Menggali Kemajuan Teknologi dalam Jaringan Seluler

|| || || Leave a comments

Teknologi jaringan seluler telah mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 1980. Dari generasi pertama hingga generasi kelima, tingkat kecepatan dan transfer data semakin canggih. Generasi pertama (1G) ditandai oleh teknologi AMPS yang menggunakan gelombang analog radio sederhana. Meskipun memiliki jangkauan yang sempit dan kecepatan rendah, teknologi ini membuka jalan bagi perkembangan selanjutnya. FDMA digunakan dalam 1G untuk membagi range frekuensi sehingga pengguna bisa berkomunikasi tanpa gangguan.

Koneksi teknologi 1G yang dikenal dengan sebutan AMPS (Advanced Mobile Phone Service) hanya dapat digunakan untuk komunikasi suara dengan kecepatan hingga 14,4 kbps. Selain AMPS atau IS-136, teknologi 1G juga termasuk NMT (Nordic Mobile Telephony), HICAP, TACS, C450, C-Netz, Mobitex, dan DataTAC.

Teknologi 1G hanya mampu menyediakan layanan komunikasi suara, tanpa kemampuan untuk komunikasi data dalam kecepatan tinggi dan besar. Terdapat keterbatasan lain seperti kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat diakomodasi dalam satu sel yang terbatas, dan penggunaan frekuensi yang boros karena setiap pengguna membutuhkan satu kanal frekuensi.

Pada generasi jaringan kedua, yaitu 2G, diperkenalkan teknologi seperti GSM, CDMA, GPRS, dan EDGE pada tahun 1990-an. GSM dan CDMA merupakan teknologi awal yang mendukung pengiriman pesan teks (SMS) dan suara secara bersamaan. GSM pertama muncul di Eropa, sedangkan Amerika mengandalkan D-AMPS dan CDMA dari Quallcomm. Kedua sistem ini mewakili generasi kedua dari teknologi jaringan nirkabel.

Generasi kedua memiliki fitur CSD yang memungkinkan transfer data dengan kecepatan sekitar 14,4 kbps. Pengguna juga dapat mengirim pesan teks. Namun, penggunaan fitur CSD ini dapat menimbulkan biaya yang tinggi, karena untuk terhubung ke internet pengguna harus menggunakan dial-up yang dikenakan biaya per menit.

Pada akhir tahun 1990, teknologi 2G telah berevolusi menjadi 2.5G. Pada masa ini, teknologi EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution) diperkenalkan, memberikan akses yang lebih cepat dengan kecepatan hingga 384 Kbps kepada pengguna. Dengan EDGE, pengguna dapat menikmati layanan pengiriman MMS (Multimedia Messaging Services). Selain GSM, CDMA, GPRS, dan EDGE, teknologi lain yang termasuk dalam kategori 2G meliputi Time Division Multiple Access (TDMA), Personal Digital Celluler (PDC), iDEN, Digital European Cordless Telephone (DECT), Personal Handphone Service (PHPS), dan IS-95 CDMA (CDMAone).

Generasi kedua ini tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara, tetapi juga untuk layanan SMS (Short Message Service) yang memungkinkan pengiriman pesan pendek dua arah hingga 160 karakter, voice mail, call waiting, dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second). Kecepatan tersebut sudah cukup untuk mengirim pesan teks, gambar, atau ringtone MIDI. Penggunaan teknologi berbasis digital juga meningkatkan kualitas suara yang lebih jernih. Meskipun demikian, jaringan 2G masih memiliki keterbatasan dalam cakupan dan sangat tergantung pada keberadaan BTS (cell Tower), selain juga tidak efisien untuk trafik rendah.

Generasi Jaringan Ketiga, atau dikenal sebagai 3G, meluncurkan teknologi baru yang revolusioner di awal tahun 2000-an. Salah satu perubahan signifikan dalam 3G adalah kemampuan mendukung akses internet mobile dan roaming di luar area cakupan.

Teknologi 3G pertama kali diperkenalkan sebagai WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) yang mampu menyediakan kecepatan internet hingga 2 Mbps, hampir 10 kali lebih cepat dari teknologi 2G.

Beberapa teknologi yang termasuk dalam kategori 3G antara lain EDGE atau E-GPRS, W-CDMA atau UMTS, CDMA2000-1X EV/DV, CDMA2000-1X EV-DO, TD-CDMA, GAN atau UMA, HSPA, HSDPA, HSUPA, HSPA+, FOMA, HSOPA, dan TD-SCDMA.

Dengan kehadiran 3G, pengguna dapat menikmati transfer data yang cepat (144kbps-2Mbps) yang memungkinkan mereka untuk menikmati berbagai layanan data broadband seperti internet, video on demand, music on demand, games on demand, dan berbagai layanan lainnya. Kecepatan tersebut juga memungkinkan pengguna untuk melakukan video conference dan streaming video dengan lancar.

Generasi Jaringan Ketiga: 3,5G HSDPA
Teknologi 3G telah ditingkatkan menjadi HSDPA (High Speed Downlink Packet Access), yang memberikan kualitas jaringan dan kecepatan yang lebih baik. Dengan adanya dukungan untuk beberapa koneksi secara bersamaan, pengguna dapat menjelajahi internet sambil melakukan panggilan ke tujuan yang berbeda.

Teknologi yang digunakan dalam 3.5G adalah HSDPA, yang merupakan perkembangan dari akses data 3G. HSDPA sering disebut sebagai generasi 3.5G karena masih berbasis pada platform 3G. Selain itu, ada WiBro (Wireless Broadband). WiBro merupakan bagian dari kebijakan teknologi informasi Korea Selatan yang dikenal dengan kebijakan 839. WiBro mampu mengirimkan data dengan kecepatan hingga 50 Mbps.

Dengan teknologi 3,5G ini, pengguna dapat mengunduh berbagai konten multimedia, seperti video streaming, musik streaming, mobile TV, permainan online, cuplikan film, animasi, video klip, permainan, video klip olahraga, berita keuangan, memutar lagu secara penuh, dan karaoke dengan kecepatan tinggi. Semua ini dapat dilakukan sambil melakukan panggilan video tanpa mengganggu proses transfer data.

Generasi keempat dari teknologi jaringan, yaitu 4G LTE, merupakan perkembangan yang sangat pesat. Teknologi ini menggunakan Long Term Evolution (LTE) dan secara resmi disebut "3G and beyond" oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers). Dibandingkan dengan pendahulunya, 4G memiliki kecepatan 500 kali lebih cepat. Selain itu, 4G tidak hanya terbatas pada telepon seluler, melainkan juga dapat digunakan oleh berbagai perangkat digital lainnya. Teknologi 4G juga memperkenalkan Voice over LTE (VoLTE), yang membuat kualitas panggilan menjadi lebih baik dengan memanfaatkan frekuensi LTE.

Dengan kecepatan tinggi, koneksi LTE dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk perangkat Internet of Things (IoT) yang semakin banyak digunakan. Sistem 4G menyediakan solusi IP komprehensif di mana suara, data, dan multimedia dapat diakses oleh pengguna dengan rata-rata data yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Setiap perangkat 4G dilengkapi dengan nomor IP v6 dan dapat berinteraksi dengan internet telephony berbasis Session Initiation Protocol (SIP).

