Sosialisasi adalah kegiatan yang dianggap penting, terutama di kalangan perkotaan dan beberapa elit politik yang menggunakan kegiatan sosial sebagai cara untuk mendapatkan simpati dari masyarakat menengah ke bawah. Seseorang akan dihormati lebih dalam masyarakat jika memiliki banyak pengalaman dalam berorganisasi sosial.
Masyarakat menengah ke bawah yang mayoritas tinggal di desa-desa telah menjadikan sosialisasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka saling bekerja sama dan bergotong-royong. Dari sinilah kegiatan sosial berkembang, melahirkan berbagai kegiatan seperti PKK, kelompok pemuda, ronda, komunitas, dan lain sebagainya. Inilah jiwa sosial yang memang sudah mendarah daging bagi masyarakat Indonesia.
Kebersamaan seperti ini sulit ditemui di negara maju, namun di Indonesia, kerjasama ini telah menjadi budaya yang tumbuh berkembang. Hal ini tentu merupakan hal yang sulit, mengingat Indonesia memiliki beragam suku dan masyarakat.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta adanya inovasi-inovasi canggih, terkadang masyarakat, khususnya kalangan muda, cenderung kehilangan semangat dalam berkegiatan sosial. Remaja, yang seharusnya penuh dengan pemikiran dan semangat untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial, mulai mengalami penurunan semangat. Mereka menjadi enggan untuk berkumpul dan berbagi ide-ide orisinal, serta kurang peduli dalam melestarikan budaya.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kesibukan yang biasa dialami oleh remaja dewasa ini. Banyak dari mereka sibuk dengan kegiatan dan bisnis yang mereka rancang sendiri, sebagai tanda kemajuan dalam pendidikan. Namun, kesibukan ini seringkali tidak dikelola dengan baik sehingga mengorbankan kegiatan sosial yang seharusnya dijalankan. Akibatnya, tidak ada generasi penerus yang dapat melanjutkan kegiatan sosial tersebut. Hal ini menyebabkan masyarakat cenderung menjadi individualis dalam kehidupan modern.
Selain itu, rasa malas juga dapat menjadi faktor yang memengaruhi semangat berkegiatan sosial. Ketika terdapat perbedaan visi dan misi antara anggota masyarakat, seringkali terjadi ketidaksesuaian dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, penting untuk duduk bersama dan berbicara secara baik-baik untuk mencapai pemahaman yang sama.
Temperamen asli setiap individu berbeda-beda. Hal ini menjadi tantangan bagi beberapa orang yang mudah tersinggung dan sulit bersosialisasi. Oleh karena itu, dalam organisasi kemasyarakatan banyak diikuti oleh orang-orang yang ramah dan tahan banting terhadap kritik dan tantangan.
Kemajuan teknologi juga tidak bisa diabaikan, karena dapat membuat generasi muda menjadi terisolasi. Penggunaan HP dan Internet bisa menjadi musuh bagi mereka yang tidak mampu memanfaatkannya dengan baik.
Kemalasan generasi muda dalam berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan menjadi sorotan menarik. Ada berbagai alasan di balik kemauan mereka untuk bergabung atau menghindar dari kegiatan sosial. Di pedesaan, seringkali masyarakat menganut prinsip simbiosis mutualisme, di mana mereka berpartisipasi dalam kegiatan sosial untuk mendapatkan pertolongan balik dari sesama.
Selain mendapatkan keuntungan seperti tambahan jaringan sosial, pengalaman, kepemimpinan, dan pembelajaran, bergabung dalam kegiatan kemasyarakatan juga melatih kemampuan diri seseorang. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi individu itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan organisasi sosial yang mereka ikuti.
Setiap sumbangan kecil memiliki dampak besar dalam kemajuan masyarakat. Tidak perlu melakukan hal-hal besar, karena ide-ide kecil dan sederhana bisa menjadi awal dari ide-ide besar. Pentingnya adalah bagaimana kita bisa merangkul semua potensi yang ada dalam masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan memberikan manfaat bagi semua. Mengubah hal-hal yang kurang baik menjadi lebih baik adalah kunci dari kemajuan kemasyarakatan.



Posting Komentar