Teknologi drone semakin populer dan menjadi salah satu inovasi yang diminati oleh banyak orang

|| || || Leave a comments

Dahulu, saat ingin mengambil foto dari sudut tinggi, orang biasanya menggunakan jimmy jib crane atau menyewa helikopter. Biaya yang dikeluarkan sangat besar. Namun sekarang tidak perlu lagi. Sekarang untuk mengambil gambar dari atas atau melakukan pencitraan bisa menggunakan teknologi drone.

Dulu drone hanya digunakan oleh militer untuk misi pengintaian di daerah konflik. Namun sekarang, drone non-militer banyak digunakan untuk pengambilan gambar dan kegiatan sehari-hari. Misalnya, digunakan untuk membuat video traveling, vlog, foto, dan sebagainya.

Drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) adalah pesawat tanpa awak yang dikendalikan oleh komputer atau remote control. Drone dilengkapi dengan kamera untuk mengambil gambar dari jarak jauh. Selain itu, drone juga dapat membawa muatan seperti senjata, dll.

Sebelum mengoperasikan drone, penting untuk mengenal bagian-bagian dari drone. Hal ini penting agar pemakaian drone berjalan lancar tanpa kesalahan. Beberapa bagian drone yang harus diketahui antara lain PROPELLER (Prop), yang berfungsi memberikan daya angkat pada drone, mengendalikan arah, dan menjaga keseimbangan. Selain itu, REMOTE CONTROL digunakan untuk mengontrol arah drone dari jarak jauh.

Ketiga, KAMERA. Alat yang digunakan untuk menampilkan gambar, merekam video, serta memotret gambar. Keempat, GIMBAL. Alat yang digunakan untuk menyeimbangkan kamera dengan berbagai bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan, gimbal berfungsi untuk mengurangi goncangan dari drone sehingga gambar yang diambil tetap jelas. Kelima, ROTOR. Mesin penggerak dari propeller dengan jumlah dinamo yang disesuaikan dengan jenis drone. Keenam, PEREDAM KEJUTAN. Alat yang berguna untuk meredam getaran dan menjaga kamera tetap lurus dan stabil. Ketujuh, KAKI PENDARATAN. Bagian drone yang digunakan untuk mendarat dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.

Saat ini, perkembangan drone di Indonesia semakin pesat. Hal ini dipengaruhi oleh kemajuan teknologi gadget dan smartphone yang digunakan sebagai alat pengendali drone. Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, jenis drone juga terus berkembang sesuai dengan bentuk dan fungsinya. Berdasarkan bentuknya, drone dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, Fixed Wing Drone. Ini adalah drone yang menggunakan sayap untuk terbang. Drone Fixed Wing memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Sumber tenaga untuk drone Fixed Wing dapat berasal dari baterai atau bahan bakar.

Kedua, Rotary Wing Drone. Ini adalah tipe drone yang menggunakan baling-baling untuk terbang. Drone ini juga dikenal sebagai Multicopter dan Multirotor. Biasanya, drone Rotary Wing ini menggunakan baterai sebagai sumber tenaga. Jenis drone Rotary Wing ini adalah yang paling banyak dijual di pasaran.

Drone Rotary Wing ini memiliki beberapa variasi, yang dinamai sesuai dengan jumlah motor atau baling-baling yang digunakan. Pertama, Satu Baling-baling (Single Copter). Model ini menyerupai helicopter, dengan satu baling-baling. Kedua, Dua Baling-baling (Double Copter). Drone ini dilengkapi dengan dua baling-baling yang dipasang di kedua sisi pesawat. Ketiga, Tiga Baling-baling (Third Copter). Memiliki tiga baling-baling.

Keempat, Empat Baling-baling (Quadcopter). Tipe drone ini sangat populer di pasaran dan sering digunakan. Quadcopter merupakan tipe drone sipil yang paling awal dan terkenal di dunia. Drone ini dirancang tanpa kepala sehingga dapat diarahkan sesuai keinginan. Drone ini umumnya berukuran kecil dan sering dilengkapi dengan kamera yang tertanam di tubuhnya. Beberapa drone hanya memiliki dudukan untuk kamera kecil. Kamera yang digunakan biasanya memiliki kualitas High Definition (HD) untuk menghasilkan gambar yang jelas. Drone ini menggunakan baterai sebagai sumber energi, sehingga tidak dapat digunakan dalam waktu yang lama. Biasanya, drone quadcopter hanya dapat digunakan selama 5-10 menit sebelum harus diisi ulang baterainya.

Kelima, Enam Baling-baling (Hexacopter). Keenam, Delapan Baling-baling (Octocopter). Drone ini lebih stabil karena menggunakan lebih banyak baling-baling. Namun, drone ini juga lebih boros baterai karena harus menggerakkan delapan motor.

Sementara itu, berdasarkan fungsinya, Drone memiliki beberapa jenis yang berbeda. Pertama, ada GPS Drone. Drone ini selalu terhubung dengan sinyal GPS dari satelit sehingga dapat kembali ke titik awal tanpa perlu dikendalikan saat baterai hampir habis atau berada di luar jangkauan remote control. Sebelum digunakan, drone ini perlu diprogram melalui komputer untuk menentukan rute penerbangan.
Kedua, ada Delivery Drone. Drone ini seperti troli yang bisa membawa barang ke tujuan tanpa harus melalui jalanan. Drone ini mampu mengangkut barang dengan berat 8-13,6 kg dalam satu kali penerbangan. Awalnya, drone ini dikembangkan oleh perusahaan retail online Amazon untuk mengirimkan pesanan barang. Sekarang, Delivery Drone juga digunakan oleh militer untuk mengirim logistik ke daerah terpencil atau untuk membantu dalam bencana alam.

