasarannya tetap lebih hemat dibandingkan dengan pemasaran tradisional seperti membagikan pamflet atau iklan di media cetak. Selain itu, pemasaran online juga memiliki daya tahan yang lebih lama daripada pemasaran konvensional. 



Pemasaran internet memiliki mitos yang sangat menarik, ya tidak terbayangkan

|| || , || Leave a comments

Banyak orang yang tidak berhasil dalam dunia pemasaran dan akhirnya meninggalkannya, yang pada akhirnya menimbulkan masalah di kemudian hari. Mengapa mereka menimbulkan masalah di kemudian hari? Ketika seseorang ingin memulai bermain di dunia pemasaran dan menceritakan hal itu kepada orang lain, seringkali orang tersebut akan menanggapi dengan skeptis, "Ah, percuma saja menghabiskan uang dan waktu untuk berbisnis di internet." Namun, tidak semua orang berbicara seperti itu. Ada mitos-mitos tertentu yang membuat kita tidak sukses dalam dunia pemasaran, baik itu di internet maupun di dunia nyata. Jadi, apa saja mitos-mitos tersebut? Mari kita melihatnya.

Inilah beberapa kepercayaan yang sering membuat orang gagal karena pandangan yang salah terhadap kesuksesan:

Mitos 1: Orang tidak bisa sukses karena latar belakang fisik, kemampuan, dan pendidikan. Sebenarnya, banyak orang sukses tanpa pendidikan yang sesuai. Kesuksesan tidak selalu tergantung pada gelar di bidang tertentu. Kita bisa sukses tanpa harus memiliki gelar marketing. Belajar dari pengalaman orang biasa juga bisa memberikan pelajaran berharga.

Mitos 2: Orang sukses tidak pernah melakukan kesalahan. Faktanya, semua orang, termasuk yang sukses, pasti pernah melakukan kesalahan. Kesuksesan bukan berarti sempurna, tapi bagaimana kita belajar dari kesalahan dan terus berkembang.

Mitos 3: Untuk sukses, kita harus kerja 60 jam seminggu. Sebenarnya, yang penting bukan jumlah jam kerja, tapi bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan efisien. Ada cara-cara cerdas untuk mencapai sukses tanpa harus bekerja terlalu berat.

Mitos 4: Kita harus mematuhi aturan yang sudah ada. Sebenarnya, dunia terus berubah, dan kita perlu beradaptasi dengan perubahan. Jangan terpaku pada aturan lama, tapi berpikirlah secara kreatif dan inovatif.

Mitos 5: Meminta bantuan membuat kita lemah. Sebenarnya, meminta bantuan adalah langkah yang cerdas. Tidak ada yang bisa sukses sendirian, jadi jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain.

Mitos 6: Keberuntungan adalah kunci kesuksesan. Sebenarnya, keberuntungan hanya sebagian kecil dari kesuksesan. Yang lebih penting adalah kerja keras, ketekunan, kecerdasan, dan kegigihan dalam menjalankan bisnis.

Jadi, jangan mudah percaya pada mitos-mitos yang bisa menghambat kesuksesan. Percayalah pada diri sendiri, tetap optimis, dan selalu berpikir positif. "Anak kecil saja bisa, mengapa saya tidak bisa?" - Itulah semangat yang harus kita tanamkan dalam diri kita.

 


 

Belajar tentang pemasaran dari seorang pedagang nasi

|| || || Leave a comments

Belajar menjadi seorang pemasar kadang-kadang dapat dilakukan di mana saja tanpa harus terpaku pada satu tempat tertentu. Pelajaran bisa didapat dari siapa saja, baik dari seorang ahli pemasaran maupun dari seorang penjual nasi. Meskipun terdengar aneh, namun bagi saya yang masih belajar dalam bidang pemasaran online, saya melihat bahwa proses pemasaran offline dan online sebenarnya sama dalam hal prinsip menjual, hanya berbeda pada ruang, waktu, dan tempatnya.

Bagaimana seorang penjual nasi bisa sukses dalam mendapatkan pelanggan yang banyak? Tentu saja hal ini bukanlah proses yang mudah, namun berikut adalah beberapa tips yang mungkin bisa membantu, berdasarkan pengalaman seorang penjual nasi yang sukses meskipun hidup dalam kesederhanaan:

Meraih pelanggan yang banyak memang tidaklah mudah, namun dengan kreativitas dan ketekunan, hal ini bisa tercapai. Jadi, jangan ragu untuk belajar dari siapa pun, termasuk dari penjual nasi sekalipun. Kunci kesuksesan terletak pada kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

1. Saat menjadi seorang pemasar, yang pertama harus dilakukan adalah menampilkan wajah yang penuh energi dan selalu tersenyum.

2. Bersikaplah sopan dan ramah, karena pelanggan adalah raja meskipun terkadang menyebalkan.

3. Selalu tanggap dan sigap dalam melayani pelanggan saat dibutuhkan.

4. Menjaga kebersihan, karena ini menciptakan kesan pertama yang penting bagi pelanggan.

5. Pastikan tempat usaha rapi, dari penataan kursi, meja, dan sebagainya.

6. Jaga kualitas produk yang ditawarkan.

7. Percaya diri dan jangan merasa malu, sebab pekerjaan sebagai penjual makanan kecil sebenarnya mengajarkan banyak hal, seperti cara berinteraksi dengan baik, menjaga kualitas, dan sebagainya.

8. Jadilah ulet dan telaten dalam bekerja, karena kerja keras sebagai penjual bisa memberikan penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan pegawai negeri.

Semoga tambahan tips di atas dapat membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan penjualan. Jangan ragu untuk menambahkan tips lainnya di kolom komentar. Terima kasih.


 

Teknik SEO dan strategi pemasaran kreatif yang inovatif

|| || || Leave a comments

Teknik SEO merupakan bagian penting dari strategi pemasaran yang harus dikuasai, di mana kita belajar cara efektif memasarkan produk atau layanan. SEO melibatkan berbagai teknik dan strategi yang menjadi bagian integral dari pemasaran modern. Sebelumnya, fokus pemasaran hanya pada offline, tetapi dengan kemajuan teknologi internet, pemasaran online semakin vital.

SEO bukan sekadar tentang penggunaan kata kunci secara sembarangan, atau menyebar konten tanpa arah. Bagi seorang blogger pemula, mempelajari dan berlatih SEO adalah langkah yang tepat untuk memahami cara meningkatkan peringkat website dalam hasil pencarian. Meskipun SEO masih terasa misterius bagi sebagian orang, termasuk para praktisi SEO sendiri, namun dengan konsistensi dan pengalaman, kita bisa menguasainya. Google dan mesin pencari lainnya tidak memiliki rumus pasti untuk menduduki posisi teratas, namun dengan pemahaman yang tepat, kita bisa mencapai kesuksesan dalam SEO.