Generasi Jaringan Kelima: 5G
Pada saat ini, teknologi 5G masih dalam tahap pengembangan. Nama 5G sendiri belum diakui secara resmi untuk spesifikasi tertentu yang biasanya diumumkan oleh perusahaan telekomunikasi atau badan standardisasi seperti 3GPP, WiMAX Forum, atau ITU-R. Namun, ketika teknologi jaringan seluler generasi ke-5 ini diluncurkan, akan memberikan dampak besar terhadap jaringan internet mobile yang ada saat ini. Teknologi 5G diharapkan akan menciptakan perbedaan signifikan dalam kinerja perangkat IoT yang sebelumnya bergantung pada LTE.

Perbedaan utama antara teknologi 4G dan 5G terletak pada kecepatan dan latensi jaringan. Kecepatan jaringan 4G mencapai 49-50 Mbps, sedangkan 5G memiliki kecepatan yang 100 kali lipat lebih cepat, mencapai 10 Gbps. Dalam hal latensi, teknologi 5G akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengirim dan menerima informasi secara signifikan. Jika latensi 4G adalah 50 milidetik, maka 5G hanya memerlukan 1 milidetik.

Oleh karena itu, teknologi 5G dikatakan mampu mengurangi latensi koneksi internet dan meningkatkan fleksibilitas layanan nirkabel. Selain itu, 5G juga akan mempermudah mobilitas pengguna internet dengan kemampuan roaming yang tak terbatas antara akses seluler dan Wi-Fi. Cara kerja teknologi 5G juga akan memberikan manfaat besar bagi dunia industri. Sebagai contoh, dalam industri otomotif, 5G dapat berintegrasi dengan algoritma yang didukung oleh Machine Learning untuk memberikan informasi terkait lalu lintas.

Keunggulan teknologi 5G meliputi latensi lebih rendah, koneksi internet yang lebih cepat, kemampuan mengontrol drone, peningkatan teknologi VR, mobil otonom, transmisi data yang lebih efisien, operasi jarak jauh, konektivitas lebih luas dengan perangkat IoT, cloud gaming, dan peningkatan kapasitas internet. Namun, implementasi teknologi 5G akan tergantung pada jangkauan jaringan, jumlah pengguna terhubung, dan jenis perangkat yang digunakan. Karena 5G mencakup berbagai teknologi yang berbeda, akan sulit untuk memisahkan semuanya dengan jelas dan ada beberapa aspek yang tumpang tindih.

Kecepatan yang tinggi yang ditawarkan oleh 5G dibandingkan dengan 4G LTE memerlukan penggunaan frekuensi tinggi mmWave (gelombang milimeter). Frekuensi ini memiliki bandwidth yang luas, sehingga ideal untuk memastikan konektivitas yang baik dalam lingkungan ramai seperti stadion, konser, dan acara publik lainnya. Untuk menjaga kinerja yang efisien, 5G bergantung pada teknologi MIMO besar (multiple-input multiple-output) dan Beamforming.

Sementara BTS 4G biasanya menggunakan 12 antena untuk mentransmisikan data, BTS 5G dengan MIMO massif dapat mendukung hingga 100 antena. Namun, frekuensi mmWave yang tinggi juga rentan terhadap gangguan, dan penggunaan beberapa antena dapat meningkatkan risiko gangguan.
Teknologi Beamforming membantu menemukan jalur optimal untuk setiap pengguna yang terhubung, sehingga mengurangi gangguan dan meningkatkan kualitas sinyal. 



Teknologi identifikasi seperti barcode dan Radio-Frequency Identification (RFID)

|| || || Leave a comments

Mari kita memahami teknologi identifikasi yang digunakan secara luas di berbagai bidang, yaitu barcode dan RFID. Dua teknologi ini memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan melacak produk atau barang dengan mudah dan efisien. Dengan menggunakan barcode, informasi tentang produk dapat langsung terbaca dengan menggunakan scanner khusus. Sedangkan dengan RFID, informasi dapat diakses secara nirkabel dengan menggunakan gelombang radio.

Kedua teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun keduanya sama-sama penting dalam dunia bisnis modern. Barcode lebih umum digunakan untuk produk konsumen di toko-toko ritel, sementara RFID lebih sering digunakan untuk manajemen persediaan dan logistik.

Dengan memahami kedua teknologi ini, kita dapat mengoptimalkan penggunaannya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Semakin banyak kita mengetahui tentang teknologi identifikasi, semakin mudah kita dapat melacak dan mengelola barang-barang dengan lebih efisien.

Ketika berbelanja di supermarket, kita sering melihat barcode pada produk yang dipajang. Saat kita akan membayar barang, kasir akan memindai barcode tersebut. Namun, kini semakin banyak industri yang mulai menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) selain barcode.

Barcode dan RFID adalah dua sistem teknologi identifikasi otomatis yang sedang populer saat ini. Tentu saja, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. berikut adalah penjelasannya.

Kode Batang atau disebut juga Barcode adalah suatu kumpulan data optik berbentuk garis atau batang yang dapat dibaca oleh mesin pemindai atau pembaca. Berbagai jenis kode ini digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya dan sangat berguna dalam melacak item dalam rantai pasokan. Sebuah pemindai barcode digunakan untuk mengonversi data dari tag barcode.

Awalnya, barcode digunakan untuk otomatisasi sistem pemeriksaan di swalayan namun kini digunakan dalam berbagai kegunaan lain yang umumnya dikenal sebagai Auto ID Data Capture (AIDC). Teknologi identifikasi ini pertama kali digunakan pada tahun 1932 oleh Wallace Flint untuk sistem pemeriksaan barang di perusahaan ritel, dan kemudian mulai digunakan oleh perusahaan industri.

Pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk menciptakan sistem pembacaan informasi produk secara otomatis selama proses checkout. Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan dari institusi tersebut, bekerja sama untuk menemukan solusi. Mereka berhasil mengembangkan simbol titik dan garis yang terdapat dalam kode morse untuk menyortir produk grosir dengan lebih efisien.

Fungsi utama dari barcode adalah untuk menyimpan informasi terkait produk seperti tanggal kedaluwarsa, kode produksi, dan nomor identitas produk. Barcode memainkan peran penting dalam melacak dan mengidentifikasi berbagai barang yang telah diberi label barcode.

Barcode memerlukan sebuah alat pembaca untuk mengetahui informasi yang terdapat dalam kemasan, yaitu barcode scanner. Alat ini sangat membantu operator dalam membaca informasi tanpa harus melihat setiap garis produk secara manual.

Salah satu alasan popularitas barcode adalah harga scanner yang terjangkau. Selain itu, kode barcode bisa dibuat sendiri dan tingkat kesalahan hanya 1 karakter dari triliunan karakter yang dimasukkan.

Kelebihan utama dari barcode adalah kemudahannya. Penggunaan barcode memudahkan input data dan lebih cepat dibanding cara manual.

Barcode juga meningkatkan akurasi pencatatan informasi karena tingkat ketelitian yang tinggi. Sistem ini efisien dalam mengurangi kerugian dengan pencatatan yang akurat tanpa perlu tenaga yang banyak untuk input data secara berulang menggunakan cara tradisional.

Frekuensi Identifikasi Radio (RFID) adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan dan mengirim data secara nirkabel dengan menggunakan perangkat yang disebut RFID tag. RFID tag adalah benda kecil berupa stiker yang dapat ditempelkan pada barang atau produk. Tag RFID dilengkapi dengan antena yang memungkinkan mereka untuk menerima dan merespons permintaan yang dikirim oleh pembaca RFID.