Ketiga, Photography Drone. Drone ini dirancang khusus untuk pengambilan foto udara. Drone ini dilengkapi dengan kamera digital dan pelindung lensa agar aman dari cuaca dan kotoran. Alat kendalinya dilengkapi dengan tombol khusus yang terhubung dengan kamera di bawahnya. Dengan adanya koneksi wifi, pengguna dapat melihat obyek secara langsung sebelum mengambil foto.

Keempat, Racing Drone. Drone ini memiliki desain ramping dan mampu mencapai kecepatan tinggi hingga 70-80 km/jam. Karena digunakan untuk balapan, drone ini didesain untuk fokus pada kecepatan. Setiap drone harus memiliki frekuensi sinyal yang berbeda agar tidak terjadi tabrakan di arena balapan.

Kelima, Endurance Drone. Pernah melihat video dari sudut yang sangat tinggi? Kemungkinan besar itu menggunakan Endurance Drone. Drone ini mampu mencapai ketinggian ribuan meter dari permukaan tanah dan dapat terbang selama berjam-jam. Jenis drone ini biasanya digunakan oleh militer atau lembaga lain yang membutuhkan pemetaan wilayah yang luas. Hanya orang-orang yang memiliki izin resmi yang diizinkan untuk menerbangkan drone ini hingga lebih dari 400 kaki di atas permukaan laut.

Keenam, Ready to Fly atau RTF Drone. Anda tidak akan mengalami kesulitan berarti dalam menerbangkan drone ini. Cukup keluarkan dari kotaknya, cas baterai hingga penuh, dan Anda siap untuk terbang. RTF drone dirancang untuk pemula, sehingga kontrolnya relatif mudah. Bentuknya mirip dengan Quadcopter dalam ukuran kecil, sehingga cocok bagi mereka yang sedang belajar mengendalikan drone.

Ketujuh, Trick Drone. Setelah Anda mahir mengendalikan RTF drone, cobalah jenis Trick Drone. Drone ini tidak hanya bisa naik-turun atau belok kanan-kiri, tetapi juga dapat melakukan trik-trik menarik seperti berputar ke atas dan manuver lainnya. Ukurannya kecil, sekitar 26 cm, dan ringan, hanya beberapa puluh gram. Dilengkapi dengan alat kendali yang mudah digunakan bagi pemula. Biasanya sudah dilengkapi dengan kamera kecil, meskipun kualitas rekamannya belum HD.

Kedelapan, Drone Militer. Sesuai namanya, drone ini digunakan untuk kepentingan militer. UAV Predator dan Reaper adalah jenis drone militer yang populer. Indonesia juga memiliki drone militer, seperti Puna Wulung, Puna Pelatuk, Puna Sriti, Puna Gagak, dan Puna Alap-alap.

Drone konsumer adalah jenis drone yang sering digunakan sebagai hobi atau untuk membuat video dan foto. Drone ini dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi dan beberapa contohnya adalah DJI Mavic Pro, GoPro Karma, dan DJI Phantom.

Sementara itu, drone profesional juga digunakan untuk produksi video atau proyek, namun kameranya lebih baik daripada drone konsumer. Contoh drone profesional adalah DJI Inspire series, seperti Inspire 1, Inspire 1 Pro atau Raw, dan Inspire 2.

Drone industrial adalah jenis drone lanjutan yang biasanya digunakan untuk industri film besar atau bidang pertanian. Drone ini memiliki banyak baling-baling dan dapat digunakan untuk menyemprotkan pestisida atau pupuk. Contoh drone industrial adalah Yamaha Rmax, DJI MG1, Alta 8 Pro, dan DJI Matrice 600.


 

Mengenal Awan Hibrid dan Keuntungannya

|| || || Leave a comments


Apa itu Awan Hibrid? Bagaimana manfaatnya? Awan Hibrid merupakan gabungan dari dua model komputasi awan, yaitu awan publik dan awan pribadi. Dengan menggunakan Awan Hibrid, perusahaan dapat memanfaatkan fleksibilitas dan skala besar dari awan publik, sekaligus menjaga keamanan data sensitif dengan menggunakan awan pribadi.

Manfaat dari menggunakan Awan Hibrid sangat beragam, mulai dari penghematan biaya hingga peningkatan efisiensi operasional. Dengan Awan Hibrid, perusahaan dapat memilih untuk menyimpan data sensitif di awan pribadi sementara aplikasi yang membutuhkan skala besar dapat dijalankan di awan publik. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya dengan lebih efisien dan efektif.

Selain itu, Awan Hibrid juga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas infrastruktur IT mereka. Dengan model ini, perusahaan dapat dengan mudah menyesuaikan kapasitas penyimpanan dan komputasi sesuai dengan kebutuhan mereka, tanpa perlu mengeluarkan biaya besar untuk membangun infrastruktur fisik.

Secara keseluruhan, Awan Hibrid merupakan solusi yang tepat bagi perusahaan yang menginginkan kombinasi antara fleksibilitas dan keamanan dalam mengelola data dan aplikasi mereka. Dengan memahami konsep dan manfaat dari Awan Hibrid, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan pengalaman pengguna mereka.

Belakangan ini, istilah "hibrid" semakin populer di kalangan masyarakat. Banyak produk baru yang menggunakan kata "hibrid" untuk menawarkan inovasi mereka. Contohnya, ada mobil hibrid, aplikasi hibrid, adapter sim card hibrid, instrumen keuangan hibrid, unit link hibrid, dan hibrid cloud.