Pemasaran adalah seni yang luar biasa. Kemampuan seseorang untuk meyakinkan calon pembeli agar tertarik dan membeli produknya merupakan sebuah prestasi yang luar biasa dalam dunia pemasaran. Dalam dunia SEO, kita belajar bagaimana menjadi seorang pemasar melalui dunia online melalui berbagai platform seperti Google, Yahoo, MSN, dan lainnya. Orang yang belajar SEO harus menghadapi tantangan yang lebih kompleks daripada pemasar offline. Pemasar offline hanya berurusan dengan manusia untuk memasarkan produknya, sedangkan pemasar online harus berurusan dengan dua entitas sekaligus, yaitu manusia dan mesin. Sebagai contoh, robot Google yang secara rutin memeriksa dan mengevaluasi blog kita merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh setiap orang yang ingin mempelajari teknik SEO.

Selain meyakinkan pembaca, seorang pemasar SEO juga harus memastikan bahwa mesin pencari mengenali dan menempatkan kontennya di posisi terbaik. Kadang-kadang, para ahli SEO berhasil menarik perhatian pembaca, namun kesulitan mendapatkan peringkat di mesin pencari karena strategi optimasi kata kunci yang kurang tepat. Di sisi lain, ada pemasar SEO yang pandai dalam teknik optimasi SEO dan seringkali menduduki peringkat teratas di mesin pencari, namun kesulitan mempertahankan pembaca karena terlalu fokus pada kata kunci tanpa memperhatikan kualitas konten. Itulah mengapa penting untuk seimbang dalam mempertimbangkan kedua aspek tersebut.

Bagaimana caranya agar dapat mencapai keseimbangan antara pembaca dan mesin pencari robot? Salah satu kunci pentingnya adalah dengan memahami perbedaan antara blogging dan optimasi SEO. Namun, menggabungkan teknik optimasi SEO dengan gaya menulis blog tidaklah mudah. Cara terbaiknya adalah terus belajar dan mengasah kemampuan menulis artikel yang ramah terhadap mesin pencari. Pengalamanlah yang menjadi kunci utama dalam menguasai teknik SEO.

Dengan tekun membaca artikel dari para ahli SEO dan terus berlatih menulis konten yang ramah terhadap SEO, kita dapat mengatasi hambatan optimasi kata kunci dengan hasil yang memuaskan baik bagi pembaca maupun mesin pencari robot. Teknik SEO memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk menjadi seorang Marketer yang handal di dunia maya. Seorang Marketer yang tidak hanya disukai oleh calon pembeli, tetapi juga oleh mesin pencari. Semoga tulisan mengenai Teknik SEO ini dapat memberikan manfaat bagi para Marketer yang sedang memulai bisnis online dan sedang belajar SEO. 



10 Tips agar menjadi bos yang lebih baik sehingga karyawan Anda akan mencintai Anda

|| || || Leave a comments

Dengan lebih dari 28 juta usaha kecil dan beberapa ribu perusahaan dengan 500 karyawan atau lebih di Amerika Serikat, terdapat banyak dinamika antara bos dan karyawan yang berperan. Kemungkinannya adalah jika Anda seorang bos, Anda pernah menjadi karyawan pada suatu waktu, dan Anda mungkin mengingat beberapa frustrasi atau hal-hal yang dilakukan dengan baik oleh bos lama Anda.

Tidak peduli hubungan Anda dengan bos Anda sebelumnya, seperti sekarang, Anda mungkin ingin memiliki hubungan yang baik dengan karyawan Anda. Bagaimanapun, hubungan yang baik membantu bisnis Anda tumbuh dan membuat semua orang tetap produktif. Namun, bagaimana Anda memastikan bahwa Anda menjadi bos terbaik yang Anda bisa? Teruslah membaca untuk mengetahui 10 tips teratas kami tentang cara menjadi bos yang lebih baik.

1. Ingatlah Bagaimana Rasanya Memiliki Atasan
Kecuali jika Anda sangat beruntung dan tidak pernah harus bekerja untuk orang lain, kebanyakan dari kita pernah memiliki atasan pada satu waktu atau yang lain dalam hidup kita. Cobalah untuk mengingat atasan yang pernah Anda miliki dalam hidup Anda, suka dan duka bekerja untuk mereka. Hal ini dapat membantu Anda tetap lebih terhubung dengan karyawan Anda, dan menghindari kesalahan yang mungkin dilakukan oleh orang tersebut. Jika Anda merupakan atasan dari suatu kelompok namun memiliki atasan sendiri, Anda dapat melakukan latihan ini dengan mudah dan segera.

2. Perhatikan Perbedaan Nilai di Tempat Kerja
Tidak ada dua orang yang bekerja dengan cara yang sama. Meskipun Anda mungkin menghargai gaya kerja beberapa karyawan Anda daripada yang lain, cobalah untuk memanfaatkan cara semua karyawan bekerja sehingga Anda dapat menciptakan tim dan bukan mesin.

3. Hindari Terlibat dalam Drama di Tempat Kerja
Dalam lingkungan kerja yang erat, akan selalu ada konflik dan drama. Sebagai atasan, Anda perlu mengurangi drama tersebut dan tidak ikut serta di dalamnya. Jangan terlibat, dan hindari mengadu domba antara karyawan satu dengan yang lain. Sebaliknya, jika ada drama di tempat kerja, hentikan situasi tersebut secepat mungkin dengan berbicara kepada karyawan secara pribadi.

4. Ingatlah Bahwa Karyawan Anda Memiliki Kehidupan di Luar Kantor
Meskipun pekerjaan mungkin menjadi fokus bagi sebagian orang dalam karir mereka, atau tempat untuk mencapai tujuan, ingatlah bahwa karyawan juga memiliki kehidupan di luar lingkungan kantor Anda. Karyawan memiliki tanggung jawab keluarga dan keuangan yang harus mereka perhatikan ketika bekerja untuk Anda. Hormati hal ini. Meskipun karyawan diharapkan memberikan 100% saat berada di kantor, Anda perlu memahami saat situasi pribadi mereka mempengaruhi kinerja, atau saat mereka memerlukan dukungan.

5. Mendorong Kemajuan dan Tujuan
Beberapa tempat kerja memberikan hukuman jika karyawan tidak mencapai target tertentu. Namun, yang lain memberikan apresiasi bagi karyawan yang berprestasi melebihi target. Alih-alih mengancam dengan konsekuensi negatif, berikan motivasi positif. Siapkan rencana insentif baik dengan sistem yang sudah ada atau buat sendiri. Berikan bonus, hadiah, atau penghargaan kepada karyawan yang mencapai target tertentu. Dengan cara ini, Anda dapat menjaga agar target tercapai dan memastikan perusahaan terus maju. Karyawan yang mendapatkan apresiasi positif cenderung bekerja dengan lebih baik.