Sebuah RFID tag terdiri dari dua bagian utama, yaitu sirkuit terintegrasi dan antena. Sirkuit terintegrasi berfungsi untuk memproses dan menyimpan informasi, serta untuk mengirim dan menerima sinyal radio. Sementara itu, antena digunakan untuk mengirimkan sinyal radio.

RFID tag dapat dibedakan berdasarkan frekuensi radio, seperti low frequency tag (125-134 kHz), high frequency tag (13.56 MHz), UHF tag (868-956 MHz), dan Microwave tag (2.45 GHz). Untuk membaca data dari RFID tag, digunakan pembaca RFID yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu pembaca pasif dan pembaca aktif. Pembaca pasif hanya dapat berfungsi saat menerima sinyal dari tag aktif, yang bekerja dengan baterai. Sementara pembaca aktif dapat mengirimkan sinyal ke tag dan menerima balasan dari tag. Sinyal ini berguna untuk membaca tag pasif.

RFID tag dan pembaca berperan dalam mengambil data tanpa bersentuhan, di mana tag menyimpan kode unik yang dapat dibaca oleh pembaca RFID. Pada awalnya, RFID ditemukan sebagai IFF transponder untuk identifikasi pesawat selama Perang Dunia II. Namun saat ini, RFID digunakan dalam berbagai aplikasi transaksi sehari-hari, seperti transaksi pembayaran.

Pembayaran tagihan melalui ponsel pintar, pembayaran tol, pelacakan produk, sistem inventaris, perangkat kode buku, paspor, absensi, dan sebagainya dapat dilakukan dengan RFID yang sangat diminati karena memiliki beberapa keunggulan. Label atau tag dapat dibaca ketika melewati pembaca label, bahkan jika tertutup oleh objek lain. Selain itu, label dapat dibaca di dalam wadah, karton, dan kotak. Yang menarik, label RFID dapat membaca ratusan pada saat yang sama, tahan lama, dapat digunakan kembali, dapat menyimpan lebih banyak data, dan memiliki kemampuan pelacakan yang tinggi.

Saat ini, teknologi RFID telah menjadi populer di berbagai sektor, mulai dari perusahaan yang menggunakan RFID untuk mengidentifikasi karyawan dan aset mereka, hingga supermarket yang memanfaatkannya untuk mempermudah proses belanja. Tak hanya itu, RFID juga digunakan di dalam mobil untuk memantau penggunaan BBM bersubsidi, serta untuk pembayaran tol tanpa harus melakukan kontak langsung. Di bandara, teknologi RFID juga dimanfaatkan untuk melacak bagasi penumpang, memastikan bahwa bagasi tersebut sampai ke tujuan dengan aman. Dengan berbagai macam aplikasi yang dapat dilakukan, RFID telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari dan terus berkembang dalam berbagai aspek kehidupan kita. 



Mengenal konsep Teknologi Kembar Digital

|| || || Leave a comments

Era digitalisasi modern saat ini telah merambah ke sektor industri. Saat ini, mesin-mesin industri telah terhubung ke internet. Koneksi internet memungkinkan mesin terhubung dengan perangkat lunak dan keras melalui perangkat fisik yang mengumpulkan data. Data ini kemudian diberikan kepada manusia untuk meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan industri.

Proses ini dimungkinkan berkat teknologi Digital Twin. Apa itu digital twin? Digital twin pada dasarnya adalah model virtual dari aset fisik sebuah mesin, dalam bentuk model komputer. Digital twin membantu manusia mengumpulkan informasi berbasis data dan membuat prediksi yang akurat untuk pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Digital twin menggunakan data yang diberikan oleh sensor untuk memahami kondisi sekitar, merespons perubahan, meningkatkan operasi, dan menambah nilai.

Dengan adanya Internet of Things, digital twin dapat terus-menerus mengumpulkan data tentang kondisi fisik peralatan atau perangkat menggunakan sensor yang terpasang. Mulai dari proses manufaktur hingga program pengaturan eksternal, semuanya bisa dimasukkan ke dalam digital twin.

Sistem kerja digital twin bergantung pada data yang diberikan oleh sensor untuk merespons perubahan, memahami kondisi, dan meningkatkan kinerja.

Cara kerja digital twin melalui tiga tahap: melihat, berpikir, dan melakukan. Tahap pertama, melihat, adalah proses pengambilan data untuk menciptakan "kembaran virtual" yang dapat bekerja bersamaan. Digital twin menggabungkan software, hardware, fisika, dan machine learning untuk menghasilkan keputusan yang diperlukan. Caranya adalah dengan menghubungkan peralatan industri ke internet untuk mengumpulkan data dan memasukkannya ke dalam digital twin.

Tahap kedua, berpikir, melibatkan analisis data yang diolah dengan machine learning untuk melihat korelasi dan mencari akar permasalahan. Digital twin kemudian dapat merekomendasikan tindakan yang perlu dilakukan.

Tahap ketiga, melakukan, berkaitan dengan pemeliharaan dan pengendalian mesin.

Keakuratan digital twin dapat ditingkatkan melalui dua langkah. Pertama, dengan mengumpulkan semua data dari digital twin dan membuat template dari koleksi data tersebut. Dengan adanya template mesin-mesin dalam industri, pelanggan dapat dengan mudah mengakses data yang dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan. Langkah kedua adalah melalui prediksi yang didasarkan pada platform cloud. Dengan menyimpan informasi di cloud, informasi tersebut dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan.

Digital twin memiliki empat jenis, yaitu Komponen (parts), Mesin, Proses, dan Sistem. Pemilihan jenis twin yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dapat membantu dalam menentukan estimasi biaya. Keunggulan digital twin terletak pada efisiensi harga yang dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan perusahaan.

Pemanfaatan teknologi digital twin dapat membawa keuntungan bisnis yang melibatkan seluruh siklus hidup aset perusahaan:

1. Pengembangan Produk: teknisi, desainer, dan pengembang dapat membuat prototipe digital dan melakukan simulasi untuk menguji kegunaan produk. Dengan begitu, biaya pengembangan dan produksi dapat dikurangi dengan mengidentifikasi masalah sebelum produk dibuat.

2. Pengaturan Melalui Digital Twin: produk dapat diatur dari pusat layanan jarak jauh, mengurangi biaya layanan bagi konsumen.

3. Pemecahan Masalah Pascaproduksi: dengan data yang ditangkap dalam digital twin, teknisi dapat lebih mudah menyelesaikan masalah yang muncul pada produk.

Dalam menghadapi masa depan, penggunaan digital twin akan semakin beragam seiring dengan inovasi dari pemilik usaha. Dengan perkembangan AI, Image Recognition, dan teknologi lainnya, digital twin akan terus beradaptasi dan memberikan aplikasi baru yang menarik untuk digunakan dalam industri manufaktur.


 

Mempelajari Teknologi Call Center dan Manfaatnya

|| || || Leave a comments

Teknologi call center adalah sistem yang digunakan untuk mengelola komunikasi telepon dengan pelanggan. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk menerima dan menangani panggilan dari pelanggan dengan lebih efisien. Dengan teknologi call center, perusahaan dapat meningkatkan layanan pelanggan, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan proses bisnis mereka.

Kegunaan teknologi call center sangat penting dalam dunia bisnis modern. Dengan menggunakan teknologi ini, perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan mereka, meningkatkan retensi pelanggan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Selain itu, teknologi call center juga dapat membantu perusahaan untuk memecahkan masalah dengan lebih cepat, meningkatkan efisiensi operasional, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan.

