Lingkungan hidup kita semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Beberapa indikatornya adalah peningkatan polusi udara yang sangat terasa, terutama di daerah perkotaan. Para pengendara sepeda motor kini hampir selalu menggunakan masker untuk melindungi diri dari udara yang tercemar. Suhu udara juga sudah mencapai 35 derajat Celcius, melebihi suhu normal untuk daerah tropis. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan suhu udara sebesar 7 derajat Celcius akibat polusi udara yang semakin parah.
Pencemaran air juga semakin mengkhawatirkan, terutama karena bisnis cuci baju yang tidak bertanggung jawab dalam menangani limbahnya. Air sungai sudah tercemar oleh air sabun, besi, dan mangan akibat limbah cucian yang langsung dibuang ke sungai. Selain itu, banyak sumur warga juga tercemar oleh bakteri e-coli. Para pengusaha tampaknya lebih memprioritaskan keuntungan finansial tanpa memikirkan dampaknya bagi lingkungan.
Pencemaran tanah juga menjadi masalah serius, seperti yang terjadi akibat proyek Pelabuhan yang membuat lahan garapan masyarakat menjadi tidak layak untuk ditanami. Bencana alam pun semakin sering terjadi, seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi, dan lainnya. Semua ini menunjukkan bahwa kita harus segera bertindak untuk menjaga lingkungan hidup kita agar tidak semakin memburuk.
Rendahnya kualitas lingkungan hidup dapat terlihat dari berbagai indikator seperti tingginya angka kemacetan lalu lintas, kepadatan penduduk, desain rumah yang tidak nyaman, dan kerapuhan lingkungan tempat tinggal. Penyebab kualitas tempat tinggal yang semakin menurun salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tak terkendali. Di masa lalu, program Keluarga Berencana berhasil diterapkan dan hampir setiap orangtua merasa malu jika memiliki lebih dari dua anak. Namun, saat ini memiliki tiga anak sudah dianggap hal yang wajar. Dampak dari pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali antara lain adalah tingginya angka pengangguran, tingkat kemiskinan yang tinggi, serta peningkatan angka kejahatan. Kehidupan pun menjadi semakin tidak nyaman ketika para pemimpin tidak lagi menjadi teladan karena perilaku yang tidak pantas.
Melihat kondisi lingkungan hidup yang semakin memburuk, muncul pertanyaan mengenai pentingnya peduli terhadap lingkungan. Mengapa kita, bukan mereka (para pelaku polusi), yang harus peduli terhadap lingkungan? Apa yang seharusnya dilakukan? Apakah cukup dengan menanam pohon saja? Kapan sebaiknya kita mulai peduli terhadap lingkungan? Apakah kita memang tidak memiliki cukup uang untuk melindungi lingkungan hidup?
Semua pertanyaan ini pada dasarnya mencerminkan komitmen kita terhadap pelestarian lingkungan hidup. Pertanyaan-pertanyaan ini relevan dengan psikologi lingkungan karena persoalan lingkungan hidup pada dasarnya berasal dari perilaku, sikap, dan persepsi manusia terhadap lingkungan. Jika persepsi dan sikap manusia terhadap lingkungannya buruk, maka perilaku yang muncul juga akan buruk. Oleh karena itu, jika kita ingin menjaga lingkungan hidup dengan lebih baik, kita harus mengubah perilaku, sikap, dan persepsi kita terlebih dahulu. Perubahan ini harus dimulai dari diri sendiri. Setelah kita mampu menjadi contoh tentang peduli lingkungan, barulah kita bisa mengajak orang lain untuk ikut peduli terhadap lingkungan.
Oleh karena kepedulian terhadap lingkungan hidup sangat erat kaitannya dengan psikologi lingkungan, maka penting bagi kita untuk memahami apa sebenarnya psikologi lingkungan. Konsep psikologi lingkungan pertama kali muncul dari kolaborasi antara para arsitek dan ilmuwan perilaku pada tahun 1950-an. Mereka bekerja sama untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya kokoh dan indah secara fisik, tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan psikologis dan perilaku para penghuninya. Misalnya, seorang perancang busana membutuhkan ruang kerja yang membangkitkan kreativitas, yang dapat dicapai melalui penataan ruangan yang nyaman dan hening.
Pengetahuan tentang pengaruh desain bangunan rumah sakit terhadap kesembuhan pasien juga sangat penting. Warna-warna netral seperti abu-abu muda dapat menciptakan suasana yang menenangkan, stabil, dan nyaman bagi pasien, serta mempercepat proses kesembuhan mereka.