Secara sederhana, hibrid bisa diartikan sebagai penggabungan dua hal atau teknologi yang berbeda namun tetap mempertahankan karakteristik dari kedua unsur tersebut. Salah satu contoh teknologi hibrid yang sedang trend saat ini adalah penggabungan antara teknologi kendaraan berbahan bakar minyak dengan listrik atau hidrogen untuk menciptakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Apa itu hybrid cloud? Hybrid cloud merupakan gabungan antara public cloud dengan private cloud. Private cloud adalah layanan cloud yang aman dan hanya bisa diakses oleh satu organisasi melalui jaringan private, sementara public cloud adalah layanan cloud yang bisa diakses oleh banyak pengguna melalui jaringan publik.

Dengan hybrid cloud, private cloud dan public cloud dikelola bersama menggunakan tools pada lingkungan cloud yang berbeda. Hybrid cloud mengintegrasikan private cloud dan public cloud untuk memberikan berbagai fungsi pada sebuah organisasi atau perusahaan.

Ada beberapa cara untuk mengimplementasikan model hybrid cloud. Pertama, dengan menggunakan penyedia cloud yang menyediakan kedua layanan private dan public cloud. Kedua, penyedia cloud individu menawarkan paket hybrid lengkap. Ketiga, organisasi mengelola private cloud mereka sendiri dan berlangganan layanan public cloud untuk diintegrasikan ke dalam infrastruktur mereka.

Dalam praktiknya, perusahaan bisa menggunakan hybrid cloud hosting untuk menyimpan website e-commerce dalam private cloud yang lebih aman dan dapat dikembangkan, sementara website informasi disimpan dalam public cloud yang lebih hemat biaya. IaaS juga dapat menggunakan model hybrid cloud untuk menyediakan media penyimpanan data klien dalam private cloud namun membolehkan kolaborasi melalui public cloud.

Dengan demikian, hybrid cloud menjadi solusi bagi perusahaan untuk menggabungkan keamanan dan efisiensi biaya dalam menyimpan data dan layanan mereka.

Tentu saja, penggunaan teknologi hybrid cloud akan memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan. Pertama, dengan hybrid cloud, pengambil keputusan IT akan memiliki kontrol yang lebih besar terhadap komponen private daripada publik yang sebelumnya terkemas. Anda akan dapat memperoleh semua yang Anda inginkan, termasuk meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas untuk berbagai kebutuhan.

Kedua, dengan menggunakan hybrid cloud, Anda akan memiliki infrastruktur komputasi lokal yang dapat mendukung beban kerja bisnis rata-rata. Sehingga, Anda dapat mempertahankan kemampuan untuk menggunakan public cloud jika sumber daya melebihi kapasitas komputasi perusahaan. Membangun hybrid cloud juga memungkinkan Anda untuk merancang server, menyediakan penyimpanan cepat, dan arsip dengan biaya yang lebih rendah.

Tidak hanya itu, dengan menggunakan hybrid cloud, ada banyak kelebihan yang ditawarkan. Pertama, skalabilitas, di mana hybrid cloud menggabungkan fitur dari kedua model public cloud dan private cloud. Dengan memindahkan sebanyak mungkin fungsi yang tidak sensitif ke public cloud, organisasi dapat memanfaatkan skalabilitas public cloud sambil mengurangi permintaan terhadap private cloud.

Kedua, efisiensi biaya. Dengan hybrid cloud, organisasi dapat menghemat biaya dari public cloud sambil tetap menjaga operasi yang sensitif aman di private cloud. Ketiga, tingkat keamanan yang tinggi, dengan mewarisi tingkat keamanan private cloud yang diperlukan oleh operasi yang sensitif. Keempat, fleksibilitas: Ketersediaan sumber daya yang aman dan publik yang hemat biaya memberikan perusahaan lebih banyak kesempatan untuk eksplorasi dalam operasional yang berbeda.

Meskipun demikian, ada kelemahan dalam penggunaan hybrid cloud, terutama terkait dengan peraturan yang ketat yang mengharuskan layanan cloud sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menggunakan layanan public cloud dari vendor A untuk aplikasi yang telah dibuat, namun aturan hukum melarang data konsumen perusahaan tersebut disimpan di pihak ketiga, maka perusahaan harus mematuhi aturan tersebut. Artinya, data konsumen harus disimpan di database internal perusahaan dan aplikasi hanya boleh mengakses database tersebut.

Selain itu, penggunaan hybrid cloud juga membuat perusahaan bergantung pada infrastruktur IT dan penyedia layanan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan backup data secara teratur di seluruh pusat data agar perusahaan memiliki cadangan yang lengkap. 



Mengenal Aplikasi Hybrid dan Keuntungannya

|| || || Leave a comments

Apa itu aplikasi hybrid? Aplikasi hybrid adalah jenis aplikasi yang menggabungkan elemen dari aplikasi web dan aplikasi native. Dengan kata lain, aplikasi hybrid dapat dijalankan di berbagai platform tanpa perlu pengembangan ulang. Keuntungan utama dari aplikasi hybrid adalah kemudahan dalam pengembangan dan pemeliharaan, serta kemampuannya untuk mencapai audiens yang lebih luas.

Manfaat dari penggunaan aplikasi hybrid sangatlah beragam. Pertama, pengembang dapat menghemat waktu dan biaya dengan menggunakan satu kode sumber untuk berbagai platform. Kedua, pengguna dapat menikmati pengalaman pengguna yang seragam di berbagai perangkat. Terakhir, aplikasi hybrid juga memungkinkan integrasi yang lebih mudah dengan fitur-fitur web yang kompleks.

Secara keseluruhan, aplikasi hybrid adalah pilihan yang cerdas untuk perusahaan yang ingin mengembangkan aplikasi yang mampu menjangkau lebih banyak pengguna dengan biaya yang lebih efisien. Dengan manfaat-manfaatnya yang beragam, tidak heran jika aplikasi hybrid semakin populer di kalangan pengembang aplikasi saat ini.