Dengan memahami teknologi call center dan manfaatnya, perusahaan dapat mengoptimalkan strategi layanan pelanggan mereka dan meningkatkan kinerja bisnis mereka secara keseluruhan.

Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, hampir semua perusahaan kini dilengkapi dengan layanan Call Center. Call center tidak hanya berperan dalam mengumpulkan informasi dari pelanggan, tetapi juga dapat digunakan perusahaan untuk kegiatan pemasaran, menerima panggilan dari klien, hingga penagihan hutang.

Call center merupakan sistem informasi terpusat yang berfungsi untuk menerima dan menangani sejumlah besar panggilan telepon. Tujuan dari call center adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi anggaran dengan cara standarisasi, kelancaran, dan penyatuan layanan kepada pelanggan.

Dalam perkembangannya, call center mengalami perubahan baik dalam layanan maupun teknologi yang digunakan. Saat ini, layanan call center tidak lagi terbatas pada jam kerja kantor, melainkan melayani pelanggan selama 24 jam selama tujuh hari dalam seminggu.

Layanan call center yang beroperasi 24 jam sangat membantu pelanggan untuk menyampaikan keluhan, masukan, atau pertanyaan mengenai produk dari perusahaan tanpa terkendala waktu. Pelanggan dapat dengan nyaman menghubungi perusahaan di luar jam kerja mereka. Dari sisi perusahaan, call center juga memungkinkan pemilik bisnis untuk mendengarkan lebih banyak masukan dan keinginan pelanggan terkait layanan yang mereka berikan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan produk baru atau strategi bisnis yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Dulu, call center hanya berfokus pada pengumpulan informasi pelanggan dan pengelolaan pesanan. Namun, kini call center diharapkan dapat mengidentifikasi peluang dan mempertahankan pelanggan. Call center juga diharapkan dapat menjadi wadah untuk mengelola semua transaksi yang terjadi, sehingga perusahaan dapat menganalisis pola dan tren dari pelanggan, tanpa terbatas pada saluran komunikasi yang digunakan.

Pada saat yang sama, teknologi yang mendukung layanan pusat panggilan ini terus mengalami perkembangan. Perkembangan teknologi dalam pusat panggilan ini berdampak pada hubungan antara perusahaan dan pelanggan. Sebagai contoh, media interaksi yang sering digunakan termasuk surel, fax, obrolan online, dan forum online. Selain itu, penggunaan peralatan PABX yang dimiliki dan dioperasikan oleh operator juga menjadi hal yang umum. PABX berperan dalam mendistribusikan dan membagi panggilan secara otomatis, memberikan jawaban suara secara interaktif, rute panggilan, dan lainnya. Saat ini, media sosial seperti Whatsapp, Line, Telegram, Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya juga dapat dimanfaatkan. Hal ini telah menyebabkan peralihan istilah dari pusat panggilan menjadi Pusat Kontak.

Tentunya, terdapat beragam teknologi, sistem, perangkat, dan aplikasi canggih yang dapat diadopsi oleh pusat panggilan. Namun, pemilihan teknologi yang tepat dan implementasi yang benar sangat penting. Salah satunya adalah memaksimalkan teknologi tersebut dari waktu ke waktu. Berikut adalah beberapa pilihan teknologi yang harus dimiliki oleh pusat panggilan beserta fungsinya:

Pertama, Automatic Call Distributors (ACD) atau Dialers. Setiap pusat panggilan membutuhkan sistem untuk memproses panggilan dan interaksi lainnya seperti surel atau obrolan. ACD atau dialers merupakan inti dari sistem pusat panggilan. Semua aplikasi lainnya digunakan sebagai pelengkap dan untuk meningkatkan kinerja ACD dan dialers. Pusat panggilan inbound menggunakan ACD untuk mengatur aliran panggilan masuk dan mendistribusikannya ke bagian atau agen yang sesuai. Sementara itu, pusat panggilan outbound menggunakan dialer untuk melakukan dan menyelesaikan panggilan.

Kedua, CRM Application atau Call Center Servicing Application. Ini adalah teknologi kedua yang penting dalam pusat panggilan. Para agen menggunakan aplikasi servicing untuk merespons pelanggan, mengakses data, dan mencari nilai pelanggan bagi perusahaan. Selain itu, aplikasi servicing juga digunakan untuk mendokumentasikan keluhan, isu, atau permintaan pelanggan, serta langkah-langkah penanganannya. Teknologi ini menciptakan catatan interaksi yang dapat diakses kembali ketika diperlukan saat ada pelanggan yang memerlukan bantuan.

Ketiga, Sistem Manajemen Kampanye (CMS). Call center outbound memerlukan CMS agar para agen dapat mengetahui siapa yang akan mereka hubungi. Bahkan, teknologi CMS yang lebih canggih memungkinkan para agen untuk merekam respons dari setiap pelanggan. Keempat, Sistem Perekaman Panggilan. Setiap call center untuk tujuan penjualan dan layanan pelanggan (inbound maupun outbound) membutuhkan sistem perekaman untuk mencatat setiap interaksi, sehingga mereka dapat mempelajarinya kembali jika ada pertanyaan, masalah, atau keluhan terkait interaksi tersebut. Beberapa perusahaan hanya mencatat panggilan, sementara yang lain memiliki catatan lengkap termasuk skema pelayanan kepada pelanggan. Beberapa sistem perekaman yang canggih dapat mencatat berbagai jenis interaksi, tidak hanya panggilan.

Kelima, Interactive Voice Response (IVR) atau Sistem Pengenalan Suara. Ini adalah alat self-service yang mengotomatisasi penanganan panggilan masuk pelanggan. IVR adalah teknologi telepon di mana pengguna dapat memberikan informasi tanpa melalui perantara manusia. IVR juga memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan menekan tombol yang telah diprogram atau menggunakan suara. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan secara massal secara bersamaan.

Sistem IVR yang lebih maju telah menggunakan teknologi pengenalan suara sehingga pelanggan dapat berkomunikasi langsung dengan IVR tanpa perlu menekan tombol telepon mereka dan diarahkan ke berbagai bagian. IVR dan teknologi pengenalan suara dapat membantu perusahaan mengurangi biaya dan seringkali dapat menangani 40-85% dari seluruh panggilan masuk secara otomatis. Oleh karena itu, penggunaan sistem IVR ini berguna untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, efisiensi pusat kontak, dan melakukan panggilan massal.

Keenam, Software Manajemen Tenaga Kerja (WFM). Teknologi ini digunakan untuk memprediksi jumlah panggilan atau jenis interaksi lain seperti e-mail dan obrolan. WFM dapat membantu manajer pusat panggilan dalam mengatur jumlah agen yang optimal untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, sambil mempertimbangkan waktu istirahat, pelatihan, rencana liburan, cuti, dan sakit para agen. Perangkat lunak WFM dapat digunakan untuk secara otomatis menentukan jumlah agen yang diperlukan untuk menangani semua pelanggan.

Fungsi teknologi WFM sangat penting bagi pusat panggilan inbound dengan 100 agen atau lebih. Atau, pusat panggilan yang lebih kecil namun kompleks, yang menangani berbagai jenis interaksi. Beberapa tahun terakhir, pusat panggilan outbound juga mulai mengadopsi WFM.

Ketujuh, Aplikasi Manajemen Kualitas (QMA). Teknologi ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja agen pusat panggilan dalam mematuhi kebijakan dan prosedur internal. Aplikasi ini penting untuk pusat panggilan inbound karena memberikan informasi tentang kinerja pusat panggilan kepada manajemen.

