Nabi Muhammad saw adalah figur yang luar biasa yang akan terus diingat sampai akhir zaman. Meskipun beliau sudah tiada, namun mayoritas penduduk dunia ini masih berpegang teguh pada ajaran islam yang beliau sampaikan. Sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad saw mencerminkan ajaran Al Quranul Karim. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Allah menyatakan bahwa beliau adalah contoh teladan yang baik.
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ۬ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا (٢١)
"Benar-benar telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik bagi siapa pun yang mengharapkan rahmat Allah, percaya pada hari kiamat, dan banyak menyebut nama Allah." (Surah Al Ahzab: 21)
Akhlak yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw merupakan cerminan dari ajaran Al Quran, sehingga membuat beliau menjadi figur yang paling disukai dan dihormati oleh banyak orang di seluruh dunia. Pada usia 20 tahun, Nabi Muhammad saw mendirikan Hilful-Fudul, sebuah lembaga yang bertujuan membantu orang miskin dan terpinggirkan. Saat itu, situasi di Mekah sedang tidak stabil karena pertikaian antara suku Quraisy dan suku Hawazin. Melalui Hilful-Fudul, kepemimpinan Nabi Muhammad saw mulai terlihat. Melalui keterlibatannya dalam lembaga tersebut, Nabi Muhammad saw tidak hanya membantu pamannya dalam berdagang, tetapi juga mendapatkan reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Kejujuran Nabi Muhammad saw menyebar dengan cepat dan membantu memperluas jaringan dagangnya. Karena kejujurannya inilah, Nabi Muhammad saw dijuluki Al Amin, yang berarti orang yang bisa dipercaya.
Nabi Muhammad SAW selain terkenal dengan kejujurannya, juga dikenal karena keadilan dan kasih sayang yang tinggi. Ini terlihat dalam perjalanan perjuangan Islam beliau. Salah satu contoh keadilan beliau terlihat dalam sejarah perbaikan Ka'bah yang rusak akibat banjir. Ketika bangunan Ka'bah rusak, penduduk Mekah bersatu untuk memperbaikinya. Namun, ketika sampai pada pengangkatan Hajar Aswad, terjadi perselisihan. Setiap suku ingin mendapat kehormatan untuk melakukan tugas tersebut. Akhirnya, mereka sepakat untuk menyerahkan putusan pada orang pertama yang memasuki pintu Shafa. Tak lama kemudian, Nabi Muhammad SAW muncul dari sana. Melihat beliau, mereka semua berseru, "Dia adalah al-Amin, orang yang terpercaya. Kami akan menerima keputusannya tanpa ragu."
Ketika sampai di tempat tersebut, mereka menceritakan konflik yang sedang mereka hadapi. Setelah memahami sengketa mereka, Nabi Muhammad SAW kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan bijaksana. Beliau membuka sorban di atas tanah dan menempatkan Hajar Aswad di tengah-tengah, lalu meminta kepala suku untuk memegang tepi sorban dan mengangkatnya bersama-sama. Ketika Hajar Aswad mencapai ketinggian yang diinginkan, Nabi Muhammad SAW meletakkan batu itu kembali ke tempat semula. Dengan demikian, konflik di antara suku-suku tersebut terselesaikan dan mereka puas dengan penyelesaian yang sangat bijaksana.
Ini adalah contoh akhlak yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw sebagai teladan yang baik. Sebuah akhlak yang merupakan implementasi dari ajaran Al Quran. Oleh karena itu, sebagai umat muslim, seharusnya kita menjadikan beliau sebagai teladan tunggal dalam kehidupan kita.
Posting Komentar