Perusahaan teknologi VMware memperkirakan bahwa aplikasi hybrid akan menjadi teknologi enterprise yang banyak diadopsi oleh perusahaan di masa depan. Aplikasi ini dianggap memiliki fleksibilitas tinggi dalam mengoptimalkan berbagai layanan yang berbeda di perusahaan.

Bayangkan jika perusahaan Anda dapat mengoptimalkan penggunaan layanan data dari berbagai penyedia layanan, dari satu penyedia cloud dan machine learning hingga analitik ke penyedia yang lainnya. Atau mungkin Anda memiliki mitra bisnis yang telah membangun layanan dan ingin dapat berintegrasi dengan data yang dimiliki Anda? Nah, aplikasi hibrid ini dapat menggabungkan layanan-layanan native cloud terbaik dengan berbagai teknologi sumber terbuka.

Apa itu aplikasi hibrid? Aplikasi hibrid adalah gabungan dari berbagai microservices yang mendukung pembangunan aplikasi dan layanan yang berbeda di setiap perusahaan. Secara sederhana, aplikasi hibrid adalah kombinasi dari layanan atau elemen aplikasi asli (native app) dan aplikasi web (web app).

Aplikasi hibrid adalah jenis aplikasi yang memiliki elemen dari aplikasi asli, yang dikembangkan untuk platform tertentu seperti iOS atau Android, dengan elemen dari aplikasi web. Aplikasi hibrid dijalankan dalam wadah asli yang menggunakan objek kontrol tampilan web seperti UIWebView untuk iOS dan Webview untuk Android, dan lainnya. Saat aplikasi hibrid digunakan, objek ini menampilkan konten web menggunakan teknologi web (CSS, JavaScript, HTML, HTML5) dengan format layar penuh menggunakan mesin render browser asli. Mesin render browser yang sering digunakan untuk iOS, Android, Blackberry, dan lainnya adalah WebKit. Dengan ini, pengguna dapat melihat tampilan web secara layar penuh.

Jadi, pokok dari aplikasi ini adalah menggunakan teknologi web (HTML, CSS, dan JavaScript), yang kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi native. Dengan bantuan plugin, aplikasi ini dapat memiliki akses penuh ke fitur perangkat seluler. Aplikasi native dikembangkan untuk platform tertentu dan diunduh pada perangkat komputasi. Sedangkan aplikasi web bersifat umum untuk berbagai platform dan dapat diakses melalui internet melalui browser.

Aplikasi hibrid merupakan aplikasi web yang dibungkus dalam "wrapper" asli. Secara teknis, ini adalah aplikasi seluler yang dibuat dengan HTML5, JavaScript, dan CSS3. Kemudian, aplikasi ini dapat diintegrasikan ke dalam Android asli, iOS, dan berbagai platform lainnya dengan menggunakan teknologi wrapping.

Bagi perusahaan atau pemilik bisnis, aplikasi hibrid adalah pilihan terbaik untuk meluncurkan aplikasi di berbagai platform. Meskipun antarmuka desainnya memiliki keterbatasan yang mungkin membuat pengguna kesulitan, namun aplikasi hibrid memiliki berbagai keuntungan penting. Pertama, proses pengembangannya lebih mudah. Dengan aplikasi hibrid, pengembang dapat membuat aplikasi dengan lebih simpel daripada aplikasi native karena hanya perlu satu basis kode untuk dikelola. Berbeda dengan aplikasi native, tidak diperlukan pengembangan dua aplikasi yang terpisah untuk Android dan iOS. Sebaliknya, pengembang hanya perlu membuat satu aplikasi yang dapat berjalan di kedua sistem operasi.

Kedua, kinerja dan loading aplikasi hibrid ini cepat. Kecepatan kinerja dan loading aplikasi hibrid disebabkan oleh kombinasi aplikasi native dan kecepatan aplikasi web, sehingga performa aplikasi hibrid dapat menjadi maksimal. Ketiga, aplikasi ini dapat digunakan di berbagai platform. Aplikasi hibrid dapat dengan mudah dipindahkan dan diunduh pada sistem operasi lain tanpa masalah. Hal ini membuat penggunaan aplikasi menjadi lebih mudah untuk ditingkatkan ke platform lain. Setelah dibangun untuk satu platform, aplikasi ini juga dapat dengan mudah diluncurkan di platform lain. Oleh karena itu, banyak pengembang memilih jenis aplikasi ini jika ingin mengembangkan aplikasi di lebih dari satu platform.

Keempat, menghemat biaya dan waktu. Aplikasi hibrid adalah jenis aplikasi yang lebih cost-efficient. Dengan hanya perlu mengelola satu basis kode, proses pembuatan aplikasi bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan efisien. Selain itu, pengembangan aplikasi hibrid biasanya lebih terjangkau dibandingkan dengan aplikasi native. Kelima, aplikasi ini dapat menggunakan framework yang memungkinkan integrasi dengan berbagai hardware. Dengan demikian, aplikasi hibrid dapat berjalan pada berbagai perangkat, termasuk kalender, accelerometer, kamera, dan hardware lainnya. Sebaliknya, beberapa aplikasi mungkin terbatas hanya pada perangkat mobile atau desktop karena pembatasan framework yang digunakan sebelumnya.

 


 

Mengenal Colocation dan Keuntungannya

|| || || Leave a comments

Colocation adalah sebuah konsep di mana sebuah perusahaan menyewa ruang di pusat data dari penyedia layanan hosting untuk menempatkan server dan perangkat keras IT mereka. Dengan colocation, perusahaan tidak perlu khawatir tentang membangun dan mengelola pusat data mereka sendiri, karena tugas tersebut diambil alih oleh penyedia layanan hosting.