Jika psikologi dapat membantu meningkatkan kesadaran akan lingkungan dan membuat lingkungan menjadi lebih baik, maka apa sebenarnya definisi psikologi lingkungan itu? Pengertian psikologi lingkungan sangat luas dan sulit untuk dipersatukan. Oleh karena itu, ada ungkapan yang sederhana namun sesuai, yaitu psikologi lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh para ahli di bidang tersebut. Namun, untuk memberikan definisi yang lebih jelas, psikologi lingkungan dapat dijelaskan sebagai studi mengenai hubungan timbal balik antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik, baik itu alam maupun buatan.
Untuk memahami psikologi lingkungan, penting untuk memahami beberapa karakteristiknya. Karakteristik pertama adalah bahwa psikologi lingkungan melibatkan interaksi antara unsur-unsur lingkungan, situasi individu, dan perilaku. Ini dijelaskan dalam rumus B = f (P, E), di mana B merupakan perilaku, P adalah karakteristik personal, dan E adalah lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh karakteristik personal dan situasi sosial. Selain itu, setiap perilaku individu memiliki tujuan yang akan mengarahkannya. Motif adalah dorongan bagi individu untuk mencapai tujuan tersebut.
Karakteristik kedua psikologi lingkungan adalah interdisipliner, yang berhubungan erat dengan ilmu-ilmu lain seperti arsitektur dan perencanaan lingkungan. Mereka harus memahami psikologi lingkungan untuk membentuk persepsi orang terhadap lingkungan. Sebagai contoh, tata letak ruang dan warna ruangan dapat memengaruhi perilaku individu di tempat tertentu. Perbedaan perilaku ini terjadi karena pengaruh situasi dan penataan lingkungan.
Karakteristik ketiga psikologi lingkungan adalah hubungannya dengan psikologi sosial. Psikologi sosial mempelajari perilaku, sikap, dan persepsi individu dalam konteks sosial. Perilaku individu juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Para ahli psikologi lingkungan menggunakan pengetahuan ini untuk menciptakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku individu, seperti mengatur warna dinding atau aroma ruangan untuk meningkatkan keinginan membeli barang.
Jika kita ingin mempelajari psikologi lingkungan secara lebih mudah, kita dapat menggunakan bagan yang disediakan di atas. Bagan ini membantu kita memahami bagaimana individu bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya.
Pada kotak A, individu berada dalam lingkungan tertentu yang dapat berupa bencana alam, polusi, atau suhu yang ekstrim. Kemudian, individu membuat persepsi melalui panca inderanya dan mengevaluasi lingkungan tersebut. Perilaku individu selanjutnya dipengaruhi oleh evaluasi tersebut, mendorong individu untuk mencari lingkungan yang diinginkan.
Pada kotak D, terjadi perubahan dalam sikap, persepsi, dan perilaku individu terhadap lingkungan. Dan pada akhirnya, individu berusaha untuk melestarikan lingkungan yang sudah berubah.
Jadi, dalam psikologi lingkungan, hubungan antara individu dan lingkungan sangatlah penting. Individu selalu berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, bahkan jika itu berarti harus mengubah persepsi dan sikapnya terhadap lingkungan tersebut.
Ketika seseorang merasa tidak nyaman dengan lingkungannya dan berusaha untuk mengubahnya, ia dapat aktif melakukan berbagai strategi. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah mengajak teman-temannya untuk bergerak bersama dalam menyadarkan masyarakat akan pentingnya lingkungan. Sebagai contoh, para mahasiswa dari fakultas geografi UGM yang tergabung dalam EGSA (Environmental Geography Student Association) telah melakukan hal ini. Mereka mendapat dukungan dari Komunitas Sepeda Lovers dan bersama-sama mengadakan aksi kampanye lingkungan hidup dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup dengan tema "Satu menit tanpa asap". Harapan dari kampanye ini adalah agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitarnya. Selain itu, para mahasiswa itu juga membagikan 300 bibit tanaman penghijauan kepada masyarakat dan berhasil mengumpulkan 1000 tanda tangan pada dua kain putih untuk mendukung pengurangan emisi kendaraan.
Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk peduli pada lingkungan di sekitar kita. Yang terpenting adalah kepedulian tersebut sebaiknya dimulai dari diri sendiri, sekarang juga, dan dimulai dari hal-hal kecil.



Posting Komentar