Bangsa Indonesia masih memiliki tanggung jawab besar dalam menangani masalah gizi buruk. Penyebab tingginya kasus gizi buruk pada anak-anak di Indonesia berasal dari kehidupan sehari-hari.
Gizi buruk terjadi ketika seseorang tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup, terutama karbohidrat, protein, dan kalori. Salah satu masalah utama yang sering dialami balita adalah kekurangan protein.
Dr. Saptawati Bardosono, seorang spesialis gizi klinik dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyatakan bahwa sebagian besar penderita gizi buruk adalah anak-anak. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah yang dialami orangtua mereka, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya.
Menurut beliau, faktor-faktor yang menyebabkan anak mengalami gizi buruk antara lain adalah:
1. Dalam konteks Indonesia, persoalan ekonomi yang kurang sejahtera menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh banyak keluarga. Banyak orangtua merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka, hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang lemah, pendapatan yang tidak mencukupi, dan harga bahan makanan yang terus meningkat. Ironisnya, masa kritis gizi buruk pada anak terjadi pada rentang usia 1 hingga 3 tahun.
2. Kondisi sanitasi yang buruk di rumah juga berdampak besar pada kesehatan anggota keluarga, terutama anak-anak. Sanitasi yang tidak memadai dapat mencemari bahan makanan dan berpotensi mengakibatkan masalah kesehatan.
3. Tingkat pendidikan orangtua memainkan peran penting dalam pemenuhan gizi anak. Orangtua yang kurang berpengetahuan tentang pentingnya asupan gizi yang cukup untuk anak-anak mereka cenderung kesulitan dalam memberikan nutrisi yang dibutuhkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Saptawati, "Ibu adalah kunci utama dalam memberikan gizi yang cukup untuk anak-anak, dan kunci untuk mengatasi masalah gizi buruk."
4. Sikap dan perilaku orangtua juga turut berperan dalam kondisi gizi anak. Banyak orangtua yang merasa sudah tahu segalanya, namun sebenarnya mereka masih membutuhkan panduan dan bimbingan dari para ahli gizi dan tenaga medis. Seringkali, orangtua enggan datang ke posyandu karena takut disalahkan atau dimarahi oleh dokter terkait masalah gizi. Pola pikir seperti ini mengakibatkan anak-anak rentan mengalami gizi buruk dan lebih mudah jatuh sakit.



Posting Komentar