6. Pastikan Skala Penilaian Tepat, Jangan Terlalu Berlebihan
Membesar-besarkan masalah atau membuat gunung dari semut dapat membuat lingkungan kerja tidak sehat. Hindari memberikan pujian berlebihan kepada karyawan karena hal-hal kecil, atau menghukum mereka secara berlebihan karena kesalahan kecil. Pastikan bahwa penilaian Anda sesuai dengan skala yang ada, agar karyawan tidak merasa terlalu dihargai atau dihukum.

7. Jaga Batas Antara Kepribadian dan Profesionalisme
Banyak orang menjalin hubungan persahabatan dengan rekan kerja. Namun, sebagai atasan, Anda harus tetap menjaga batas antara hubungan pribadi dan profesional. Meskipun penting untuk bersikap ramah dengan karyawan di luar jam kerja, hindari membiarkan hubungan pribadi memengaruhi keputusan profesional. Hindari memberikan penghargaan atau hukuman berdasarkan hubungan pribadi, dan tetap objektif dalam menilai kinerja.

8. Gunakan Aplikasi untuk Meningkatkan Kinerja
Ada berbagai aplikasi dan program yang dapat membantu Anda dalam mengelola tempat kerja dengan lebih baik. Misalnya, Rhumbix memungkinkan pengguna di industri konstruksi untuk melacak proyek mereka dengan lebih efisien. Investasikan waktu dan sumber daya dalam aplikasi atau program yang memungkinkan Anda untuk melacak hal-hal secara objektif dan efektif.

9. Berikan Penghargaan pada Karyawan yang Berprestasi
Selain memberikan insentif untuk mencapai target, pastikan bahwa karyawan juga dihargai secara positif untuk kinerja mereka. Berikan apresiasi ketika Anda melihat karyawan melakukan pekerjaan dengan baik. Jangan hanya menghukum karyawan saat mereka berbuat salah, namun juga berikan pujian jika mereka melakukan hal-hal dengan baik. Biarkan mereka tahu bahwa kinerja mereka dihargai.

10. Jangan Lepaskan Emosi pada Karyawan
Hindari menyalurkan emosi negatif Anda pada karyawan. Jaga agar emosi Anda terkontrol, terutama jika emosi tersebut tidak terkait dengan kinerja karyawan. Jangan biarkan emosi pribadi memengaruhi keputusan dan interaksi profesional Anda dengan karyawan.

Tidak ada cara pasti untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana menjadi bos yang lebih baik, tetapi selalu ada area di mana Anda dapat meningkatkan. Melakukan introspeksi diri dan mengevaluasi pekerjaan Anda sebagai bos secara jujur dapat membantu menjaga suasana di kantor Anda tetap positif. 

 



Cita-cita seorang ilmuwan merekam mimpi

|| || || Leave a comments

Merekam mimpi merupakan upaya ilmiah yang menantang, dimana ilmuwan berusaha untuk merekam aktivitas otak yang terjadi selama seseorang bermimpi. Hal ini bisa memberikan insight yang berharga tentang proses tidur dan mimpi manusia. Dengan mencapai cita-cita ini, ilmuwan dapat membantu memahami lebih dalam tentang alam bawah sadar manusia dan kemungkinan dampaknya terhadap kesehatan mental dan emosional.

Merekam mimpi adalah hal yang diinginkan oleh setiap orang. Hal ini memungkinkan kita untuk berimajinasi dan mengekspresikan kreativitas kita dengan bebas. Ilmuwan telah bekerja keras untuk mewujudkan hal ini, yaitu merekam mimpi seseorang.

Ilmuwan percaya bahwa merekam mimpi adalah sesuatu yang dapat terwujud. Mereka telah mengembangkan sistem untuk merekam aktivitas otak saat seseorang bermimpi. Dengan cara ini, mereka bisa membandingkan mimpi seseorang dengan visualisasi elektronik aktivitas otaknya. Ilmuwan berusaha menjawab pertanyaan tentang mengapa manusia bermimpi, dan kapan kita benar-benar menciptakan mimpi dengan imajinasi kita.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa neuron atau sel-sel otak tertentu terhubung dengan konsep-konsep khusus. Para ilmuwan bahkan berhasil mengidentifikasi neuron tertentu yang terkait dengan pemikiran tentang objek atau orang tertentu. Dengan elektroda yang ditanamkan dalam otak, mereka bisa memonitor dan memahami lebih dalam aktivitas otak seseorang.

Para ilmuwan berharap bisa membaca pikiran seseorang tanpa harus melakukan operasi pembedahan. Mereka bermimpi untuk bisa mengakses otak seseorang dan memvisualisasikan pikiran mereka. Dengan begitu, kita bisa berimajinasi dan melakukan berbagai hal hanya dengan pikiran kita. Semoga para ilmuwan segera berhasil mengembangkan alat untuk merekam mimpi dan memberi kita kebebasan untuk menciptakan mimpi kita sendiri.

 


 

Beda sikap antara Bos dan Anak Buahnya

|| || || Leave a comments

Jika seorang pimpinan tetap pada pendapatnya, itu menunjukkan konsistensi. Sementara jika seorang staf tetap pada pendapatnya, itu dianggap sebagai sikap yang keras kepala. Jika pimpinan sering mengubah pendapat, itu menandakan fleksibilitas. Namun, jika staf sering berubah-ubah pendapat, itu dianggap sebagai sikap yang plin-plan.

Ketika seorang pimpinan bekerja lambat, itu diartikan sebagai teliti. Namun, jika staf bekerja lambat, itu menunjukkan kurangnya kinerja. Jika pimpinan bekerja cepat, itu dianggap sebagai kecerdasan. Tetapi jika staf bekerja cepat, itu diartikan sebagai terburu-buru. Jika pimpinan lambat dalam pengambilan keputusan, itu menandakan hati-hati. Namun jika staf lambat dalam pengambilan keputusan, itu dianggap sebagai sikap ragu.

Jika seorang pimpinan mengambil keputusan dengan cepat, itu menunjukkan keberanian. Namun jika staf juga melakukan hal itu, itu dianggap sebagai tindakan gegabah. Jika pimpinan berani mengambil resiko, itu dianggap sebagai sikap risk-taking. Tetapi jika staf juga melakukan hal itu, itu dianggap sebagai sikap sembrono. Jika pimpinan tidak berani mengambil resiko, itu menandakan kehati-hatian. Namun jika staf juga melakukan hal itu, itu dianggap sebagai sikap yang tidak berjiwa bisnis. Jika pimpinan melanggar prosedur, itu dianggap sebagai tindakan proaktif-inovatif.