Manfaat dari colocation termasuk akses ke infrastruktur yang canggih, keamanan fisik, ketersediaan daya listrik yang stabil, dan koneksi internet yang cepat. Selain itu, colocation juga dapat membantu perusahaan menghemat biaya operasional dan meningkatkan keandalan sistem IT mereka.

Dengan mengenal colocation dan manfaatnya, perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja infrastruktur IT mereka dan fokus pada pengembangan bisnis mereka tanpa harus khawatir tentang masalah teknis terkait pusat data.

Dalam dunia teknologi informasi (TI), sering kita mendengar istilah data center, server, cloud computing, hosting, dan colocation. Namun, mungkin belum semua orang familiar dengan istilah "colocation".

Colocation (collocation) adalah layanan data center yang menyediakan ruang untuk rak perangkat TI (server) perusahaan, baik dalam ruang tersendiri (dedicated colocation) maupun ruang bersama (share colocation). Layanan ini didukung oleh infrastruktur yang lengkap, seperti sistem listrik, pendingin, dan keamanan.

Penyedia layanan colocation bertanggung jawab atas pemantauan dan pemeliharaan infrastruktur data center. Dengan menggunakan layanan ini, perusahaan dapat mengalihkan tanggung jawab perawatan hardware server kepada pihak ketiga, termasuk konektivitas dengan jaringan distribusi atau bandwidth yang tersedia.

Colocation memiliki berbagai model penyimpanan, mulai dari Per U, Half Rack, hingga Full Rack. Pemilihan model ini disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, baik dalam rack maupun kabinet. Beberapa pengguna mungkin memilih rack standar, sementara yang lain lebih memilih kabinet untuk keamanan yang lebih baik. Pengguna dengan banyak server cenderung memilih full rack, sementara yang membutuhkan penyimpanan sedikit bisa menggunakan layanan Per U untuk efisiensi dan sesuai dengan anggaran yang dimiliki.

Layanan colocation seringkali dibutuhkan oleh perusahaan di berbagai sektor yang membutuhkan pengelolaan data dalam jumlah besar, seperti perbankan, e-commerce, telekomunikasi, hosting, dan lainnya. Memilih untuk menggunakan colocation data center merupakan keputusan yang bijaksana berdasarkan pertimbangan biaya, kehandalan operasional, dan keamanan.

Pertama, menggunakan layanan colocation dapat membantu perusahaan menghemat biaya. Membangun dan mengelola data center sendiri membutuhkan investasi yang besar, sehingga menyewa layanan colocation adalah solusi yang lebih ekonomis. Hal ini juga dapat mengurangi pengeluaran operasional dan memungkinkan tim TI internal fokus pada bisnis inti perusahaan.

Kedua, layanan colocation memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien. Dengan menggunakan layanan ini, perusahaan tidak perlu repot memikirkan pemeliharaan dan maintenance data center. Sehingga, waktu dan tenaga bisa dialokasikan untuk hal-hal lain yang lebih penting.

Ketiga, keamanan data center yang terjamin. Dengan memilih colocation, perusahaan tidak perlu khawatir tentang keamanan data mereka. Data center yang terpercaya akan melindungi data perusahaan dari berbagai risiko, mulai dari bencana alam hingga gangguan listrik.

Keempat, teknologi dan sistem yang terkini. Layanan colocation akan menyediakan teknologi terbaru dan sistem yang terus diperbarui, termasuk perlindungan anti-virus. Hal ini memastikan bahwa sistem perusahaan selalu up to date tanpa perlu khawatir tentang upgrade.

Kelima, layanan server 24/7. Server akan berjalan tanpa henti, dan sistem data center akan memberikan informasi jika terjadi masalah sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan cepat. Dengan demikian, perusahaan dapat menjalankan operasionalnya tanpa hambatan selama 24 jam.

Jika perusahaan Anda memiliki tim TI yang profesional dan siap selama 24/7 dalam mengontrol dan memantau pusat data, maka Anda tidak perlu menggunakan layanan colocation. Di Indonesia, saat ini banyak perusahaan TI yang menawarkan layanan colocation. Namun, Anda perlu mempertimbangkan keamanan dari pusat data tersebut: Apakah sudah memenuhi semua standar keamanan pusat data yang aman dari bencana, siap memberikan dukungan selama 24/7, dan layanan-layanan penting lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memilih penyedia layanan TI yang benar-benar terpercaya dan dapat diandalkan. 



Mengenal Definisi dan Konsep Metaverse serta Cara Kerjanya

|| || || Leave a comments

Metaverse adalah sebuah istilah yang mulai populer belakangan ini. Istilah ini mengacu pada dunia maya virtual yang terdiri dari berbagai ruang dan lingkungan digital yang dapat diakses oleh pengguna. Metaverse menciptakan pengalaman hidup di dunia maya yang menyerupai dunia nyata. Di dalam Metaverse, pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain, bermain game, berbelanja, menghadiri acara, dan melakukan aktivitas lainnya.

Cara kerja Metaverse sendiri sangat kompleks. Hal ini melibatkan teknologi realitas virtual (VR) dan realitas augmentasi (AR) untuk menciptakan pengalaman yang mendekati realitas. Pengguna dapat mengakses Metaverse melalui perangkat komputer, ponsel pintar, atau perangkat VR khusus. Mereka dapat membuat avatar khusus untuk mewakili diri mereka di dunia maya, berinteraksi dengan pengguna lain, dan menjelajahi berbagai ruang virtual.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Metaverse diprediksi akan menjadi bagian penting dari kehidupan digital di masa depan. Metaverse akan terus berkembang dan memberikan pengalaman yang semakin mendekati realitas bagi penggunanya.

