Dalam kehidupan ini, kebahagiaan kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Kebodohan hanya akan membawa kita pada rasa khawatir dan takut yang sebenarnya tidak perlu. Menjaga hati dan pikiran agar tetap teguh adalah kunci untuk tidak tergoda oleh godaan dunia. Orang yang lemah dan rapuh akan mudah terjebak dalam kesenangan duniawi.
Mata kita hanya akan melihat keindahan, telinga kita hanya akan mendengar keindahan, dan lidah kita hanya akan mencicipi makanan yang enak. Tubuh kita menjadi manja, dan pikiran kita melayang-layang tanpa kendali.
Seorang bijak pernah mengatakan bahwa perang yang tak pernah berakhir adalah perang melawan diri sendiri. Musuh yang paling sulit dikalahkan adalah diri sendiri.
Hati yang bercabang seperti kuda yang melampaui kendali. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara hati dan pikiran. Kita harus menghindari pikiran yang menyesatkan, karena hal itu dapat membawa malapetaka bagi diri kita sendiri.
Jika kita ingin merasakan kebahagiaan, maka tanamlah benih kebaikan. Mulailah dengan menanam bibit-bibit kebaikan, membersihkan diri dari rasa tamak, kebencian, dan iri hati, serta menyiraminya dengan kesabaran dan kemurahan hati. Berilah pupuk perilaku yang baik agar kebaikan tersebut dapat tumbuh subur. Dengan begitu, layak bagi kita untuk menikmati hasil yang memuaskan dari usaha kita.
Posting Komentar