Namun jika staf melakukannya, itu dianggap sebagai pelanggaran aturan. Jika seseorang menulis seperti ini, itu menunjukkan sisi humorisnya. Namun jika staf melakukan hal yang sama, itu bisa menandakan rasa frustasi, iri terhadap karir orang lain, pemikiran negatif, provokatif, atau ketidakmampuan untuk menahan tekanan

 



Berhenti Bermimpi Mulai Bertindak

|| || || Leave a comments

"Berhenti Bercita-Cita Mulai Bertindak" sebenarnya adalah prinsip yang harus kita jadikan komitmen dalam kehidupan sehari-hari. Makna mendasar dari kalimat tersebut adalah "Berhenti bermimpi dan mulailah bertindak". Mimpi hanya merupakan "bunga tidur" yang takkan pernah menjadi kenyataan jika kita tidak segera bangun dan mengambil tindakan. Meskipun sukses dalam menghasilkan uang puluhan juta dari bisnis online, namun mimpi hanya akan membuat kita kecewa saat kita bangun dan menyadari bahwa itu hanyalah hayalan belaka. Melihat orang-orang yang telah berhasil dalam berbagai bidang, pasti mereka tidak hanya bermimpi.

Mereka menjadikan prinsip "Berhenti Bercita-Cita Mulai Bertindak" sebagai pedoman hidup mereka. Sukses bukanlah hal yang bisa diraih dengan hanya bermimpi, tetapi kita juga harus bekerja keras, tekun, sabar, dan pantang menyerah menghadapi segala rintangan. Kegagalan juga adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan yang harus kita hadapi dengan tekad dan semangat yang tinggi. Jadi, jangan sampai kegagalan membuat kita putus asa, karena itulah bagian dari proses menuju kesuksesan yang sesungguhnya.

Di dunia bisnis online, hal yang sama berlaku. Jangan berangan-angan bahwa uang akan datang dengan sendirinya tanpa usaha keras. Pendapatan dari adsense akan meningkat jika kita gigih dan bekerja keras. Pelajari teknik membuat blog yang berkualitas, kuasai pemasaran SEO, tingkatkan jumlah pengunjung blog, dan sebagainya. Pendapatan dari adsense tidak akan bertambah dengan sendirinya hanya dengan membuat blog dan berharap orang akan mengklik iklan adsense. Itu tidak mungkin, kan? Jadi, jangan biarkan blog adsense kita menganggur. Akhirnya, jika kita tidak berbuat apa-apa, pendapatan dari adsense tidak akan datang. Sangat disayangkan, bukan?

Ingatlah untuk Berhenti Bermimpi dan Mulailah Bertindak. Jadikan ini sebagai semboyan dan prinsip kita dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kesuksesan akan menghampiri kita dan menjadi kenyataan dalam hidup. Jangan biarkan impian kita hanya tinggal di dalam tidur. Salam sukses dari saya. 

 



Menyelaraskan Kehidupan di Tempat Kerja dan Asrama

|| || || Leave a comments

Menjadi karyawan baru di suatu perusahaan di luar kota memberikan pengalaman berharga. Saat beradaptasi dengan lingkungan baru, kita akan dihadapkan pada berbagai tantangan yang menantang. Misalnya, kita akan menghadapi tantangan dalam menjalankan tugas pekerjaan, menjalin hubungan baik dengan sesama karyawan, berinteraksi dengan atasan, dan menyesuaikan diri dengan berbagai hal di lingkungan perusahaan. Semua tantangan ini akan menguji kemampuan dan keterampilan kita dalam menghadapi berbagai situasi yang ada di tempat kerja.

Seorang karyawan dihadapkan pada berbagai tantangan saat tinggal di tempat baru, seperti kost atau asrama. Tantangan tersebut meliputi hubungan dengan pemilik asrama, interaksi dengan penghuni asrama lainnya, ketaatan pada peraturan asrama, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar asrama. 

Karyawan dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan di perusahaan dan di asrama. Tantangan ini termasuk berinteraksi dengan pekerjaan lapangan di sekitar asrama, berhubungan dengan masyarakat sekitar, serta menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan sekitar yang dapat berdampak pada pekerjaan di perusahaan. 

Ketika seseorang lahir, jiwa mereka bagaikan sehelai kertas putih yang belum tertulisi, siap untuk diisi dengan pengalaman-pengalaman yang akan membentuknya. Begitu pula dengan seorang karyawan yang memiliki pengetahuan dasar namun masih perlu belajar tentang lingkungan kerja dan pekerjaan yang dijalankan. Hal ini mirip dengan kertas kosong yang perlu diisi.

Dalam konteks ini, lingkungan kerja dan asrama di mana karyawan tinggal dapat berperan penting dalam membimbing dan mengembangkan karyawan. Dengan menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung, karyawan akan lebih produktif dan terhindar dari masalah kesehatan. Kolaborasi antara pemilik asrama, perusahaan, dan karyawan akan membawa dampak positif, seperti kontribusi yang baik terhadap perusahaan dan menjaga kebersihan lingkungan asrama.

Akibatnya, karyawan akan berkembang secara emosional dan profesional, memberikan kontribusi terbaik dalam pekerjaan mereka, baik di perusahaan maupun di lingkungan asrama. Dengan demikian, karyawan akan menjadi individu yang berkembang dengan baik dan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan pekerjaan dan lingkungan tempat tinggalnya.

 


MUTASI PEKERJA: APAKAH PERLU DILAKUKAN?

|| || || Leave a comments

Keharmonisan kerja adalah kunci utama dalam mencapai keselarasan dalam bekerja maupun dalam kehidupan sosial. Jika prinsip ini dilanggar, maka kepuasan kerja para karyawan akan menurun. Konsep ini sejalan dengan teori kepuasan kerja atau motivation-hygiene theory, di mana pentingnya hubungan antara individu dan pekerjaan ditekankan. Sikap karyawan terhadap organisasi sangat dipengaruhi oleh sejauh mana mereka berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Salah satu hal yang sangat berperan dalam kepuasan kerja karyawan adalah hubungan yang harmonis dengan atasan, rekan kerja, dan bawahan.

Salah satu permasalahan umum yang timbul dalam sebuah organisasi adalah kebosanan dalam bekerja. Untuk mengatasi hal ini, seringkali dilakukan rotasi atau mutasi kerja. Rotasi kerja dapat membawa perubahan dalam gaya bekerja. Namun, jika mutasi diterapkan secara paksa, maka karyawan cenderung merasa tidak senang dan tidak puas terhadap organisasi. Ketidakpuasan yang berkelanjutan ini akan membuat lingkungan kerja menjadi tidak nyaman bagi karyawan.

Persoalan mutasi kerja yang menjadi momok bagi karyawan ini adalah ketika pimpinan dua organisasi tersebut diduga melanggar hak-hak karyawan. Sebagai contoh, mutasi tugas kantor yang dilakukan tanpa persetujuan karyawan merupakan salah satu bentuk pelecehan yang dirasakan. Selain itu, terdapat kasus-kasus serius lainnya seperti keterlambatan pembayaran gaji yang membuat karyawan semakin merasa tidak dihargai. Jika masalah ini tidak segera diatasi, kemungkinan besar akan terjadi eksodus massal karyawan ke organisasi lain. Hal ini dapat mengakibatkan organisasi yang ditinggalkan mengalami kebangkrutan.

