Benar sekali bahwa Al Qur'an diakui sebagai mukjizat. Hal ini dapat dibuktikan dengan ayat-ayat yang terdapat di dalamnya, yang turun pada abad ke-7 Masehi di mana pengetahuan manusia masih terbatas. Ayat-ayat tersebut ternyata sesuai dengan pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia.
Misalnya, dalam surah Al Anbiyaa ayat 30, dijelaskan bahwa langit dan bumi dulunya merupakan satu kesatuan sebelum dipisahkan oleh Allah. Hal ini sesuai dengan teori Big Bang dalam ilmu pengetahuan modern, di mana alam semesta awalnya merupakan satu kesatuan sebelum akhirnya terpecah menjadi seperti sekarang.
Selain itu, dalam Al Qur'an juga disebutkan bahwa segala sesuatu yang bernyawa memerlukan air untuk hidup. Hal ini juga sesuai dengan fakta bahwa keberadaan air merupakan indikasi adanya kehidupan di suatu planet.
Dalam ayat-ayat lainnya, disebutkan pula bahwa matahari dan bulan bergerak dalam orbit tertentu. Ini juga sesuai dengan pengetahuan modern tentang gerak rotasi dan revolusi benda-benda langit.
Al Qur'an juga telah menggambarkan mengenai mengembangnya alam semesta, yang sekarang dikenal sebagai teori Expanding Universe dalam ilmu astronomi. Dengan demikian, Al Qur'an dapat dianggap sebagai mukjizat yang mengandung pengetahuan yang jauh melebihi zamannya.
Menurut Al Qur'an, langit diperluas. Ini sejalan dengan temuan ilmu pengetahuan modern. Stephen Hawking, dengan teori Big Bang-nya, menyatakan bahwa alam semesta terus membesar dengan kecepatan yang fantastis sejak peristiwa Big Bang. Teori lain seperti Inflationary juga mendukung gagasan bahwa jagad raya terus berkembang. Ilmuwan menyamakan fenomena ini dengan balon yang ditiup.
Sebelum abad ke-20, pandangan umum dalam ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta statis, ada sejak selamanya tanpa awal. Namun, penelitian modern menunjukkan bahwa alam semesta memiliki titik awal dan terus berkembang.
Pada awal abad ke-20, Alexander Friedmann dari Rusia dan George Lemaitre dari Belgia, secara teoritis membuktikan bahwa alam semesta terus bergerak dan membesar.
Data pengamatan pada tahun 1929 yang dilakukan oleh Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang dan galaksi saling menjauh, mendukung gagasan bahwa alam semesta sedang mengembang.
Gunung yang Bergerak
"Anda melihat gunung-gunung itu, Anda mengira mereka tetap diam, padahal mereka bergerak sebagaimana bergeraknya awan." [QS 27:88]
Selama 14 abad yang lalu, manusia selalu berpikir bahwa gunung-gung itu diam, tidak bergerak. Namun dalam Al Qur'an telah disebutkan bahwa gunung itu sebenarnya bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini terjadi karena pergerakan kerak bumi tempat mereka berada. Pada awal abad ke-20, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener pertama kali mengemukakan bahwa benua-benua di permukaan bumi pernah menyatu dan kemudian bergeser ke arah yang berbeda, sehingga terpisah saat bergerak menjauhi satu sama lain.
Para ahli geologi baru memahami kebenaran pernyataan Wegener pada tahun 1980, setelah 50 tahun kematiannya. Wegener pernah menyatakan bahwa sekitar 500 juta tahun yang lalu, seluruh daratan di permukaan bumi adalah satu kesatuan yang dikenal sebagai Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Kemudian, sekitar 180 juta tahun yang lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang bergerak ke arah yang berbeda. Salah satunya adalah Gondwana, yang mencakup Afrika, Australia, Antartika, dan India. Sedangkan yang lain adalah Laurasia, mencakup Eropa, Amerika Utara, dan Asia (kecuali India). Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk setelah pemisahan Pangaea terus bergerak di permukaan bumi sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga mengubah perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak bumi ini ditemukan setelah penelitian geologi dilakukan pada awal abad ke-20. Ilmuwan menjelaskan bahwa kerak bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Lempengan-lempengan ini bergerak di permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersama mereka. Pergerakan benua ini terus berlangsung, menghasilkan perubahan geografi bumi secara perlahan.
Allah telah menyinggung tentang gerakan gunung sebagaimana bergeraknya awan dalam ayat tersebut. Ilmuwan masa kini juga menggunakan istilah "continental drift" untuk gerakan ini. Tidak diragukan lagi, Al Qur'an menyatakan fakta ilmiah ini sebelum ditemukan oleh ilmuwan.
Ada juga tafsiran bahwa bumi bergerak seperti awan itu adalah bumi kita. Bumi tidak diam, seperti yang dipikirkan orang-orang dulu, dan juga kita sebelum mendapat penjelasan dari guru-guru kita. Ternyata, bumi bergerak karena rotasi di porosnya dan karena revolusi mengelilingi Matahari. Bumi bergerak bersama-sama Matahari, mengelilingi jagad raya ini.
Angin yang digunakan oleh Allah untuk mengawinkan tumbuhan dengan menyebar serbuk sari adalah konsep yang belum dikenal oleh manusia pada abad ke-7 Masehi. Baru-baru ini, pada abad-abad terakhir, manusia mulai memahami fenomena ini. Meskipun demikian, Allah telah mengungkapkan keajaiban tersebut melalui Al-Qur'an!
Nubuwat Kemenangan Romawi atas Persia
"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan sekitar tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)
Diselamatkannya Jasad Fir'aun
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu" [QS 10:92]
Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir'aun di Mesir. Pada mumi Ramses II Dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.
Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir'aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).
Semua hal dalam alam ini diciptakan berpasang-pasangan, seperti yang diungkapkan dalam Al Qur'an. Konsep ini mencakup segala hal, baik yang tampak maupun yang tidak diketahui manusia. Ketika kita membaca ayat yang menyebutkan tentang pasangan dalam alam, sebenarnya kita dibawa pada pemikiran yang lebih dalam, yang selaras dengan ilmu pengetahuan saat ini.
Ayat tersebut juga mencakup makna yang lebih luas, seperti yang ditemukan oleh ilmuwan Paul Dirac. Beliau menemukan bahwa materi selalu berpasangan dengan anti-materi, yang memiliki sifat-sifat yang berlawanan. Fakta ini menunjukkan keajaiban Al Qur'an yang sesuai dengan penemuan ilmiah modern, yang tidak mungkin diketahui pada zaman Nabi Muhammad.
Al Qur'an adalah kitab suci yang benar dan tanpa keraguan di dalamnya. Tidak seperti kitab suci agama lain yang memiliki banyak versi yang bertentangan, Al Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang selalu konsisten. Kitab suci ini juga mampu dihafal oleh jutaan orang, sehingga kesuciannya tetap terjaga.
Dengan demikian, Al Qur'an adalah petunjuk bagi mereka yang bertaqwa dan merupakan mukjizat yang tidak dapat disangkal keasliannya.
Posting Komentar