Pada akhir Oktober 2021, Mark Zuckerberg, CEO Facebook, mengubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc. Perubahan nama ini bertujuan untuk menggambarkan visi futuristik dengan konsep metaverse. Metaverse adalah dunia virtual 3D yang dibuat dengan menggunakan teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan video, di mana pengguna dapat berinteraksi secara virtual.

Konsep Metaverse pertama kali diperkenalkan oleh Neil Stephenson dalam novel fiksi ilmiahnya "Snow Crash" pada tahun 1992. Menurut Stephenson, Metaverse adalah ruang digital virtual yang menggabungkan augmented reality dan virtual reality. Tujuannya adalah menciptakan platform komunikasi modern yang memudahkan orang untuk bekerja, bermain, bersosialisasi, dan bahkan menghadiri konser secara virtual.

Di Metaverse, pengguna dapat melakukan berbagai aktivitas seperti rapat, bekerja, bermain game, mengikuti konser, berbelanja online, bahkan membeli properti digital. Konsep ini juga dapat menjadi solusi dalam implementasi work from home selama pandemi Covid-19, di mana karyawan dapat berkumpul di kantor virtual untuk bekerja.

Selain itu, Metaverse juga terkait dengan aset kripto yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam Metaverse. Beberapa aset kripto seperti Decentraland (MANA) dan Sandbox (SAND) sudah terhubung dengan Metaverse. Metaverse juga membuka peluang investasi properti digital dengan memungkinkan pengguna untuk membeli tanah virtual di platform tersebut.

Untuk bisa terlibat dalam berbagai kegiatan di metaverse, seseorang perlu memiliki perangkat tambahan berupa kacamata Virtual Reality (VR) dan sarung tangan heptic. Dukungan audio juga mungkin diperlukan untuk meningkatkan pengalaman "berkunjung" di metaverse. Dengan kacamata VR, sarung tangan heptic, dan audio, pengalaman yang realistis seperti di dunia nyata dapat diciptakan, mulai dari melihat pemandangan, mendengar suara, merasakan sentuhan, dan sensasi lainnya.

Facebook baru-baru ini meluncurkan software meeting untuk perusahaannya yang disebut Horizon Workrooms, yang dapat digunakan dengan headset Oculus VR. Namun, harga headset tersebut yang mencapai lebih dari US$300 membuat pengalaman di metaverse terasa sulit dijangkau bagi sebagian orang.

Metaverse bekerja hampir mirip dengan dunia nyata. Pengguna perlu memasuki dunia virtual terlebih dahulu dengan bantuan teknologi AR dan VR. Setiap pengguna akan memiliki avatar yang bisa disesuaikan sesuai keinginan, yang akan mewakili diri mereka dalam metaverse. Avatar tersebut dapat diubah-ubah dan digerakkan dengan bebas, memungkinkan pengguna untuk menjelajahi dunia metaverse dengan leluasa.

Untuk saat ini, perangkat yang dibutuhkan untuk masuk ke metaverse adalah headset VR seperti Oculus. Setelah memasuki dunia virtual, pengguna dapat melakukan banyak kegiatan seperti yang dilakukan di dunia nyata. Selain headset VR, pengguna juga perlu koneksi internet dan memenuhi beberapa persyaratan terkait koleksi seni NFT tertentu.

Selain Meta (Facebook), beberapa perusahaan juga telah membangun dunia dan lingkungan virtual di Metaverse. Misalnya, Samsung telah menciptakan toko virtualnya yang dikenal dengan nama Samsung 837X. Agar dapat mengunjungi toko virtual Samsung di 837X, pengguna harus masuk ke situs web Decentraland. Toko virtual Samsung 837X sebenarnya memiliki toko fisik yang berlokasi di 837 Washington Street 837, Distrik Meatpacking, New York, Amerika Serikat.

Platform game Roblox juga telah menjelaskan visinya tentang metaverse sebagai tempat di mana orang-orang dapat berkumpul dalam pengalaman 3D untuk bekerja, bermain, bersosialisasi, belajar, dan berkreasi. Merek-merek terkenal seperti Gucci dari Italia telah berkolaborasi dengan Roblox untuk menjual koleksi aksesoris digital khusus. Tidak hanya itu, Coca-Cola dan Clinique juga mulai menjual token digital sebagai langkah awal menuju metaverse. Perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Nvidia juga turut serta dalam membangun dunia virtual mereka di Metaverse. 



Mengatur komunikasi perusahaan dengan Unified Communications

|| || || Leave a comments

Penggunaan teknologi di perusahaan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, efisiensi dan efektivitas bisnis. Penggunaan teknologi komunikasi seperti email, messenger, fax, voice mail, dan teleconference dapat mempengaruhi cashflow perusahaan jika digunakan secara intensif. Oleh karena itu, solusi pengelolaan komunikasi terintegrasi dan kolaboratif diperlukan agar efisien dan efektif. Salah satu solusinya adalah mengadopsi teknologi Unified Communication (UC) yang mengintegrasikan semua perangkat komunikasi.

Teknologi UC merupakan gabungan layanan komunikasi seperti telepon, web, teks, video conference, pesan instan, voicemail, dan Email. Komunikasi dapat dilakukan melalui berbagai device seperti personal computer, tablet, dan smartphone di jaringan IP tanpa batasan jarak, waktu, dan media. Teknologi ini diciptakan berkat jaringan internet dan voice over internet protocol (VoIP) sehingga setiap perangkat dapat saling menggantikan satu sama lain.