Mutasi kerja sebenarnya adalah hal yang biasa terjadi dalam suatu organisasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan karyawan terhadap pekerjaan lama dan memberikan motivasi baru untuk menghadapi tugas-tugas yang berbeda. Mutasi juga merupakan strategi bagi organisasi untuk mempersiapkan karyawan menghadapi perubahan yang terjadi. Perubahan merupakan hal yang penting, karena organisasi yang tidak mau berubah cenderung tidak akan bertahan lama. Namun, terlalu sering mengalami perubahan juga bisa menjadi tanda bahwa organisasi tersebut tidak stabil. Oleh karena itu, penting bagi pimpinan organisasi untuk menemukan keseimbangan dalam melakukan mutasi kerja agar organisasi tetap dapat berkembang dengan baik.

Apakah karyawan dapat menolak mutasi kerja? Perubahan, termasuk mutasi kerja, merupakan situasi yang tidak mudah. Sebagai individu yang bekerja di dalam sebuah organisasi, karyawan memiliki hak untuk menolak mutasi kerja. Penempatan seseorang di suatu posisi dalam organisasi tempatnya bekerja didasarkan pada berbagai faktor seperti keahlian, keterampilan, bakat, minat, harkat, martabat, hak asasi, dan perlindungan hukum. Jika faktor-faktor tersebut tidak terpenuhi, karyawan berhak menolak posisi yang ditawarkan atau mutasi yang diberikan. Hal ini diatur dalam Pasal 32 UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Namun, jika karyawan telah menandatangani Perjanjian Kerja yang menyatakan ketersediaannya untuk ditempatkan di mana saja, maka ia tidak bisa menolak mutasi kerja. Menolak mutasi berarti menolak perintah atasan dan melanggar kesepakatan bersama.

Salah satu tantangan utama dalam hal mutasi kerja adalah ketika karyawan enggan mengubah lingkungan kerjanya. Sebagai contoh, seorang karyawan yang terbiasa bekerja sebagai administrasi dengan rutinitas yang monoton pasti akan merasa tertekan jika dipindahkan ke bagian pemasaran. Kecemasan karyawan tersebut dapat dimaklumi karena saat pertama kali bergabung, pekerjaan administrasi yang dijalankan berbeda dengan tugas di bagian pemasaran. Target pencapaian dalam administrasi berbeda dengan target penjualan dalam pemasaran. Target administrasi lebih fokus pada kemampuan dan penyelesaian tugas, sementara target pemasaran berkaitan dengan peningkatan penjualan.

Posisi mana yang lebih menguras tenaga, bagian administrasi atau bagian pemasaran? Jika dilihat dari beban kerja yang sama beratnya, beban kerja pada bagian administrasi sama dengan bagian pemasaran. Perbedaan utama antara kedua posisi tersebut terletak pada kebiasaan dalam bepergian. Orang yang senang dan terbiasa bepergian cenderung lebih memilih untuk bekerja di bagian pemasaran. Terutama jika karakteristiknya mendukung untuk melakukan kegiatan pemasaran seperti mudah bergaul, masih muda, belum memiliki tanggungan keluarga, mahir dalam teknologi informasi, dan mampu bekerja secara mandiri maupun dalam tim. Sebaliknya, pada bagian administrasi, seseorang biasanya tidak sering bepergian dan cenderung menetap di satu tempat. Karyawan administrasi akan menciptakan sistem kerja yang membuat penyelesaian tugas lebih lancar karena mereka tidak sering berpindah tempat. Mereka akan mengatur meja kerjanya sesuai dengan kesenangannya untuk menciptakan zona kerja yang nyaman. Jika dipindahkan ke tempat lain, mereka akan merasa kebingungan karena harus keluar dari zona nyaman tersebut.

Untuk mengatasi penolakan karyawan terhadap mutasi, pemimpin organisasi perlu berdiskusi dengan karyawan. Pemimpin harus dapat meyakinkan karyawan bahwa mutasi merupakan hal yang diperlukan bagi kemajuan organisasi dalam menghadapi persaingan antar perusahaan. Agar mutasi tidak dianggap sebagai hal yang negatif dan karyawan merasa diabaikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak pimpinan organisasi. Pertama, mutasi kerja harus diterapkan secara merata bagi seluruh karyawan tanpa adanya pengecualian. Kedua, berikan dukungan kepada karyawan yang baru saja dimutasi dalam meningkatkan ketrampilan kerja mereka. Ketiga, tegaskan bahwa mutasi tidak berdampak pada penghasilan karyawan. Keempat, lakukan mutasi secara terjadwal dan teratur agar terhindar dari kesan bahwa mutasi dilakukan secara mendadak. Kelima, pastikan mutasi dilakukan untuk posisi yang setara. 

 



The Hijacking of Labor: Working Solely for Money?

|| || || Leave a comments

Some time ago, I met an old friend. We had a lengthy conversation, in essence about strengthening our contributions to the institution where we serve by sharing creative ideas. In the midst of our discussion, my friend made an unexpected offer. Essentially, they wanted to invite me to join the institution where they serve. In management jargon, I would be 'poached' (headhunted). Their institution is well-known, established, cares about shaping the character of the younger generation, has good management, and a reputable presence not just locally but throughout Indonesia. In fact, the latest news is that their institution has collaborated with organizations outside of Indonesia. It seems their institution has gone international.

Faced with this offer, I was left pondering. Why was I 'courted' or chosen? Aren't there other workers who are more outstanding than me? Is the institution so desperate that they want to poach me? They calmly explained that their institution had received many job applications. The applicants had qualifications and performance levels far above mine. Some of them were even senior. If that's the case, what makes me special? I suspected that they wanted to poach me simply because of our friendship or perhaps dazzled by my academic credentials. Whatever the reason, the offer from my friend left me in a dilemma - should I continue to serve in an institution with such poor management? If I were to change jobs, what would happen to the young generation that I am currently mentoring in terms of character development.

This message is addressed to organizational management, urging them to 'protect' their human resources from being 'poached' or taken by other organizations. This is important because, as Sam Walton, the founder of The Wal-Mart, who was the richest person in the world when he passed away, believed, "people are the key". Human resources are the key to organizational advancement, not just a 'screw' in a machine (organization). In other words, organizations should strive to keep turnover or employee movement low. High turnover rates indicate an unhealthy organization.

From the perspective of employees who are being targeted for 'poaching', it is not easy to switch jobs. Employees may be conflicted, weighing the rewards they will receive at a new organization against the sacrifices of leaving the current one. This decision also involves considerations of rewards and sacrifices.

In facing this dilemma, try to distance yourself so that you do not feel like a member of the prestigious organization where your friend served, and also leave the organization where you currently serve. I believe that it will be easier to assess the situation by taking a psychological perspective, such as introspection or finding internal motivation. In other words, my decision to stay or leave my current organization is truly based on personal reasons, not out of concern for the young generation being mentored, nor because my family needs more money, not due to mismanagement of the organization, and not because my colleagues desperately need me. 

The core teaching is to question what I seek to gain from working, for any organization. Is it truly money, honor, achievement, friendship, position, popularity, or simply a respected status in society that I seek from an institution? I have pondered for a long time, to answer a question that is actually simple but difficult to answer. 

