Galau, istilah yang sedang populer di kalangan remaja, baik cewek maupun cowok. Entah siapa yang memulai tren ini dan kapan hal tersebut dimulai, tetapi sekarang galau menjadi hal yang sangat eksis di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Setiap orang pasti pernah merasakan galau, dari orang muda hingga presiden, dari tukang becak hingga pengemis. Penyebab galau setiap orang berbeda-beda, mulai dari masalah keuangan hingga tugas kuliah yang sulit. Namun, yang paling parah adalah galau karena putus cinta.
Ketika melihat ke depan, masih banyak tugas yang harus diselesaikan dan mungkin tidak akan selesai sebelum kita meninggal. Namun, yang perlu kita bahas di sini adalah bagaimana galau dapat menghambat pencapaian prestasi kita. Banyak orang menghabiskan waktu mereka dalam keadaan galau, padahal itu tidak akan membawa manfaat sama sekali. Galau hanya akan membuang-buang waktu kita. Masalah memang akan selalu ada, tapi itu bukan berarti kita harus terus-menerus merenunginya. Masalah datang untuk diselesaikan, bukan untuk dipikirkan terus-menerus. Sebagai pengusaha Cina pernah mengatakan, "Satu Detik Adalah Emas", hal ini mengingatkan kita betapa berharganya waktu dan tidak boleh disia-siakan hanya untuk galau.
Jika kita melihat remaja yang gelisah setelah putus cinta, ada yang tidak makan, tidak bisa tidur, bahkan ada yang nekad bunuh diri. Namun sebenarnya, masalah cinta itu seharusnya tidak membuat kita seperti itu. Kita harus membuka lembaran baru dalam hidup kita dan fokus untuk meraih prestasi yang maksimal. Lebih baik kita menyalurkan galau kita dengan menulis opini atau essay, kemudian mengirimkannya ke media massa atau elektronik. Selain dapat terkenal, kita juga bisa mendapatkan uang darinya.
Galau yang berlebihan tidak ada manfaatnya, kita harus berpikir tentang masa depan. Selesaikan masalah dengan keluarga atau teman agar tidak terus-menerus merasa galau. Dari penelitian yang dilakukan, galau pada remaja sering disebabkan oleh masalah dengan kekasih. Hal ini dapat mengubah segalanya, dari yang semula rajin belajar menjadi malas masuk kelas karena sedang galau.
Tentu saja, setiap orang akan mengalami perasaan galau. Namun, kita harus mampu menjadikan rasa galau sebagai tantangan dan motivasi untuk menjadi lebih baik. Jika merasa galau karena nilai ujian rendah, jangan terus menerus meratapi tapi belajar lebih giat agar mendapatkan nilai yang lebih baik. Jika ditolak oleh seseorang yang disukai, jadilah yang terbaik di depan orang tersebut, seperti menjadi bintang pelajar atau pemenang lomba, daripada terus menerus meratapi kegagalan.
Jelas sekali bahwa mengarahkan perasaan galau ke hal-hal yang positif akan membawa banyak manfaat. Jadi, jangan anggap diri kamu modern jika masih suka ngegalau.



Posting Komentar