Jawaban Allah

|| || || Leave a komentar

عن أبي رقية تميم بن أوس الداري رضي الله عنه, أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ» قلنا: لمن؟ قال: «لله, ولكتابه, ولرسوله, لأئمة المسلمين وعامتهم». رواه مسلم

Dalam riwayat dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyatakan, "Agama itu adalah nasihat." Ketika ditanya kepada beliau, "Nasihat itu untuk siapa (haknya)?" Beliau menjawab, "Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin, dan seluruh rakyatnya (kaum muslimin)." (HR. Muslim).

 

Agama adalah sumber nasihat, demikianlah kutipan dari hadits Rasulullah saw di atas. Itulah betapa pentingnya agama Islam dalam kehidupan kita. Dalam ajaran Islam, terdapat begitu banyak nasihat yang dapat kita petik. Islam mengajarkan umatnya untuk belajar dari alam dan segala isinya, dari sesama manusia, hewan, tumbuhan, bahkan benda mati. Tidak ada yang tidak dapat memberi nasihat jika kita melihatnya dengan perspektif Islam. Selain itu, Islam juga memberikan petunjuk melalui Al Quran dan Hadits. Sejarah dan bukti-bukti juga dijadikan sebagai pelajaran, agar kita menjadi hamba Allah yang taat dan terhindar dari godaan setan.

Salah satu cara Islam menyampaikan nasihatnya adalah melalui kisah-kisah islami yang terdapat dalam Al Quran dan Hadits, yang mengisahkan perjalanan dan perkembangan Islam sejak zaman dahulu hingga kini. Salah satu kisah yang dapat dijadikan teladan adalah ketika Nabi Adam dan Iblis saling bertanya kepada Allah SWT.

Nabi Adam bertanya kepada Allah, "Ya Allah, Engkau benar-benar menguasai segalanya, aku tak bisa menolaknya tanpa pertolongan-Mu." Allah menjawab, "Aku akan memberikan anak kepada mereka dan mempercayakannya kepada malaikat yang menjaganya." Nabi Adam meminta tambahan kebaikan, dan Allah berjanji memberikannya sepuluh kali lipat. Adam terus meminta, dan Allah menjanjikan untuk tidak mencabut taubat selama nyawa mereka masih ada. Adam meminta lagi, dan Allah berkata bahwa Dia akan mengampuni mereka tanpa batas. Akhirnya, Adam berkata, "Cukuplah untukku." Kemudian Iblis bertanya kepada Allah, "Siapakah utusan-utusanku?" Allah menjawab, "Mereka adalah tukang-tukang nujum." Iblis bertanya lagi tentang kitabnya, dan Allah menjawab bahwa kitabnya adalah tahi lalat buatan. Iblis juga bertanya tentang haditsnya, dan Allah menjawab bahwa itu adalah kata-kata dusta. Iblis bertanya tentang qurannya, dan Allah menjawab bahwa itu adalah nyanyian. Iblis juga bertanya tentang muazzinnya, dan Allah menjawab, "Seruling." Iblis bertanya tentang masjidnya, dan Allah menjawab bahwa masjidnya adalah pasar. Iblis juga bertanya tentang rumahnya, dan Allah menjawab bahwa rumahnya adalah bilik air tempat permandian. Terakhir, Iblis bertanya tentang makanan dan minumannya, dan Allah menjawab bahwa makanan dan minumannya adalah hal-hal yang tidak disebut nama-Nya serta segala sesuatu yang memabukkan. Iblis juga bertanya tentang perangkapnya, dan Allah menjawab, "Perempuan."

Kisah di atas sebenarnya terlihat sederhana, namun menyimpan nilai nasihat yang sangat besar. Dalam kisah tersebut, kita belajar tentang kesenangan yang sejatinya milik iblis, namun banyak manusia yang terjebak dan turut menikmati kesenangan tersebut. Semoga dengan memahami jawaban Allah swt atas pertanyaan Nabi Adam as dan Iblis, kita bisa menjadi manusia yang lebih berhati-hati dalam setiap langkahnya, sehingga terhindar dari perangkap iblis. Amin.

/[ 0 komentar Untuk Artikel Jawaban Allah]\

Posting Komentar