Pengasuh Membimbing Dan Mendidik Muhammad SAW

|| || || Leave a komentar

Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terhormat. Beliau merupakan penutup dari para nabi dan rasul. Nabi Muhammad SAW membawa risalah yang sempurna dari Allah SWT. Sejak zaman dahulu hingga sekarang, beliau menjadi teladan bagi setiap individu di seluruh dunia, terutama umat Muslim.

Kisah-kisah tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW sering dijadikan contoh dalam kehidupan umat Islam. Setiap peristiwa dalam kehidupannya yang penuh kemuliaan telah menjadi cerita yang tetap hidup dari generasi ke generasi. Kehidupan dan perjuangan Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu cerita yang paling terkenal dalam dunia Islam. Beliau dilahirkan di tengah keluarga suku Quraisy, dengan kakeknya, Abdul Muthalib, yang dipercayakan untuk mengelola sumur zam-zam, sumber air yang sangat berharga bagi penduduk dan pemimpin di Kota Makkah.

Ketika memasuki usia tua, Abdul Muthalib menikahkan putranya, Abdullah bin Abdul Muthalib dengan Aminah Binti Wahb. Tak lama kemudian, Aminah hamil. Pada saat itu, Abdullah harus pergi berdagang ke Suria. Selama perjalanan yang cukup panjang itu, Abdullah juga mengunjungi keluarganya di Madinah. Saat berada di kota itu, Abdullah jatuh sakit. Tak lama kemudian, Abdullah meninggal dan dimakamkan di Madinah.

Sementara itu, Aminah melahirkan seorang anak laki-laki. Abdul Muthalib memberi nama pada anak itu, yaitu Muhammad. Nama Muhammad tidak biasa bagi suku Quraisy.

Tujuh hari setelah kelahiran Muhammad, kakeknya, Abdul Muthalib menyembelih seekor unta dan mengundang masyarakat untuk makan bersama. Hal ini juga sebagai cara untuk mengumumkan pemberian nama Muhammad pada cucunya. Banyak orang Quraisy terkejut dengan nama tersebut. Mereka heran mengapa tidak menggunakan nama nenek moyang mereka, melainkan memberikan nama Muhammad. Dengan tenang, Abdul Muthalib menjelaskan, "Aku memberi nama Muhammad dengan harapan ia menjadi orang yang terpuji oleh Tuhan dan makhluk-Nya".

Sudah menjadi kebiasaan pada masa itu bagi bangsa Arab untuk menitipkan bayi-bayi mereka kepada orang lain untuk disusui. Hal yang sama juga dialami oleh Muhammad, dimana dia disusui oleh seorang budak perempuan pamannya bernama Thuwaiba, bersama dengan bayi lain yang bernama Hamzah.

Tidak lama kemudian, beberapa wanita dari keluarga Sa'd datang untuk menyusui bayi. Muhammad kemudian diambil oleh Halimah binti Abi-Dhua'ib untuk disusui. Dibawa oleh Halimah ke daerah pedalaman tempat tinggal keluarga Sa'd, Muhammad dibesarkan dengan penuh kasih sayang.

Keajaiban dan berkah dari Allah juga dirasakan oleh keluarga Halimah. Ternak yang mereka pelihara tumbuh dengan pesat setelah menyusui Muhammad. Selama dua tahun, Halimah dengan penuh cinta menyusui Muhammad. Selain disusui oleh Halimah, Muhammad juga diasuh oleh putri Halimah, yaitu Syaima'. Muhammad berkembang dengan cepat dan sehat di udara Sahara yang cocok baginya.

Setelah disapih, Halimah mengantarkan Muhammad kembali kepada ibunya, Aminah. Namun karena Makkah sedang dilanda wabah penyakit, Aminah meminta Halimah untuk merawat Muhammad hingga berusia lima tahun.

Setelah kembali ke Makkah, Muhammad diasuh oleh ibu dan kakeknya. Suatu hari, saat genap berusia enam tahun, Aminah membawa Muhammad ke Madinah untuk dikenalkan pada keluarganya dan mengunjungi makam ayahnya, Abdullah. Dalam perjalanan itu, Aminah dan Muhammad didampingi oleh Ummu Aiman, seorang budak perempuan warisan ayahnya.

Setelah tinggal sebulan di Madinah, Aminah dan Muhammad bersiap untuk pulang ke Makkah. Namun, di tengah perjalanan ketika sampai di desa Abwa, Aminah jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia, dimakamkan di sana. Muhammad, dalam usia enam tahun, kini menjadi yatim piatu.

Setelah kepergian ibunya, Muhammad dijaga oleh Abdul Muthalib, kakeknya. Namun kebahagiaan Muhammad dengan sang kakek tidak berlangsung lama. Hanya dua tahun setelah diasuh oleh kakeknya, Muhammad harus menerima kenyataan bahwa Abdul Muthalib telah meninggal dunia.

Setelah kehilangan sang kakek, Muhammad diurus dan dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib merawat Muhammad sampai dewasa, bahkan ketika dia dipilih oleh Allah sebagai nabi dan rasul. Namun, ketika masa kenabian tiba, Abu Thalib dan Khadijah, istri Nabi Muhammad, meninggal hampir bersamaan. Dari sinilah Nabi Muhammad ditinggalkan oleh orang-orang yang telah merawatnya dengan penuh kasih sayang.

/[ 0 komentar Untuk Artikel Pengasuh Membimbing Dan Mendidik Muhammad SAW ]\

Posting Komentar