Imam Muslim seorang penulis yang terkenal karena karyanya dalam menyusun buku hadist

|| || || Leave a komentar

Salah satu penulis hadist terkenal yang patut disebutkan adalah Imam Muslim. Karya-karya beliau sangat dihargai dan dijadikan rujukan oleh para ulama dalam bidang fiqh. Imam Muslim lahir di Naisabur pada tahun 202 H atau 817 M. Nama lengkap beliau adalah Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi.

Keinginan dan minat Imam Muslim terhadap ilmu hadist memang luar biasa. Sejak usia muda, beliau telah fokus belajar hadist. Pada usia di bawah lima belas tahun, yaitu pada tahun 218 H, beliau mulai menekuni hadist. Keberuntungan seolah berpihak padanya dengan bakat alami dalam berpikir tajam dan daya ingat yang kuat. Bahkan, saat masih berusia sepuluh tahun, Imam Muslim aktif belajar dari seorang ahli hadist terkemuka, yaitu Imam Ad Dakhili.

Tidak hanya dari Ad Dakhili, Imam Muslim juga senang bertanya kepada berbagai ulama di berbagai tempat. Petualangan menjadi kebiasaan bagi dirinya dalam mencari kebenaran dan urutan sanad hadist. Beliau sering melakukan perjalanan ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir, dan negara-negara lainnya. Selama perjalanan itu, Imam Muslim bertemu dan belajar dari ulama-ulama terkenal, seperti Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih di Khurasan; Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan di Ray; Ahmad bin Hanbal dan Abdullah bin Maslamah di Irak; Sa’id bin Mansur dan Abu Mas ‘Abuzar di Hijaz; serta ‘Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya di Mesir, dan banyak ulama lainnya di bidang hadist.

Bagi Imam Muslim, Baghdad memiliki makna yang istimewa. Dia sering mengunjungi kota ini untuk belajar dari para ulama ahli hadist. Kunjungannya terakhir dilakukan pada tahun 259 H. Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, Imam Muslim kerap bertukar pikiran dan belajar darinya. Meskipun Imam Bukhari lebih senior dan lebih mahir dalam ilmu hadits, Imam Muslim tetap mengakui beliau sebagai gurunya.

Imam Muslim tidak mencantumkan hadits-hadits yang dia terima dari Az Zihli dalam kitab shahihnya, meskipun Az Zihli adalah salah satu gurunya. Hal yang sama juga dia lakukan terhadap hadist-hadist yang diterima dari Bukhari. Bagi Imam Muslim, tidak ada pilihan selain untuk tidak menyertakan hadist-hadist tersebut dalam Kitab Shahihnya. Namun, dia tetap menghormati mereka sebagai gurunya.

Imam Muslim diakui sebagai salah satu ahli hadist terbaik setelah Imam Bukhari. Menurut ulama besar Abu Quraisy Al Hafizh, di dunia ini hanya ada empat orang yang benar-benar ahli dalam bidang hadist, dan salah satunya adalah Imam Muslim. Reputasinya mengikuti jejak gurunya, Imam Bukhari.

Imam Muslim memiliki peran monumental dalam ilmu hadist Islam, sejajar dengan Imam Bukhari. Prestasinya dan karya ilmiahnya yang luar biasa dalam bidang hadits menjadi rujukan penting dalam ajaran Islam. Kitab hadist shahih karya Bukhari dan Muslim sangat berperan dalam standarisasi akidah, syariah, dan tasawwuf dalam dunia Islam.

Imam Muslim sangat menghormati kota Baghdad sebagai tempat istimewa baginya. Dia sering pergi ke sana untuk belajar dari para ulama ahli hadist. Kunjungannya terakhir dilakukan pada tahun 259 H. Saat Imam Bukhari datang ke Naisabur, Imam Muslim senantiasa memperoleh ilmu dan berdiskusi dengannya. Meskipun Imam Bukhari lebih senior dan lebih ahli dalam ilmu hadist, Imam Muslim tetap menganggapnya sebagai gurunya.

Imam Muslim tidak termasuk hadist-hadist yang ia terima dari Az Zihli dalam kitab shahihnya, meskipun Az Zihli adalah salah satu gurunya. Hal yang sama juga berlaku untuk hadist-hadist yang diterima dari Bukhari. Imam Muslim merasa tidak memasukkan hadits-hadits tersebut dalam Kitab Shahihnya adalah satu-satunya pilihan yang tepat. Namun, dia selalu menghormati mereka sebagai gurunya.

Imam Muslim diakui sebagai salah satu pakar hadist terbaik setelah Imam Bukhari. Menurut Abu Quraisy Al Hafizh, hanya ada empat orang di dunia yang benar-benar ahli dalam bidang hadist, dan salah satunya adalah Imam Muslim. Reputasinya mengikuti jejak gurunya, Imam Bukhari.

Imam Muslim memiliki peran yang sangat besar dalam ilmu hadits Islam, sejajar dengan Imam Bukhari. Karya dan prestasinya yang luar biasa dalam bidang hadist menjadi acuan penting dalam ajaran Islam. Kitab hadits shahih karya Bukhari dan Muslim sangat berperan dalam standarisasi akidah, syariah, dan tasawwuf dalam dunia Islam.

Karya-karya yang dihimpun oleh Imam Muslim meliputi berbagai judul seperti Al-Asma' wal-Kuna, Irfadus Syamiyyin, Al-Arqaam, Al-Intifa bi Juludis Siba', Auhamul Muhadditsin, At-Tarikh, At-Tamyiz, Al-Jami', Hadits Amr bin Syu'aib, Rijalul 'Urwah, Sawalatuh Ahmad bin Hanbal, Thabaqat, Al-I'lal, Al-Mukhadhramin, Al-Musnad al-Kabir, Masyayikh ats-Tsawri, Masyayikh Syu'bah, Masyayikh Malik, Al-Wuhdan, dan As-Shahih al-Masnad.

Beberapa karya Imam Muslim seperti kitab nomor 6, 20, dan 21 sudah dicetak, sementara kitab nomor 1, 11, dan 13 masih berupa manuskrip. Karya monumentalnya adalah Shahih yang sebenarnya berjudul Al-Musnad as-Shahih, al-Mukhtashar minas Sunan, bin-Naqli al-'Adl 'anil 'Adl 'an Rasulillah.

Imam Muslim wafat pada Ahad sore, tanggal 24 Rajab 261 H. Semoga Allah SWT merahmatinya, mengampuni segala kesalahannya, dan mengangkatnya ke dalam golongan orang-orang yang sholeh. Amiin.

/[ 0 komentar Untuk Artikel Imam Muslim seorang penulis yang terkenal karena karyanya dalam menyusun buku hadist]\

Posting Komentar