If money is what I pursue, it is clear that the institution where I serve cannot (yet) provide a decent salary. I think even the institution that might poach me may not necessarily offer a high financial reward, given the unfavorable economic situation. If I truly desire a hefty financial reward, then I should switch fields and become an entrepreneur (such as an educational entrepreneur). The thought of changing fields was eventually dismissed as I felt no interest in the business field. The business field hits my weakness head-on, which is easily stressed, especially when pursued by debt collectors for unpaid bank debts.

If honor and prestige are what I chase, then I believe that it is not suitable for me. This is because I feel unsatisfied with honor and prestige. Neither are essential needs for me. Moreover, I have proven that I am not hesitant to work at the lowest level, such as a garbage collector, or a campus janitor. Even up to now, I work voluntarily for a group.

Is it true that the young generation I am mentoring in character formation is a factor that hinders me from changing institutions? Not really. This is because wherever I am, I can still mentor the young generation. Also, isn't it possible for the young generation I am currently mentoring to visit me at a new institution? So I don't have to part ways with these young people if I switch jobs to another institution.

I have pondered for a very long time on the topic of changing jobs. Finally, I found the answer to why I feel I must remain at the old institution. The answer is that I must first be free from the social debts I have received from the old institution. Becoming successful as I am now is not solely my contribution, but the old institution also plays a role. I cannot deny the contribution of this institution that has helped raise me. Therefore, I have decided to stay at the old institution, no matter what happens.

 


 

Turunkan posisi sebagai admin, tingkatkan kemampuan dalam bidang pemasaran

|| || || Leave a comments

Menjadi seorang pemasar seringkali dianggap sebagai pekerjaan yang kurang disenangi oleh banyak orang. Profesi pemasar dianggap sebagai pekerjaan yang kurang bergengsi. Karena alasan itulah, banyak yang menghindari pekerjaan ini.

Industri pemasaran merupakan dunia yang dinamis dan selalu berubah. Perubahan dalam dunia pemasaran adalah keharusan, karena dalam setiap bisnis, pemasaran merupakan ujung tombak yang harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Meskipun selalu berubah, pemasaran tidak bisa lepas dari tiga komponen utama yang selalu menyertainya; yaitu konsumen, pesaing, dan perusahaan. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh pada dunia pemasaran dan menimbulkan tantangan baru dalam profesi pemasaran saat ini. Pemasaran harus mampu melihat peluang yang ada dan peka terhadap perubahan untuk menciptakan inovasi dan terobosan baru sesuai dengan perkembangan yang ada.

Pemasaran akan selalu berhubungan dengan konsumen dan untuk menjaga hubungan tersebut, informasi menjadi hal yang sangat penting. Dunia pemasaran tidak dapat berjalan tanpa informasi, karena informasi adalah kunci kesuksesan pemasaran. Oleh karena itu, informasi mengenai keberhasilan atau kegagalan pesaing sangat diperlukan dalam dunia pemasaran.

Ironisnya, meskipun banyak orang yang tidak tertarik menjadi pemasaran, ada juga sebuah lembaga pendidikan di wilayah Sleman. Di sana, terjadi mutasi jabatan karena turunnya jumlah pengunjung. Contohnya, dari bagian keuangan dan kemahasiswaan dipindahkan ke bagian pemasaran. Mutasi dari atasan seakan menjadi teguran untuk mengundurkan diri. Hal menarik di sini adalah ketika orang-orang yang dimutasi tetap bertahan di lembaga tersebut dengan gaji yang pas-pasan.

Mereka tidak menyadari bahwa di luar sana, profesi pemasaran banyak yang mendapatkan gaji lebih tinggi. Ini terjadi karena kurangnya pengetahuan mereka tentang dunia luar, serta rasa takut terhadap pemikiran dan penilaian orang lain. Misalnya, mereka khawatir tentang menganggur, takut bahwa di usia mereka mungkin sulit mendapatkan pekerjaan di tempat lain.

Semua kekhawatiran ini dapat dihindari jika tim pemasaran saat itu bekerja dengan baik. Perubahan jabatan ini terutama disebabkan oleh kesalahan dan kurang disiplin. Seperti:

1. Tidak Memahami Kebutuhan Klien
Kesalahan umum adalah ketidakpahaman terhadap kebutuhan klien. Keberhasilan penjualan juga tergantung pada seberapa baik pengetahuan Anda tentang kebutuhan mereka. Misalnya, jika mereka membutuhkan pasta gigi, jangan memberikan sabun mandi. Penting untuk mencari informasi tentang kebutuhan klien baik dari luar maupun dari dalam perusahaan klien.

2. Selalu Menggunakan Deadline Sebagai Alasan
Alasan deadline yang mepet sering digunakan sebagai alasan ketidakberhasilan dalam menarik perhatian klien. Buatlah jadwal waktu, catatlah nama-nama klien beserta karakteristik produk/kebutuhan mereka, dan segera hubungi mereka secepat mungkin. Percayalah, dalam sehari banyak yang bisa Anda lakukan.

3. Menghindari Birokrasi yang Rumit
Tidak perlu frustrasi dan ingin menghindari orang lain. Coba cari tahu siapa yang berwenang atau pengambil keputusan di perusahaan tersebut, lalu lakukan pendekatan secara personal. Biasanya, jika Anda bisa memengaruhi mereka, Anda dapat memotong birokrasi yang rumit. Gunakan juga jaringan hubungan Anda di perusahaan tersebut.

4. Keterampilan dalam Membangun Hubungan
Keterampilan dalam membangun hubungan personal sangat penting untuk kesuksesan usaha Anda dalam menarik perhatian klien. Anda tidak perlu menjadi psikolog untuk memenangkan hati mereka. Ada beberapa sikap yang biasanya disukai oleh klien:

5. Kemampuan dalam Berjualan
Selain kemampuan dalam berjualan, ada hal-hal kecil yang sebenarnya memiliki dampak besar dalam interaksi Anda dengan klien. Hal ini berkaitan dengan sikap dan perilaku Anda.

Tampilan yang bagus

·         Dalam suasana hati yang baik
Simpanlah rasa sedih akibat patah hati di kotak sementara. Saat bertemu dengan calon klien, tunjukkanlah semangat dan antusiasme penuh. Hanya dengan emosi yang stabil, energi dan suasana hati yang positif dapat tercipta.

·         Tersenyumlah
Senyuman adalah hal yang sederhana namun memiliki dampak yang besar. Senyuman juga bisa menular kepada orang lain. Dengan senyuman, Anda dapat menciptakan suasana yang lebih akrab, meredakan ketegangan, dan kemarahan. Jika sulit mendekati klien, tunjukkanlah senyuman terbaik Anda.

