Setiap tanggal 24 Maret dijadikan momentum untuk mengingatkan kita akan bahaya penyakit TBC (tuberculosis). TBC sering disebut sebagai KP oleh masyarakat. Banyak yang mengira bahwa TBC hanya menyerang paru-paru, dan orang yang terkena TBC paru dianggap "parunya flek". Namun, sebenarnya ada TBC ekstra paru yang dapat menyerang organ lain seperti kelenjar, usus, kulit, selaput otak, hepar, dan sumsum tulang belakang.
Penyakit ini sangat berbahaya dan harus segera diobati untuk mencegah kematian. Dalam 5 tahun, hampir separuh kasus TBC berakhir dengan kematian. Setiap hari, ribuan pasien TBC meninggal dunia, artinya ada 2-3 pasien yang meninggal setiap menit akibat penyakit ini.
Saat ini, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus penderita TBC terbanyak di dunia setelah Cina dan India. Tingkat penularan TBC di Indonesia juga sangat tinggi. Evaluasi WHO selama tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa angka kejadian TBC di Indonesia mencapai 189 dari 100.000 penduduk, sedangkan secara global angka kejadiannya adalah 128 dari 100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa kasus TBC dapat ditemui di sekitar kita.
Gejala utama TBC meliputi demam ringan, keringat malam, penurunan berat badan, dan penurunan nafsu makan. Gejala lainnya dapat berupa batuk kronis, nyeri dada, batuk berdarah, diare kronis jika TB menyerang usus, serta pembesaran kelenjar di sekitar leher. Dokter Ari F. Syam mengatakan bahwa kasus TBC masih sering dijumpai dalam praktek medis sehari-hari, dan penyakit ini dapat menyerang berbagai organ tubuh.
Meskipun TBC dapat dicegah dan diobati, pengobatannya memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar 6 hingga 9 bulan. Pasien harus patuh dalam mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dan melakukan kontrol secara teratur. Keluarga juga memegang peran penting dalam mengingatkan pasien untuk meminum obat dan menjalani pengobatan dengan benar. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk kesembuhan yang optimal.
Pengobatan TBC melibatkan konsumsi obat-obatan selama minimal 6 bulan. Penderita TBC akan diberikan obat-obatan seperti isoniazid, rifampisin, ethambutol, dan pirazinamid selama 2 bulan pertama, kemudian dilanjutkan dengan isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan berikutnya. Penting bagi pasien untuk menjaga kepatuhan terhadap pengobatan meskipun terkadang obat-obatan tersebut menimbulkan efek samping.
Kuman TBC masih dapat berada dalam paru-paru pasien, sehingga perlu dihindari penularannya kepada orang lain. Kesembuhan pasien dan pencegahan penularan TBC merupakan hal yang penting. Kunci utama dalam mengatasi TBC adalah keinginan dan kepatuhan pasien untuk sembuh sepenuhnya.



Posting Komentar