Kedelapan, Integrasi Telepon Komputer (CTI). Teknologi ini menghubungkan ACD ke aplikasi CMS. Pada tingkat dasar, CTI menampilkan informasi akun pelanggan ke desktop agen saat panggilan masuk. Hal ini dapat menghemat waktu agen dan menghindari kejengkelan pelanggan karena tidak perlu mengulang-ulang memberikan informasi identitas atau nomor akun. CTI adalah teknologi yang meningkatkan produktivitas di banyak pusat panggilan. 


 


Mengetahui Server dan Penyimpanan Data, Serta Keuntungannya Bagi Perusahaan

|| || || Leave a comments

Mengetahui tentang server dan penyimpanan data menjadi hal penting bagi perusahaan. Server merupakan sebuah sistem komputer yang menyediakan layanan kepada komputer lain dalam jaringan yang terhubung, sedangkan penyimpanan data adalah tempat penyimpanan digital berbagai informasi yang diperlukan oleh perusahaan.

Manfaat dari penggunaan server dan penyimpanan data bagi perusahaan sangatlah besar. Dengan adanya server, perusahaan bisa menyimpan data-data penting mereka secara aman dan terorganisir. Selain itu, penggunaan server juga memungkinkan untuk membagikan data dengan mudah kepada karyawan yang membutuhkan.

Sementara itu, penyimpanan data dapat membantu perusahaan dalam menyimpan berbagai dokumen, file, dan informasi lainnya dengan rapi dan terstruktur. Dengan demikian, perusahaan dapat mengakses informasi yang diperlukan dengan cepat dan efisien.

Dengan memahami pentingnya server dan penyimpanan data bagi perusahaan, maka perusahaan bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja mereka. Selain itu, keamanan data perusahaan juga dapat terjaga dengan baik, sehingga perusahaan bisa lebih fokus dalam pengembangan bisnis mereka.

Apa itu server dan storage? Bagaimana kedua teknologi ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan? Server adalah sebuah komputer yang menyediakan layanan kepada komputer lainnya, sedangkan storage adalah tempat untuk menyimpan data dalam jumlah besar. Kedua teknologi ini memegang peranan penting dalam menjalankan operasional perusahaan.

Server berperan sebagai pusat kontrol untuk mengatur akses data, aplikasi, dan layanan kepada pengguna perusahaan. Dengan adanya server, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam berbagi informasi. Selain itu, server juga dapat mengoptimalkan kinerja jaringan serta memudahkan manajemen data.

Sementara itu, storage berfungsi sebagai tempat penyimpanan data yang aman dan terorganisir. Dengan adanya storage, perusahaan dapat menyimpan data dengan kapasitas besar dan mudah diakses kapan pun diperlukan. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam menjaga keberlangsungan operasional serta meningkatkan efisiensi kerja.

Dengan memahami peran server dan storage serta manfaatnya bagi perusahaan, diharapkan manajemen dapat lebih memahami pentingnya investasi dalam teknologi ini. Dengan begitu, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, keamanan, dan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Ketika bisnis tumbuh dan berkembang, data yang dihasilkan oleh perusahaan juga terus bertambah. Terutama di era digital seperti sekarang, volume data dalam perusahaan terus meningkat dengan pesat. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki server dan penyimpanan data (storage) untuk memenuhi kebutuhan bisnis di zaman digital ini. Kedua perangkat tersebut juga menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis.

Server dapat diibaratkan sebagai otak perusahaan yang berperan sebagai pusat data. Pusat data ini digunakan untuk menyimpan informasi dari klien yang dapat diakses oleh para karyawan perusahaan. Sementara itu, dengan adanya penyimpanan data (storage), konsumen dapat dengan mudah mengakses media penyimpanan yang disediakan oleh perusahaan.

Server merupakan komputer utama yang dirancang untuk memberikan layanan khusus dalam suatu jaringan komputer. Berbeda dengan komputer desktop, server biasanya memiliki performa yang lebih tinggi dan dapat beroperasi 24/7 tanpa henti. Selain itu, server dapat terhubung melalui kabel atau jaringan WiFi menggunakan router. Sebuah server atau web server menggunakan prosesor yang dapat ditingkatkan dan RAM yang besar, serta dilengkapi dengan sistem operasi khusus yaitu sistem operasi jaringan (NOS).

Dengan adanya server dan storage, perusahaan dapat mengelola data dengan lebih efisien dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada konsumen. Ini menjadi salah satu langkah penting dalam menghadapi perkembangan bisnis di era digital.

Server memiliki peran penting dalam menyediakan semua layanan yang diperlukan di dalam jaringan. Fungsinya adalah untuk menyimpan, mengambil, dan mengirim file dan data ke komputer lain dalam suatu jaringan.

Keberadaan server dapat memberikan beberapa manfaat di dalam sebuah perusahaan. Pertama, sebagai penyedia sumber daya dan fasilitas. Server memudahkan para pegawai untuk berbagi sumber daya secara bersama-sama. Dengan akses langsung ke sumber daya tersebut, efektivitas kerja dapat ditingkatkan dan biaya pembelian hardware dapat dihemat.

Selain itu, server juga digunakan untuk menjalankan software administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya di dalamnya, seperti file atau printer. Berbagai macam service yang berguna dalam arsitektur client/server dapat dijalankan di dalam sistem operasi server, seperti Mail Server, DHCP Server, HTTP Server, DNS Server, FTP Server, dan lain sebagainya.

Kedua, server juga menyediakan fitur keamanan file dan jaringan yang dapat melindungi informasi bisnis dengan baik. Dengan menyimpan informasi bisnis di server, perusahaan dapat mengelola dan melindungi informasi tersebut dengan lebih efisien. Konfigurasi RAID pada server juga dapat mencegah kehilangan data atau gangguan dalam alur kerja.

Terakhir, server juga berperan dalam melindungi PC client dari virus. Virus merupakan ancaman besar dalam jaringan komputer, oleh karena itu server diperlukan untuk melindungi PC client dari virus dan malware yang dapat merusak sistem. Dengan server yang handal, keamanan informasi bisnis dapat terjaga dengan baik.

Keempat, sebagai pusat data dan backup data. Server ini ibarat jantung perusahaan yang berperan penting sebagai pusat data. Pusat data tersebut dapat digunakan untuk menyimpan data dari klien yang kemudian bisa diakses oleh seluruh karyawan. Selain itu, server juga bisa melakukan pencadangan data secara otomatis sehingga perusahaan tidak perlu khawatir jika ada data yang hilang.

Ditinjau dari fungsinya, server bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Pertama, server aplikasi, yaitu server yang digunakan untuk menyimpan berbagai aplikasi yang bisa diakses oleh klien. Kedua, server data, server data ini digunakan untuk menyimpan data baik yang digunakan klien secara langsung maupun data yang diproses oleh server aplikasi. Ketiga, server proxy. Server proxy berperan dalam mengatur lalu lintas di jaringan melalui pengaturan proxy. Keberadaan server proxy umumnya untuk menghubungkan komputer klien ke Internet.

