Air Terjun Kuansing adalah destinasi wisata alam yang menakjubkan

|| || || Leave a komentar

Kabupaten Kuantan Singingi terletak di kisaran 1010 - 1020 BT dan 00 - 10 LS, dengan luas wilayah sekitar 7.656,03 km2. Awalnya terdiri dari enam kecamatan definitif, yaitu Kuantan Mudik, Kuantan Tengah, Singingi, Benai, Kuantan Hilir, dan Cerenti. Saat ini jumlah kecamatan definitif telah meningkat menjadi 12 kecamatan. Wilayah ini terletak sekitar 160 km di sebelah selatan Pekanbaru, dengan topografi perbukitan yang memiliki ketinggian beragam, mencapai puncak tertinggi 804 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah ini terdiri dari perbukitan, namun juga memiliki dataran sungai karena adanya Sungai Kuantan, Sungai Teso, dan Sungai Singingi yang mengalir di sekitar wilayah ini.

Kuantan Singingi memiliki potensi pariwisata yang besar, baik dari segi alam maupun sejarah. Salah satu potensi wisata yang sangat populer di kalangan masyarakat adalah pacu jalur. Acara pacu jalur terbesar biasanya diadakan sekali setahun, sebagai peringatan hari kemerdekaan Indonesia di Tepian Narosa, Teluk Kuantan. Namun, masih banyak potensi lain yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, seperti wisata alam, upacara adat, kesenian rakyat, dan peninggalan sejarah. Pada tanggal 8 Juli 2008, Riau Pos mengunjungi beberapa objek wisata alam di Kuantan Singingi, antara lain Danau Rawang Udang di Desa Talontam Kecamatan Benai, air terjun Guruh Gemurai di Desa Kasang Kecamatan Kuantan Mudik, dan air terjun tujuh tingkat di Desa Lubuk Ambacang Kecamatan Hulu Kuantan.

Danau Rawang Udang dulunya merupakan rawa-rawa yang dialiri sungai kecil. Namun, setelah dibangun bendungan, terbentuklah danau kecil. Di sini pengunjung dapat menaiki perahu fiber dan menikmati dua bangunan di tengah danau. Tempat ini biasanya ramai dikunjungi saat hari libur, namun pada hari biasa hanya sedikit masyarakat yang menaiki perahu. Jalanan menuju kawasan ini melewati jembatan yang melintasi Sungai Kuantan dari Pasar Benai. Di sepanjang jalan terlihat persawahan dan pemukiman penduduk yang menambah keindahan panorama alam.

Air Terjun Guruh Gemurai terletak di Desa Kasang, Kecamatan Kuantan Mudik, sekitar 10 km dari pasar Lubuk Jambi. Kawasan ini berada di perbatasan Sumatera Barat dan Riau, di hutan lindung Bukit Betabuh. Sayangnya, hutan yang dulu indah dengan bukit-bukit curam kini telah hilang, digantikan oleh kebun karet hasil penebangan liar oleh masyarakat.

Saat ini, jalan menuju air terjun sedang dalam tahap perbaikan dan pelebaran. Beberapa jalan mendaki sudah mulai diperbaiki. Namun, saat hujan, mobil tidak akan bisa masuk karena jalan yang licin. Perjalanan sekitar 2 km dari jalan nasional melalui hutan yang ditanami karet berusia 2-7 tahun.

Ketika sampai di lokasi, akan ada balai-baali untuk beristirahat sejenak sambil menikmati panorama alam pedesaan dan Sungai Kuantan yang berliku-liku. Setelah satu kilometer lagi, kita akan tiba di Air Terjun Guruh Gemurai. Suara gemuruh air terjun terdengar jelas dari kejauhan, seolah-olah sedang turun hujan lebat. Letih dari perjalanan akan hilang saat kita menghirup udara segar di antara pepohonan yang masih lestari di sekitar air terjun.

Di lokasi ini, terdapat tangga beton yang memudahkan turun ke kolam di bawah air terjun. Ada dua air terjun, dengan yang utama memiliki ketinggian hampir dua puluh meter. Di kolam air terjun utama, pengunjung dapat menikmati mandi di antara air yang sejuk, diiringi gemerisik air yang mengalir di antara bebatuan besar dan pepohonan yang rindang.

Di sebelah kiri menjelang air terjun, terdapat sejumlah pekerja yang sedang sibuk beraktivitas. Menurut Kepala Dinas Pariwisata, Kesenian, dan Budaya Kuansing, Drs Syafrinal MSi, saat ini sedang dilakukan pembangunan fasilitas parkir kendaraan dan musala di lokasi tersebut. "Kami sedang melakukan peningkatan dan penyempurnaan fasilitas di area wisata, tahun ini fokusnya adalah Air Terjun Guruh Gemurai, sementara tahun depan akan beralih ke Air Terjun Tujuh Tingkat," ujar Syafrinal.

Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Desa Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, merupakan salah satu air terjun yang indah dan tertinggi di Kuansing. Lokasi ini dapat dicapai melalui perjalanan darat dan dilanjutkan dengan menggunakan perahu selama sekitar 15 menit ke arah hulu sungai.

Dari pasar Lubuk Jambi menuju Desa Lubuk Ambacang, perjalanan dengan kendaraan memakan waktu sekitar 20 menit dengan kondisi jalan beraspal. Alternatif lain adalah melalui Desa Jake, simpang pos polisi ke Desa Serosah, Mudiak Ulo, lalu ke Desa Koto Kombu melalui jalan tanah dengan waktu tempuh sekitar 40 menit.