·         Memanggil dengan nama
Orang lebih suka jika Anda memanggil mereka dengan nama mereka, daripada sebutan generik seperti ibu atau bapak. Anda tidak sedang berbicara dengan orang asing di tempat umum, bukan?
·         Nada dan intonasi suara
Perhatikan nada dan intonasi suara agar percakapan tidak terasa monoton. Ada kata-kata yang perlu diucapkan dengan biasa, namun ada juga yang perlu ditekankan untuk menunjukkan pentingnya maksud tersebut.

·          Tambahkan sedikit humor
Sisipkan humor di tengah-tengah pembicaraan untuk menyegarkan suasana. Namun, pastikan untuk memilih humor yang tepat agar tidak menyinggung klien. Sebaliknya, daripada sukses, mereka justru bisa kabur.

Berkembangnya asumsi tentang pemasaran tidak selalu negatif. Sebenarnya, ada banyak orang yang sukses dalam profesi pemasaran. Namun, menjadi seorang pemasar yang sukses tidaklah mudah. Diperlukan kemampuan tertentu dalam diri seseorang. Berikut adalah beberapa poin penting untuk menjadi seorang pemasar yang handal: 

Pahami perilaku konsumen Anda Sebelum Anda memasarkan produk atau jasa kepada konsumen, tentukan terlebih dahulu target pasar yang akan Anda sasar. Pastikan Anda memahami perilaku konsumen yang Anda targetkan, agar dapat mengetahui minat dan kebutuhan mereka dengan baik. 

Tingkatkan pengetahuan produk Anda Sebagai seorang pemasar, pengetahuan tentang produk yang ditawarkan sangat penting. Dengan menguasai informasi produk secara mendalam, Anda dapat meyakinkan calon konsumen dengan lebih baik. Sampaikan informasi tentang keunggulan produk, kegunaannya, kualitasnya, serta harga kepada calon konsumen untuk menarik minat mereka. 

Tetap optimis dan gigih Profesi pemasaran seringkali dihadapkan pada tantangan dan penolakan. Namun, tetaplah optimis dan pantang menyerah. Akan selalu ada hambatan dalam dunia pemasaran, tapi semangat dan antusiasme Anda dalam melayani konsumen akan menjadi kunci kesuksesan Anda sebagai seorang pemasar.

Perluas jejaring bisnis Anda dengan merambah pasar yang lebih luas. Semakin banyak koneksi yang Anda miliki, semakin besar peluang untuk menarik konsumen baru. Jangan takut untuk memperluas jaringan dan terus meningkatkan pengetahuan Anda agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.

Penting untuk memperhatikan respon dari pelanggan. Setiap tanggapan pelanggan terhadap produk atau layanan Anda dapat menjadi bahan evaluasi. Jika pelanggan puas, manfaatkan testimoni mereka untuk memperkuat reputasi produk Anda. Namun, jika ada masukan negatif, gunakan sebagai pelajaran untuk lebih baik di masa depan.

Buatlah strategi pemasaran yang menarik untuk menarik minat pelanggan. Berikan diskon, tawarkan bonus khusus, adakan undian berhadiah, atau lakukan kegiatan promosi yang melibatkan pelanggan. Semua ini akan membantu membangun loyalitas pelanggan dan meningkatkan penjualan.

Tantangan Power Marketing memfokuskan pada pelayanan terbaik bagi pelanggan. Konsep Customer Care harus menjadi prioritas dalam setiap langkah pemasaran. Power marketing menekankan pada inovasi, pelayanan yang peduli, dan kemampuan untuk bergerak mengikuti perkembangan pasar. Dengan memberikan nilai tambah bagi pelanggan, Anda dapat menciptakan hubungan jangka panjang yang didasarkan pada kepercayaan dan loyalitas. Mind share yang kuat akan menjadi heart share yang membangun hubungan emosional yang kokoh dengan pelanggan.

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam bisnis adalah biaya pemasaran yang semakin meningkat, terutama ketika ingin merambah ke pasar global. Namun, dengan memanfaatkan strategi pemasaran yang efisien, seperti transferable marketing, biaya yang dikeluarkan bisa memberikan hasil yang maksimal bahkan melebihi ekspektasi. 

Tantangan lainnya adalah membangun reputasi merek yang kuat di pasar global yang penuh persaingan. Penting bagi para pemasar untuk menciptakan budaya perusahaan yang membanggakan merek (brand minded culture) agar reputasi merek dapat terjaga. Analisis yang cermat tentang bagaimana merek dipahami oleh konsumen juga perlu dilakukan untuk menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan identitas merek. 

Tantangan terkait dengan etika pemasaran juga tidak bisa diabaikan. Konsumen saat ini dan di masa depan semakin peduli terhadap moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Keputusan pemasaran harus didasarkan pada nilai-nilai etika yang berlaku, seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Dalam situasi persaingan yang ketat dan reputasi perusahaan yang menjadi modal utama, penting bagi setiap kebijakan dan keputusan pemasaran untuk selalu mengacu pada kode etik yang telah ditetapkan. Etika pemasaran termasuk dalam hal kejujuran dalam proses pemasaran, promosi yang etis, kebijakan harga dan distribusi yang adil, riset pemasaran yang jujur, dan komitmen untuk memajukan peradaban manusia. 

 



Tidak ada perubahan yang terjadi

|| || || Leave a comments

Keengganan untuk berubah dapat terjadi pada siapa pun. Contohnya, ketika karyawan harus dipindahkan ke departemen yang dianggap tidak nyaman karena manajemen organisasi yang semakin buruk. Mereka biasanya bekerja di bagian administrasi selama bertahun-tahun, sehingga terjebak dalam zona nyaman. Kebiasaan baik dan buruk mereka terbentuk di bagian administrasi tersebut. Namun, ketika kondisi bisnis memburuk, organisasi memutuskan untuk melakukan rotasi pekerjaan. Rotasi ini bertujuan untuk memberikan motivasi baru kepada karyawan, seperti bekerja di bidang pemasaran. Tujuannya adalah agar karyawan lebih termotivasi dan produktivitas organisasi meningkat.

Namun, masalah muncul ketika karyawan tidak siap untuk beradaptasi dengan perubahan dari administrasi ke pemasaran. Mereka merasa bahwa organisasi tidak memberikan pelatihan yang cukup dan menempatkan mereka di posisi yang tidak sesuai dengan keahlian mereka. Meskipun alasan mereka mungkin benar, tulisan ini lebih menekankan pada kesulitan untuk berubah yang dialami oleh karyawan. Pesannya adalah untuk selalu siap dan merencanakan perubahan diri sendiri, daripada terpaksa berubah secara tiba-tiba karena tekanan lingkungan.

Dalam menjalani kehidupan, terutama dalam dunia kerja, perubahan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini disebabkan oleh lingkungan sekitar yang selalu berubah dengan cepat. Jika seseorang tidak mampu beradaptasi atau lambat dalam proses berubah, maka ia akan dianggap sebagai orang yang tertinggal zaman atau "tulalit". Tidak ada yang ingin menjadi "tulalit", sehingga banyak orang mengaku siap untuk berubah. Namun, pada kenyataannya, kebanyakan dari mereka hanya bersedia berubah untuk hal-hal yang sederhana, kecil, murah, dan bersifat sementara. Ketika berbicara tentang hal-hal yang bersifat prinsip, seperti cara kerja, orang cenderung enggan untuk berubah.