Penggunaan UC memungkinkan perusahaan menggabungkan telepon dengan email kantor, kalendar, dan direktori untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan mengurangi beban administratif. Dengan UC, perusahaan dapat beroperasi lebih efisien sementara karyawan memiliki lebih banyak kendali dalam cara mereka dihubungi. Sebuah survei di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 41% dari 524 pengguna UC menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas.

Unified Communication (UC) menciptakan lingkungan komunikasi yang lancar, memastikan individu, sumber daya, atau proses bisnis dapat diakses kapan pun, di mana pun, dan melalui berbagai jaringan dan antarmuka. Contohnya, melalui komputer, telepon, atau perangkat mobile.

Teknologi UC membantu dalam pengembangan produk dengan penerapan komunikasi dan kolaborasi yang tepat di semua aspek bisnis. Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan efektivitas waktu berinteraksi melalui saluran komunikasi yang lebih efisien.

Dari segi keamanan, UC juga memberikan perlindungan ekstra. Setiap percakapan dienkripsi sehingga meskipun terjadi penyadapan, rekamannya tidak dapat diakses. Salah satu fitur populer dari UC adalah Round Table, yang memungkinkan telekonferensi dengan biaya internet biasa. Fitur ini membantu menghemat biaya akomodasi dan transportasi yang biasanya diperlukan dalam pertemuan regional.

Secara sederhana, UC memiliki empat fungsi komunikasi. Pertama, kolaborasi. UC memungkinkan penciptaan ruang kolaborasi virtual untuk rapat jarak jauh dan pertukaran informasi melalui berbagai perangkat komputasi awan seperti tablet Android, Apple, dan laptop Windows. Kedua, pertemuan. UC menawarkan alternatif pertemuan melalui pesan dan video call. Pesan memungkinkan pertemuan melalui obrolan grup, sedangkan video call menyediakan layanan komunikasi tatap muka, presentasi, dan papan tulis berbasis awan.

Ketika mengelola peristiwa, seperti kegagalan sistem IT atau gangguan dalam rantai pasokan, penting untuk dapat berkomunikasi dengan cepat dan efisien. Menemukan orang yang tepat dengan informasi yang dibutuhkan dalam waktu singkat bisa menjadi tantangan, dan pemberitahuan massal sering digunakan dalam situasi ini. Selain itu, saat pelanggan menghubungi perusahaan, perlu adanya sistem contact center yang dapat mengarahkan mereka kepada sumber daya yang tepat dalam waktu yang singkat.

Teknologi Unified Communication (UC) memungkinkan berbagai device untuk terhubung dan berkomunikasi, memberikan manfaat bagi perusahaan dan pelanggan. Dengan UC, karyawan dapat bekerja lebih produktif dan efisien, tanpa terbatas oleh jarak atau waktu. Mereka juga dapat berkolaborasi dengan mudah dalam satu lingkungan terpadu, mengurangi biaya operasional perusahaan. UC juga memungkinkan layanan cepat melalui notifikasi pesan yang dapat diakses kapan pun.

Selain itu, UC dapat mengurangi biaya perjalanan, teknologi informasi, dan telekomunikasi perusahaan. Hal ini juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan pengalaman baru yang lebih baik bagi pengguna UC. Dengan fasilitas lengkap untuk kerja tim, UC dapat mempercepat pengembangan bisnis secara signifikan.

Namun, menemukan dan menerapkan satu solusi komunikasi yang sesuai untuk semua pengguna dan sesuai dengan gaya kerja para karyawan bukanlah hal yang mudah. Ketika memilih platform Unified Communication (UC), sebuah organisasi perlu mempertimbangkan pendekatan yang berfokus pada manusia dalam berkomunikasi. Selain itu, pemilihan platform yang tepat juga sangat penting. Untuk mengelola biaya implementasi komunikasi, pemilihan arsitektur standar terbuka juga menjadi faktor krusial. Dan tentu saja, memilih vendor yang sesuai juga tidak kalah penting.

Saat ini, ada banyak vendor yang menawarkan solusi end-to-end. Dalam memilih vendor tersebut, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti platform yang terbuka, fokus pada layanan dan keamanan, keamanan real-time, serta kompatibilitas dengan berbagai vendor.

 


 

Menghadapi Risiko Keamanan dalam Operasional Teknologi Antisipasi

|| || || Leave a comments

Saat ini, sekitar 20 miliar objek terhubung dengan internet, di mana objek dan mesin semakin terhubung satu sama lain. Ketika industri global mengintegrasikan teknologi ke pusat fasilitas dan operasional mereka, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana mengamankan lanskap digital yang terus berkembang di lingkungan industri ini.

Forrester's Predictions 2020 memperkirakan bahwa kejahatan dunia maya akan semakin mengancam di masa depan, yang menuntut pemangku kepentingan untuk memperkuat keamanan Operational Technology (OT) secara kolektif. Dengan Internet of Things dan konektivitas lintas orang, aset, dan sistem, pengelolaan data yang lebih akurat dapat meningkatkan kinerja operasional dan produktivitas.

Garis antara IT dan OT semakin kabur ketika perusahaan menyinkronkan operasional untuk meningkatkan pemantauan real-time, dengan model bisnis berbasis data, analisis berbasis cloud dan edge, untuk menciptakan ekosistem digital yang mulus antara kantor pusat dan pabrik. Menurut survei terbaru Accenture, 79% CEO mengatakan bahwa organisasi mereka mengadopsi teknologi baru lebih cepat daripada mereka dapat mengatasi masalah keamanan terkait.

Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko keamanan teknologi operasional dan prinsip dasar dalam memperkuat ekosistem digital agar lebih aman, produktif, dan efisien untuk mengantisipasi risiko serangan siber yang semakin tinggi di era revolusi industri 4.0.

