Syarat Pengucapan Syahadat

|| || || Leave a comments

Setiap ibadah memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar ibadah tersebut sah. Sebelum seseorang melaksanakan sholat, dia harus berwudhu terlebih dahulu karena kesucian adalah syarat sah sholat. Begitu juga dengan ibadah lain seperti haji, puasa, dan zakat, semuanya memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Hal-hal yang harus dipenuhi sebelum melakukan sesuatu disebut sebagai syarat. Termasuk ketika seseorang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah, syahadat adalah puncak keimanan dan rukun Islam yang paling utama. Ada delapan syarat yang harus dipenuhi agar kalimat Laa Ilaaha Illallah dianggap sah.

Pertama, ilmu. Sebuah pengakuan tidak sah tanpa ilmu. Oleh karena itu, kita harus mengerti makna dari kalimat syahadat tersebut sebelum mengucapkannya. Allah berfirman bahwa hanya orang yang mengakui tauhid yang dapat memberi syafa'at. Nabi juga menyatakan bahwa orang yang meninggal dalam keadaan mengerti Laa Ilaaha Illallah pasti masuk surga.

Kedua, yakin. Yakin adalah ketiadaan keraguan akan kebenaran maknanya sehingga tidak mudah terbawa oleh cobaan. Allah berfirman bahwa orang-orang yang beriman adalah yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa ragu-ragu.

Nabi Muhammad shallAllahu 'alaihi wa sallam pernah menyampaikan, "Siapapun yang kau temui dari balik tembok ini bersaksi Laa Ilaaha IllAllah dengan keyakinan yang tulus, beritahukanlah kepadanya bahwa dia akan masuk surga." (HR. Muslim)

Allah mengisahkan tentang sikap kaum kafir Quraisy yang menolak dakwah Nabi Muhammad dalam firman-Nya, "Mereka dulu merasa sombong ketika diserukan Laa ilaaha IllAllah (Tiada Tuhan selain Allah), dan mereka berkata, 'Apakah kami harus meninggalkan para tuhan kami hanya karena seorang penyair gila?'" (As Shoffat: 35-36)

Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Itulah perilaku kafir yang tidak mau menerima kebenaran kalimat Laa ilaaha IllAllah. Seharusnya hanya Allah yang kita sembah dan kita ibadahi.

Menunduk artinya kita melaksanakan konsekuensi dari keyakinan kita dengan tulus. Allah berfirman, "Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sambil berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang pada tali yang kuat. Dan segala urusan hanya kepada Allah." (Luqman: 22)

Nabi juga menyampaikan, "Iman seseorang tidak akan sempurna sampai hawa nafsunya patuh pada ajaranku." (HR. Thabrani)

Jujur
Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan kita bahwa iman seseorang tidak akan dianggap sepenuhnya tanpa diuji. Allah mengetahui siapa yang jujur dan siapa yang tidak. Rasulullah juga mengajarkan bahwa ketika seseorang bersaksi dengan ikhlas, neraka akan diharamkan baginya. Kejujuran adalah kunci penting dalam menyatakan iman, seperti yang dicontohkan oleh orang munafik yang syahadatnya ditolak karena tidak jujur.

Ikhlas
Ikhlas berarti melakukan segala sesuatu hanya untuk mencari ridha Allah, tanpa mengharapkan balasan dari siapapun selain-Nya. Allah menunjukkan bahwa agama yang benar adalah agama yang dikerjakan dengan ikhlas. Rasulullah juga mengajarkan bahwa Allah melarang neraka menyentuh orang yang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha IllAllah semata-mata karena mencari keridhaan-Nya.

Cinta
Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman sangat mencintai-Nya, sedangkan orang-orang yang menyekutukan-Nya mencintai berhala mereka sebagaimana mereka mencintai Allah. Rasulullah mengajarkan bahwa tiga hal yang akan membuat seseorang merasakan kelezatan iman adalah mencintai Allah dan rasul-Nya di atas segalanya, mencintai sesama mukmin karena Allah, dan membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana benci terhadap api neraka.

Mengingkari segala bentuk penyembahan kepada selain Allah merupakan hal yang sangat penting dalam ajaran Islam. Allah SWT telah menyatakan dalam Al-Qur'an, "Tidak ada paksaan dalam agama. Telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Barangsiapa yang menolak thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang kokoh yang tidak akan putus." (QS. Al-Baqarah: 256)

Rasulullah SAW juga pernah bersabda, "Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan menolak penyembahan selain Allah, maka haram harta dan darahnya, dan hisabnya adalah urusan Allah." (HR. Muslim)

Penting untuk diingat, bahwa menyebutkan syahadat hanya sebagai kata-kata belaka tanpa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari tidak akan memberikan manfaat apapun. Kita perlu mengevaluasi kembali keyakinan kita dalam menyatakan Laa Ilaaha Illallah. Sudahkah kita memenuhi delapan syarat dalam syahadat tersebut? Jika belum, masih ada waktu untuk memperbaiki diri. Semoga kita bisa bertemu dengan Allah dalam keadaan beriman sepenuhnya, dan bukan sebagai orang yang musyrik. Wal 'iyyadzu billah.

/[ 0 comments Untuk Artikel Syarat Pengucapan Syahadat]\

Posting Komentar