Ketidakmampuan orang dalam berubah menunjukkan bahwa manusia jauh berbeda dengan bunglon. Bunglon selalu siap untuk berubah sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Orang yang dianggap seperti bunglon sering dianggap sebagai orang yang tidak memiliki pendirian atau sering berubah-ubah. Di sisi lain, orang yang menolak untuk berubah dianggap konservatif. Kewaspadaan terhadap perubahan akan membantu seseorang untuk tetap tenang saat terjadi perubahan mendadak dari luar (seperti likuidasi perusahaan tempat ia bekerja). Orang yang memiliki wawasan luas biasanya akan merencanakan perubahan untuk dirinya sendiri jauh sebelum orang lain melakukannya. Mereka bisa membayangkan kemungkinan masalah di masa depan dan mulai menyiapkan solusinya sekarang juga.

Bagaimana cara menjelaskan ketidakinginan seseorang untuk berubah? Proses pembelajaran ulang ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama daripada saat pertama kali mempelajarinya (Coch & French Jr., 1960). Hal ini menunjukkan bahwa seseorang enggan berubah dan proses belajar ulang yang lambat lebih disebabkan oleh kurangnya motivasi daripada ketrampilan. Motivasi merupakan faktor utama, sementara ketrampilan hanya faktor tambahan dalam proses belajar kembali yang efektif.

Sebagai contoh, ketika seseorang pertama kali menggunakan komputer, waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih sedikit daripada saat ia mencoba menggunakan program komputer baru. Saat menggunakan program baru, seseorang seringkali membandingkan fitur-fitur di antara program baru dan yang lama. Jika ia merasa terdesak oleh waktu untuk menyelesaikan tugas dengan program komputer, ia cenderung memilih untuk tetap menggunakan program lama. Alasannya adalah ia merasa belum terlalu mahir dengan program baru sementara ada tugas yang mendesak untuk diselesaikan. Karena belum merasa terdesak, ia lebih memilih untuk tetap dalam zona nyaman tanpa mengambil risiko.

Namun, jika tugas tersebut hanya bisa diselesaikan dengan program baru dan tidak ada alternatif lain, seseorang akan merasa terpojok dan tidak bisa menghindar lagi. Pada titik ini, ia akan terdorong untuk belajar program baru dengan cepat. Fenomena ini menggambarkan bahwa seseorang cenderung berubah ketika sudah tidak memiliki pilihan lain.

Apa saja hambatan individu untuk berubah? Zaltman dan Duncan (dalam Moorhead & Griffin, 1995) menjelaskan bahwa ada enam faktor internal seseorang yang telah menjadi penghambat baginya untuk berubah. Berikut adalah penjelasan tentang enam faktor tersebut dan diikuti dengan ilustrasi kasus perubahan posisi kerja dari bagian administrasi ke bagian marketing.

1. Kebiasaan. Melakukan tugas dengan cara yang sudah terbiasa membuat pekerjaan terasa lebih mudah. Berubah ke cara baru justru akan membuat tugas terasa lebih sulit. Karyawan administrasi yang sudah terbiasa dengan ritme kerja lambat akan kesulitan beradaptasi dengan ritme kerja cepat yang diperlukan dalam bagian marketing. Perubahan kebiasaan ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dan membuat karyawan menolak untuk berubah.

2. Keamanan. Karyawan cenderung merasa nyaman dan aman dengan melakukan pekerjaan sesuai cara lama, meskipun lingkungan sekitarnya telah berubah. Karyawan marketing lebih rentan terhadap perubahan karena target yang harus dipenuhi lebih tinggi daripada karyawan administrasi. Hal ini membuat karyawan administrasi merasa lebih aman dalam pekerjaannya sehingga menolak perubahan.

3. Faktor ekonomi. Perubahan posisi kerja dapat mengancam sumber penghasilan seseorang, terutama jika spesialisasi yang dimiliki sudah tidak relevan lagi. Misalnya, seorang spesialis servis mesin ketik yang dipindahkan ke bagian marketing yang menggunakan komputer canggih. Hal ini membuat individu merasa kebingungan dan takut kehilangan pekerjaan.

4. Ketakutan pada yang tidak dikenal. Perubahan mengharuskan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan baru, yang bisa menimbulkan ketakutan akan penolakan atau kritik. Hal ini membuat individu enggan untuk berubah karena takut menghadapi hal-hal yang belum pernah dia alami sebelumnya.

5. Kelengahan. Keterbatasan dalam mencari informasi atau kurangnya perhatian terhadap perubahan dapat membuat individu merasa tidak perlu berubah. Mereka cenderung menyalahkan organisasi atau pihak lain daripada melihat kekurangan dalam diri sendiri.

Fenomena self-serving bias mendorong individu untuk terus menyalahkan orang lain dan merasa tidak perlu berubah. Padahal, perubahan yang seharusnya dilakukan harus melibatkan upaya dari individu dan organisasi. Menyadari hambatan-hambatan tersebut dapat membantu individu untuk lebih terbuka terhadap perubahan dan memperbaiki diri.

Faktor sosial seringkali menjadi hambatan bagi seseorang untuk melakukan perubahan. Takut akan pendapat orang lain membuat mereka enggan untuk melangkah ke arah yang berbeda. Hal ini terutama terjadi pada karyawan administrasi yang dipindahkan ke posisi marketing tanpa persetujuan mereka. Mereka merasa terjebak dalam situasi yang tidak nyaman dan di luar zona aman mereka.

Dalam kondisi seperti itu, adanya persamaan nasib membuat mereka cenderung bersatu dan menolak berubah. Mereka merasa bahwa organisasi telah bertindak sewenang-wenang dan hal ini menimbulkan rasa tidak adil. Sehingga, mereka lebih memilih untuk menentang kebijakan yang diberlakukan. Jika ada individu yang berusaha untuk beradaptasi dengan situasi baru, seperti belajar program baru atau menjadi karyawan marketing, ia akan dihadapi dengan cemoohan, ejekan, bahkan kemungkinan dijauhi oleh rekan kerjanya.

Namun, dalam menghadapi situasi yang tidak nyaman tersebut, karyawan administrasi memiliki dua pilihan. Mereka dapat melihatnya sebagai peluang untuk berkembang atau sebagai bencana yang mengancam. Jika mereka memilih untuk melihatnya sebagai peluang, mereka akan belajar untuk beradaptasi dengan perubahan dan menghadapi tantangan dengan sikap yang positif. Tetapi jika mereka melihatnya sebagai bencana, mereka akan terus menyalahkan manajemen dan berperilaku merusak terhadap organisasi. Semoga mereka tidak memilih jalur yang terakhir.