Sementara itu, storage merupakan media penyimpanan data server dengan kapasitas besar. Storage server ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki database pelanggan, penjualan, produk, dan data lain dalam jumlah yang sangat besar. Storage server juga dapat berfungsi sebagai media untuk menjalankan server-server lain, seperti Database, Email Server, Server, FTP Server, Application Server, atau Multimedia Server yang memerlukan kapasitas penyimpanan bersama dan terpusat. Jenis server ini banyak dijual oleh berbagai vendor terkemuka, seperti IBM, Fujitsu, Dell, dan sebagainya.

Storage server ini menggunakan tiga teknologi berbeda. Pertama, Direct Attached Storage (DAS), yang merujuk pada sistem penyimpanan digital yang langsung terpasang ke server atau workstation, tanpa menggunakan jaringan penyimpanan sebagai penghubungnya. Teknologi penyimpanan DAS hanya bisa diakses dari host tempat DAS tersebut terpasang. Karena DAS hanya merupakan penyimpanan yang langsung terpasang pada server atau PC, biayanya relatif murah sehingga cocok digunakan oleh bisnis kecil.

Kedua, Network Attached Storage (NAS). Sering disebut sebagai pilihan hybrid, jenis server ini biasanya menggunakan dedicated server atau perangkat yang dapat melayani array storage. Penyimpanan akan dibagi ke beberapa klien secara bersamaan di seluruh jaringan Ethernet yang tersedia. Konfigurasi jaringan ini dapat diatur untuk meningkatkan throughput jaringan secara maksimal. Server NAS juga memanfaatkan transfer file yang ditingkatkan. NAS adalah teknologi penyimpanan data yang cocok digunakan oleh perusahaan kecil dan menengah karena biayanya yang relatif terjangkau.

Ketiga, Storage Area Network (SAN). Infrastruktur yang dibutuhkan dalam jenis penyimpanan SAN, seperti SAN Switch, HBA, kabel fiber optic, serta controller hardisk. Salah satu keunggulan dari jenis penyimpanan ini adalah kemampuannya untuk membagi storage server ke beberapa server yang ada. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengonfigurasi kapasitas penyimpanan yang diperlukan. Server jenis ini memiliki teknologi yang lebih kompleks dan performa yang jauh lebih baik dari dua server lainnya. Penyimpanan jenis ini merupakan solusi bagi perusahaan pada tingkat menengah ke atas.

Untuk perusahaan yang akan menggunakan salah satu teknologi penyimpanan server tersebut, perlu mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya, kapasitas data yang dibutuhkan, pentingnya backup data, ketersediaan biaya, serta pertimbangan lainnya. 

 


Mengenal Robotic Process Automation dan Keuntungannya bagi Perusahaan

|| || || Leave a comments


Robotik Process Automation (RPA) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan perusahaan untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin yang biasanya dilakukan oleh manusia. Dengan RPA, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan mempercepat proses bisnis mereka.

Manfaat utama dari penggunaan RPA bagi perusahaan adalah dapat mengurangi kesalahan manusia, meningkatkan produktivitas karyawan, dan membebaskan waktu mereka untuk fokus pada tugas-tugas yang memerlukan kecerdasan dan keterampilan manusia. Selain itu, RPA juga dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan tingkat akurasi dalam pengolahan data dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan.

Dengan demikian, penggunaan Robotic Process Automation dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, termasuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas layanan.

Belakangan ini, dalam dunia teknologi informasi telah muncul istilah Robotic Process Automation (RPA). RPA bukanlah proses otomatisasi pada robot fisik seperti yang biasa digunakan dalam proses produksi atau robot yang berjalan dan berbicara menyerupai manusia. RPA sebenarnya adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang dilakukan pada sistem digital, seperti komputer atau perangkat mobile. RPA bekerja dengan cara menirukan klik mouse dan ketukan keyboard untuk menyelesaikan tugas pekerjaan.

Dengan kata lain, RPA adalah konsep teknologi yang menggunakan robot untuk membantu manusia dalam menangani tugas-tugas yang bersifat repetitif. Ini bukan berarti robot yang duduk di depan komputer dan bekerja seperti manusia, melainkan sebuah perangkat lunak yang mampu meniru aktivitas manusia di dalam komputer dengan tingkat kecepatan dan akurasi yang tinggi, hingga mencapai 100%. Bot RPA dapat masuk ke aplikasi atau sistem, memasukkan data, menghitung, menyelesaikan tugas, dan kemudian keluar dari aplikasi.

Saat ini, teknologi RPA dibagi menjadi tiga kategori utama: probots, knowbots, dan chatbots. Probots bertugas memproses data dengan mengikuti aturan sederhana dan berulang. Knowbots digunakan untuk menjelajah internet guna mengumpulkan dan menyimpan informasi tertentu tentang pengguna. Sementara chatbots adalah agen virtual yang dapat merespons permintaan pelanggan secara real-time. RPA dapat dianggap sebagai evolusi dari tiga teknologi utama: screen scraping, workflow automation, dan artificial intelligence. Screen scraping adalah proses pengumpulan data tampilan layar dari aplikasi legacy agar data tersebut dapat ditampilkan melalui antarmuka pengguna yang lebih modern.

Sementara alat otomatisasi alur kerja dapat menghilangkan kegiatan entri data secara manual untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan ketepatan, kecerdasan buatan adalah sistem yang dapat mengeksekusi tugas-tugas yang biasanya memerlukan intervensi dan kecerdasan manusia.

Ada beberapa proses bisnis yang cocok untuk diotomatisasi oleh RPA. Pertama, proses yang sangat manual dan berulang. Ini termasuk proses dengan volume transaksi tinggi, berjalan secara rutin setiap hari dan minggu, bukan bulanan atau tahunan, dan melibatkan pekerjaan manual yang intensif atau rentan terhadap kesalahan manusia. Kedua, proses berbasis aturan. Aktivitas ini melibatkan instruksi pemrosesan jelas dengan pengambilan keputusan berdasarkan aturan standar dan prediktif.

Ketiga, tingkat pengecualian yang rendah. Proses dengan sedikit variasi skenario yang mengarah ke prosedur penanganan yang sama. Keempat, proses dengan input elektronik standar yang dapat dibaca. Proses ini dipicu oleh input standar dan konsisten seperti Excel, Word, email, xml, PPT, PDF yang dapat dibaca. Proses yang dipicu oleh input yang tidak dapat dibaca seperti gambar yang dipindai tanpa OCR tidak cocok untuk diotomatisasi. Kelima, volume tinggi. Proses dengan volume transaksi besar dan frekuensi tinggi.

Keenam, metode pemrosesan yang dapat diubah atau sistem yang dapat diubah. Proses ini memiliki metode pemrosesan yang tidak dapat diubah karena berbagai alasan dan tidak memerlukan perubahan mendasar dalam arsitektur teknis yang ada. Disarankan untuk menghindari otomatisasi proses yang berpotensi mengalami perubahan dalam jangka pendek/menengah. Ketujuh, potensi efisiensi operasional. Hanya proses-proses yang dapat menghemat upaya kerja manusia setara dengan minimal 2 karyawan penuh waktu yang layak diotomatisasi. Kedelapan, proses yang sudah matang dan stabil. Proses ini terdokumentasi dengan baik, stabil, dan dapat diprediksi dalam biaya operasional yang dikenali.

Lalu, apa keuntungan menerapkan RPA bagi perusahaan? Menurut laporan penelitian McKinsey, perusahaan yang telah menggunakan RPA akan merasakan beberapa manfaat. Pertama, Mengurangi Biaya: Dengan otomatisasi tugas-tugas rutin karyawan, RPA dapat menghasilkan penghematan biaya operasional hingga 30% di atas produktivitas yang dihasilkan. Kedua, Pengalaman Pelanggan yang Lebih Baik: Implementasi RPA akan memberikan manfaat nyata bagi perusahaan untuk tetap fokus pada kepuasan pelanggan.