Saat menuju Desa Lubuk Ambacang, dari Koto Kombu kita akan melintasi jembatan beton di atas Sungai Kuantan. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu yang mampu menampung sekitar 15 hingga 25 orang, dapat ditemukan di bawah jembatan atau di Pasar Lubuk Ambacang dengan tarif sewa Rp150 ribu.

Perjalanan di sungai ke arah hulu memakan waktu sekitar 15 menit. Selama perjalanan, kita dapat menikmati keindahan pepohonan di antara bukit dengan ketinggian berkisar antara 45 hingga 70 derajat. Semakin ke arah hulu, sungai menjadi lebih sempit dan arusnya semakin deras.

Tak jauh dari jembatan, kita akan melewati Pulau Tempurung. Di sini, air membentuk lengkungan yang menyerupai tempurung. Meskipun dari kejauhan terlihat tenang, namun arusnya cukup deras saat Sungai Kuantan surut. Boat harus melaju pelan-pelan di tepi tebing dan di antara bebatuan. Namun jika air cukup dalam, arusnya tidak terlalu kuat dan boat dapat melaju di tengah sungai.

Setelah melintasi sungai, kita tiba di lokasi dengan dermaga yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten beberapa tahun yang lalu. Jembatan kayu melintang di atas sungai yang mengalir menuju air terjun tujuh tingkat. Dari dermaga ini, kita bisa melihat air terjun pertama yang gemuruhnya terdengar jelas dari muara sungai. Perjalanan dari air terjun pertama hingga keempat dapat dilalui dengan menyusuri tebing terjal melalui tangga beton di antara pepohonan yang hijau. Suasana sejuk dan nyaman terasa di sekitar kita, semilir angin dari air terjun membuat kita betah berlama-lama di sana.

Bambang Wahyu Jatmiko, produser dan pimpinan Mara Studio, bersama dua rekannya, Rudi dan Anto, berkunjung untuk mengambil gambar latar belakang video klip dan pembelajaran Rarak Godang Kuantan Singingi. Mereka berharap agar keindahan alam di kawasan tersebut tetap terjaga dan bisa dinikmati oleh masyarakat. Maraknya illegal logging belakangan ini telah merusak hutan alam. Hutan lindung seperti di Bukit Betabuh, tempat air terjun guruh gemurai berada, juga tidak luput dari kerusakan. Hanya hutan di sekitar air terjun yang masih utuh, sedangkan yang lain telah ditebang dan diganti dengan tanaman karet.

Dengan lincah mereka mengambil foto-foto dari berbagai sudut. Kamera mereka diarahkan pada setiap bagian air terjun yang memancarkan air ke bawah. Setelah menikmati dan mengabadikan air terjun tingkat pertama dan keempat yang memiliki ketinggian berbeda, antara 5-15 meter, petualangan dilanjutkan.

Di sinilah awal dari petualangan yang menarik, saat kita melewati tingkat keempat hingga tingkat ketujuh. Setiap pengunjung harus berjalan di antara tebing yang curam dengan kemiringan antara 45 hingga 85 derajat. Bagi para pecinta alam, tantangan semacam ini merupakan kesempatan yang menyenangkan untuk merasakan sensasi adrenalin.

Mendaki di antara tebing dan melompati akar-akar pohon cukup menguras tenaga. Jarak antara air terjun berkisar antara 50-100 meter. Meskipun melewati medan yang menantang, pengunjung tidak akan merasa bosan. Setiap air terjun memiliki keunikan dan keindahan tersendiri.

Setelah melewati air terjun keenam, tidak jauh dari sana terdapat air terjun terbaik, dengan ketinggian lebih dari 30 meter. Yang membuat terkesima adalah kolam air terjun ini mencerminkan dua lengkungan pelangi, ciptaan cahaya matahari yang memantul dari percikan air terjun yang disertai hembusan angin kencang.

Kami hanya sampai di kolam air terjun ketujuh. Karena beratnya perjalanan dan demi mengurangi risiko beberapa dari kami terpeleset dan terjepit di antara batu-batu besar sehingga mengakibatkan memar pada kaki, seperti yang dialami Anto, kru Mara Studio yang harus berjalan tersendat akibat kaki yang memar kami hanya menikmati keindahan air terjun dari bawah.

Pengalaman ini berbeda dengan petualangan Riau Pos pada tahun 1995. Saat itu, Riau Pos berhasil mencapai puncak tertinggi. Namun, itu semua tidak didapat dengan mudah, melainkan dengan perjuangan yang melelahkan, mendaki di antara bebatuan terjal. Sedikit kesalahan saja dapat membuat seseorang jatuh puluhan meter ke bawah. Dari ketinggian itu, jika melihat ke bawah, di kolam air terjun ketujuh terlihat pelangi yang selalu hadir dengan bentuk melingkar.

Menurut cerita dari Eri, seorang penduduk Desa Lubuk Ambacang yang bekerja sebagai penyewa boat menuju air terjun, kawasan ini hampir setiap hari ramai dikunjungi oleh masyarakat. Menurut Eri, puncak keramaian terjadi saat acara mandi balimau yang diselenggarakan satu hari sebelum bulan Ramadan. "Saat acara mandi balimau, jumlah pengunjung mencapai hampir seribu orang," kata Eri.

Biasanya, pada hari-hari biasa, hanya ada dua boat yang disewa, namun saat acara mandi balimau, ada tujuh boat yang siap mengantar pengunjung. Boat tersebut dapat menampung 15 hingga 25 penumpang. Menurut Eri, setiap boat harus melakukan delapan perjalanan bolak-balik untuk menjemput penumpang di bawah jembatan Lubuk Ambacang.

/[ 0 komentar Untuk Artikel Air Terjun Kuansing adalah destinasi wisata alam yang menakjubkan]\

Posting Komentar