Selain itu, kerjasama strategis antara pemerintah, pelaku industri, penyedia teknologi, pengamat, dan akademisi harus dibangun untuk bersama-sama memerangi serangan siber. Di era revolusi industri 4.0, keamanan cyber menjadi fundamental dalam bisnis dan harus diterapkan secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengatasi risiko dengan menerapkan standar kebijakan terbaik terkait karyawan, proses, dan teknologi di seluruh lanskap digital.

Pelaku industri harus mengidentifikasi risiko keamanan teknologi operasional dan mencari solusi pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko tersebut. Solusi tersebut perlu disosialisasikan kepada semua pihak yang terlibat dalam operasional, termasuk pihak ketiga, untuk memastikan pemahaman dan kepatuhan mereka terhadap kebijakan keamanan perusahaan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan strategi yang komprehensif dari rantai pasokan hingga implementasi solusi di lokasi pelanggan.

 


 

Melindungi Data Perusahaan dengan Rencana Pemulihan Bencana (DRP)

|| || || Leave a comments

Siapkan payung sebelum hujan. Peribahasa ini juga berlaku bagi para pengusaha untuk melindungi data penting perusahaan mereka. Segala kemungkinan dapat terjadi pada data perusahaan, mulai dari bencana alam, kebakaran, hingga pencurian data atau kehilangan data. Oleh karena itu, diperlukan strategi atau perencanaan terhadap data perusahaan ini, yang dikenal dalam dunia teknologi sebagai Rencana Pemulihan Bencana (DRP).

Apa itu DRP atau rencana pemulihan bencana? DRP adalah tindakan yang dilakukan sebelum dan setelah bencana terjadi. DRP adalah rencana yang difokuskan pada penggunaan teknologi informasi untuk memulihkan kinerja sistem atau aplikasi, atau fasilitas komputer, yang dijalankan dari lokasi yang berbeda atau luar lokasi ketika terjadi keadaan darurat seperti bencana.

Menyusun atau membuat DRP bertujuan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh bencana, seperti melindungi data penting bisnis Anda seperti data penjualan, perilaku konsumen, hingga data sensitif yang berkaitan dengan konsumen. Banyak kasus kehilangan data atau pencurian data dalam dunia teknologi saat ini.

Menurut penelitian dari University of Texas, hanya 6% perusahaan yang berhasil bertahan dan memulihkan data mereka. Sebaliknya, 43% data tidak dapat diakses kembali, dan 51% perusahaan tutup dalam 2 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya DRP.

Meskipun jarang diutamakan oleh para pelaku bisnis, pembuatan rencana pemulihan bencana (DRP) sangatlah penting. DRP memerlukan biaya yang cukup mahal dan penerapannya sulit, namun nilai data perusahaan yang tersimpan di data center adalah "nyawa" bisnis perusahaan. Maka dari itu, pembuatan DRP adalah hal yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan bisnis.

DRP bertujuan untuk meminimalkan risiko dan optimalisasi kesinambungan entitas dalam menghadapi risiko bencana. Program DRP perlu melibatkan seluruh lini operasional dan manajemen perusahaan. DRP harus menangani tiga bidang, yaitu Prevention (pra-bencana), Continuity (saat bencana), serta Recovery (pemulihan).

Prevention diperlukan untuk meminimalisir dampak keseluruhan bencana pada sistem informasi dan sumber daya perusahaan. Langkah-langkah prevention dapat berupa penggunaan server mirror, memelihara hot sites, serta pelatihan tenaga pemulihan bencana. Continuity merupakan proses pemeliharaan inti, mission-critical system yang dibutuhkan untuk menjaga perusahaan dalam status operasional serta menginisiasi hot sites sekunder selama bencana. Dengan demikian, DRP adalah langkah penting dalam menjaga kelangsungan bisnis perusahaan.

Ketiga, pemulihan (pasca-bencana). Langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan semua sistem dan sumber daya agar kembali ke kondisi operasional normal. Perusahaan dapat mengurangi waktu pemulihan dengan menggunakan program pengiriman cepat dengan vendor (program pihak ketiga yang dapat menyediakan sistem penggantian yang sudah dikonfigurasi sebelumnya untuk setiap lokasi dalam waktu yang singkat).

Secara prinsip, DRP adalah strategi untuk menghadapi bencana. Pemilihan strategi ini sangat dipengaruhi oleh kesediaan manajemen dalam menentukan periode RPO (Recovery Point Objective) dan RTO (Recovery Time Objective). Ada tiga strategi yang bisa diterapkan dalam DRP. Pertama, Strategi Cold Site. Pada strategi cold site, perusahaan menyiapkan ruangan kosong yang sudah memiliki jaringan dan kabel terpasang, tetapi belum dilengkapi dengan peralatan komputasi. Jika terjadi bencana, perusahaan akan meminta vendor untuk menyediakan peralatan komputasi untuk jangka waktu tertentu.

Kedua, Strategi Hot Site. Dalam strategi hot site, perusahaan menyiapkan ruangan lengkap dengan kabel, jaringan, dan peralatan komputasi lainnya. Ketiga, Strategi Real-time Mirroring. Dalam strategi Real-time Mirroring, perusahaan menyediakan ruangan dengan jaringan lengkap, peralatan komputasi lengkap, dan database mirror yang identik dengan yang asli.

Dari segi biaya, Cold Site adalah pilihan termurah, sementara Real-time Mirroring merupakan yang termahal. Namun, Real-time Mirroring menjamin kelancaran operasional bisnis. Industri penerbangan dan perbankan lebih cenderung menggunakan strategi Real-time Mirroring karena nilai setiap transaksi sangat penting.

Apakah Anda sebagai pelaku bisnis sudah mempertimbangkan solusi DRP untuk perusahaan Anda?