Ketiga, Risiko Operasional yang Lebih Rendah: RPA membantu perusahaan mengurangi risiko kesalahan manusia yang terjadi akibat kurangnya pengetahuan dalam menggunakan sistem. Keempat, Peningkatan Proses Internal: RPA membantu perusahaan meningkatkan efisiensi pelaporan, mempercepat pelatihan karyawan baru, dan kegiatan internal. Dengan meningkatkan kemampuan robot melalui kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML), perusahaan akan terdorong untuk menetapkan prosedur tata kelola yang jelas.

RPA sebenarnya tidak menggantikan sistem IT yang sudah ada, tetapi akan meningkatkan kinerja sistem IT yang ada. 



Mengenal Uji Penetrasi (Pentest) dan Keuntungannya

|| || || Leave a comments

Pentest, atau uji penetrasi, merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi kerentanan dalam suatu sistem komputer atau jaringan. Tujuan dari uji penetrasi adalah untuk menguji keamanan sistem secara menyeluruh, seperti mencari celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Manfaat dari uji penetrasi ini sangatlah penting untuk menjaga keamanan data dan informasi yang disimpan dalam sistem. Dengan melakukan uji penetrasi secara berkala, perusahaan atau individu dapat mengetahui potensi risiko keamanan yang ada dan segera mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

Selain itu, uji penetrasi juga dapat membantu meningkatkan keamanan sistem secara keseluruhan. Dengan mengetahui celah keamanan yang ada, perusahaan atau individu dapat melakukan perbaikan dan peningkatan keamanan agar tidak mudah disusupi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dengan demikian, uji penetrasi merupakan salah satu langkah yang penting dalam menjaga keamanan sistem komputer dan jaringan. Melalui uji penetrasi, kita dapat melindungi data dan informasi yang kita miliki dari ancaman yang ada di dunia maya.

Apakah sistem teknologi informasi perusahaan Anda sudah aman dari kemungkinan serangan atau pembobolan data? Apakah ada jaminan bahwa karyawan Anda tidak menyalahgunakan wewenang yang dimiliki (serangan dari dalam)? Apakah sistem perusahaan sepenuhnya aman dari serangan hacker, cracker, phreaker, dan defacer? Bagaimana Jika pesaing mencoba masuk ke sistem untuk mengetahui semua isi perut perusahaan Anda?

Jika Anda menganggap data sebagai aset penting perusahaan, maka sudah semestinya perusahaan memperkuat sistem jaringannya. Untuk itu, Anda perlu mengevaluasi dan menganalisis sistem jaringan guna melihat kemungkinan masih ada celah-celah keamanan yang perlu diperbaiki secepatnya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan Tes Penetrasi (Pentest). Tes Penetrasi dapat diartikan sebagai metode untuk mengevaluasi dan menganalisis keamanan dari sebuah sistem dan jaringan komputer. Evaluasi dilakukan dengan melakukan simulasi serangan oleh seseorang terhadap sistem jaringan perusahaan untuk menemukan kelemahan yang ada pada sistem tersebut. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut penembus (Pentester). Biasanya, Tes Penetrasi juga dikenal dengan istilah peretas etis.
Hasil dari Tes Penetrasi ini sangat penting sebagai umpan balik bagi pengelola sistem untuk memperbaiki tingkat keamanan dari sistem komputernya. Laporan hasil Tes Penetrasi akan memberikan masukan terhadap kondisi kerentanan sistem, sehingga memudahkan dalam melakukan evaluasi dari sistem keamanan komputer yang sedang berjalan. Jadi, Tes Penetrasi ini merupakan langkah pencegahan untuk menjaga aset-aset digital.

Ada beberapa teknik dan metode untuk melakukan Pengujian Penetrasi ini. Pertama, Pengujian Kotak Hitam atau Pengungkapan Buta, adalah metode Pengujian Penetrasi di mana diasumsikan bahwa Penetrasi tidak mengetahui infrastruktur dari target pengujian. Dalam pengujian kotak hitam, Penetrasi harus mencoba untuk mengumpulkan semua informasi yang diperlukan dari awal kemudian melakukan analisis dan menentukan jenis serangan yang akan dilakukan. Kedua, Pengujian Kotak Putih atau Pengungkapan Penuh. Metode pengujian kotak putih ini merupakan kebalikan dari pengujian kotak hitam, karena pengujian telah mengetahui semua informasi yang diperlukan untuk melakukan pengujian penetrasi. Ketiga, Pengujian Kotak Abu-abu atau Pengungkapan Sebagian, adalah kombinasi kondisi pengujian kotak hitam dan kotak putih.

Berdasarkan objeknya, Pengujian Penetrasi ini dapat dibagi menjadi 6 jenis, di mana setiap objek memerlukan perlakuan yang berbeda. Pertama, Pengujian Layanan Jaringan, di mana objek yang diuji adalah infrastruktur jaringan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelemahan pada objek layanan network seperti server, firewall, switch, router, printer, workstation, dan lainnya. Kedua, Pengujian Aplikasi Web, yang digunakan untuk menemukan kerentanan dan kelemahan keamanan pada aplikasi berbasis web. Pengujian penetrasi ini menggunakan beberapa teknik dan serangan, yang tujuannya untuk menembus keamanan sebuah aplikasi web. Beberapa elemen yang diperiksa dalam upaya pengujian penetrasi jenis ini, seperti aplikasi berbasis web, browser, dan komponen-komponen lain seperti ActiveX, Plugins, Silverlight, Scriptlets, dan Applets.

Ketiga, Pengujian Sisi Klien, yang digunakan untuk menemukan kerentanan keamanan pada aplikasi sisi klien. Beberapa program atau aplikasi yang termasuk aplikasi sisi klien, seperti Putty, klien email, browser web, Macromedia Flash, dan lainnya. Program-program lain seperti Adobe Photoshop dan Suite Microsoft Office juga menjadi subyek pengujian dari aplikasi sisi klien. Keempat, Pengujian Nirkabel, melibatkan identifikasi dan pemeriksaan koneksi yang menghubungkan perangkat dalam satu jaringan Wifi perusahaan. Beberapa perangkat yang menjadi objek pengujian jenis ini seperti desktop, laptop, tablet, ponsel pintar, dan Internet of Things (IoT).

Kelima, Social Engineering Pentest, merupakan suatu strategi untuk menipu atau mengelabui pengguna agar memberikan informasi rahasia. Data yang sering menjadi target dalam strategi ini meliputi username dan password. Serangan social engineering yang sering dilakukan oleh Pentester antara lain: Physing, Tailgating, Imposter, Name Dropping, Pre-texting, Dumpster Diving, Eaves Dropping, dan Gifts. Keenam, Physical Pentest, merupakan usaha dari Pentester untuk melewati rintangan fisik dari infrastruktur, bangunan, sistem, atau pun karyawan suatu perusahaan.

Pentest memiliki standar (Penetration Testing Execution Standard/PTES) yang digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaannya, yang terbagi dalam beberapa tahap. Pertama, Interaksi Pra-penetrasi atau Perencanaan. Pada tahap ini, perlu dibahas lingkup Pentest, jangka waktu, dokumen hukum (kontrak), jumlah tim yang diperlukan. Hal ini juga termasuk apakah karyawan diberitahu sebelumnya mengenai Pentest. Kedua, Pengumpulan Informasi. Pada tahap ini, semua informasi tentang sistem target dikumpulkan. Kemudian dilakukan survei jaringan untuk mengumpulkan informasi domain, server, layanan yang ada, alamat IP, host, firewall, dan sebagainya. Alat yang dapat digunakan, misalnya Nmap.

Ketiga, Evaluasi Kerentanan. Setelah mengetahui informasi tentang sistem, pencarian celah keamanan bisa dilakukan secara manual atau otomatis, misalnya dengan Nessus. Keempat, Eksploitasi atau Upaya Penetrasi. Pada proses ini, dilakukan penetapan target, pemilihan alat dan eksploit yang sesuai. Umumnya juga diperlukan kemampuan memecahkan kata sandi. Cara lain yang dapat dilakukan adalah melalui social engineering dan pengujian keamanan fisik dari sistem. Kelima, Pelaporan. Pada tahap pembuatan laporan ini biasanya dilaporkan tentang langkah kerja yang dilakukan, celah keamanan yang ditemukan, serta usulan perbaikan.

Salah satu aspek penting dalam melakukan Pentest adalah menentukan lingkup di mana Pentester harus melakukan pengujian keamanan. Biasanya, lingkup ini menetapkan sistem, lokasi, teknik, dan alat apa yang dapat digunakan dalam melakukan Pentest. Mempersempit lingkup Pentest dapat membantu fokus anggota tim dalam menjalankan tugas Pentest. Sebaiknya, suatu perusahaan sebaiknya melakukan Pentest secara rutin setiap tahun untuk memastikan keamanan jaringan dan manajemen Teknologi Informasi yang lebih konsisten dan terarah. 



Mengenal Machine Learning, Metode dan Cara Kerjanya

|| || || Leave a comments

Mari kita memahami lebih dalam tentang Machine Learning, teknik-teknik yang digunakan, dan bagaimana cara kerjanya. Machine Learning adalah salah satu cabang kecerdasan buatan yang memungkinkan komputer untuk belajar dari data, tanpa perlu diprogram secara eksplisit. Dengan metode yang kompleks, komputer dapat mengidentifikasi pola-pola dalam data untuk membuat keputusan atau prediksi secara otomatis. Seru, bukan? Ayo kita eksplorasi lebih lanjut!

Bagaimana Gojek menggunakan teknologi Machine Learning (ML) untuk menggerakkan orang, barang, dan uang dalam jutaan transaksi antara berbagai pihak? Sistem ML membantu Gojek memahami pola perilaku pelanggan dan mitra, serta kondisi lalu lintas yang memberikan wawasan baru. Data pesanan yang diproses setiap hari digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Selain itu, sistem ML digunakan untuk mengelompokkan menu GoFood secara otomatis berdasarkan kategori lain, seperti harga dan rasa. Ini membantu pelanggan menemukan makanan sesuai preferensi dengan lebih efisien, serta membantu mitra merchant GoFood mempromosikan menu baru dengan lebih tepat.

Kunci keberhasilan model ML terletak pada jumlah dan kualitas data yang dianalisis, serta algoritma perhitungan yang digunakan. Semakin besar data yang masuk, semakin kompleks analisis yang bisa dilakukan untuk menghasilkan wawasan yang lebih akurat. Dengan demikian, algoritma perhitungan akan semakin terlatih dengan banyaknya data yang diproses.

Penggunaan ML sebagai metode analisis data besar membantu komputer menemukan informasi tersembunyi tanpa perlu diprogram secara eksplisit. Dengan pendekatan ini, sistem dapat memberikan prediksi apakah email baru adalah spam atau tidak.

Sebenarnya, Machine Learning (ML) adalah aplikasi kecerdasan buatan (AI) yang memberikan sistem kinerja otomatis serta mampu belajar dari pengalaman tanpa perlu diprogram secara langsung. Pembelajaran mesin berfokus pada pengembangan program komputer yang dapat mengakses data dan menggunakan informasi tersebut untuk belajar sendiri.

Proses pembelajaran dimulai dengan pengamatan data, misalnya pengalaman langsung atau instruksi untuk menemukan pola dalam data dan membuat keputusan lebih baik di masa depan berdasarkan contoh tersebut. Tujuan utamanya adalah memungkinkan komputer untuk belajar secara mandiri tanpa campur tangan atau bantuan manusia dan menyesuaikan aktivitasnya sebagaimana mestinya.

Aplikasi ML memerlukan data sebagai bahan pelatihan sebelum menghasilkan output. Aplikasi semacam ini biasanya terbatas pada domain tertentu dan tidak dapat diterapkan secara universal untuk semua masalah. Dengan demikian, ML adalah metode yang digunakan untuk menciptakan program yang mampu belajar dari data. Berbeda dari program komputer konvensional yang statis, program ML dirancang untuk dapat belajar secara mandiri.

Proses belajar dalam ML mengikuti pendekatan belajar manusia, yaitu belajar dari contoh. ML akan mengekstraksi pola dari contoh yang diberikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Meskipun tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan program ML, seringkali algoritma yang kompleks dapat dipecahkan dengan mudah oleh ML. Beberapa contoh penggunaan program ML dalam kehidupan sehari-hari antara lain: deteksi spam, pengenalan wajah, rekomendasi produk, asisten virtual, diagnosis medis, deteksi penipuan kartu kredit, pengenalan digit, perdagangan saham, segmentasi pelanggan, dan mobil otonom.

Pada dasarnya, terdapat empat konsep utama yang dipelajari dalam Machine Learning. Pertama, terdapat Supervised Learning, di mana algoritma ML menggunakan informasi yang telah ada pada data untuk memberikan label tertentu. Algoritma ini dapat memberikan target terhadap output dengan membandingkan pengalaman belajar di masa lalu. Kedua, terdapat Unsupervised Learning, di mana algoritma digunakan pada data tanpa informasi yang dapat diterapkan secara langsung. Algoritma ini bertujuan untuk menemukan struktur tersembunyi pada data tanpa label.

Ketiga, terdapat Semi-supervised Learning, di mana algoritma digunakan untuk mempelajari data yang memiliki label dan tanpa label. Sistem yang menggunakan metode ini dapat meningkatkan efisiensi output yang dihasilkan. Keempat, terdapat Reinforcement Learning, di mana algoritma dapat berinteraksi dengan proses belajar yang dilakukan dan memberikan poin sebagai reward saat model semakin baik atau mengurangi poin saat model semakin buruk. Salah satu contoh penerapannya adalah pada mesin pencari.

Tahapan kerja dalam Machine Learning meliputi: Pertama, pemilihan data dengan memisahkan data menjadi tiga bagian; training data, validation data, dan test data. Kedua, pembangunan model data menggunakan fitur yang sesuai dengan tujuan. Ketiga, validasi model dengan menggunakan validation data. Keempat, pengujian model dengan test data. Kelima, aplikasi model yang sudah dilatih untuk membuat prediksi data baru. Terakhir, penyesuaian model dengan menggunakan lebih banyak data, fitur yang berbeda, dan parameter yang disesuaikan.

Meskipun pada awalnya program Machine Learning memiliki akurasi yang buruk karena “tidak tahu apa-apa”, namun dengan seringnya melatih program dan semakin banyak contoh yang dipelajari, program tersebut akan menjadi lebih “cerdas” dan akurat.