Sholat malam atau yang lebih dikenal dengan Sholat Tahajud

|| || || Leave a komentar

Salah satu sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Allah adalah sholat tahajud. Sholat ini dilakukan pada malam hari setelah bangun tidur, dan nilainya akan lebih tinggi jika dilakukan pada sepertiga malam terakhir. Sebelum perintah sholat lima waktu diturunkan, Rasulullah Muhammad saw pernah meminta para sahabatnya untuk melaksanakan sholat tahajud. Pesan ini terdapat dalam beberapa hadist yang menceritakan keutamaan sholat tahajud.

Sahabat Abdullah bin Salam menyampaikan bahwa Nabi SAW pernah menyatakan, "Hai manusia, sebarkanlah salam dan berikan makanan kepada orang lain, serta laksanakan sholat malam ketika orang-orang sedang tidur, agar kalian dapat masuk Surga dengan selamat." (HR Tirmidzi)

Nabi Muhammad SAW juga mengatakan, "Salah satu ibadah yang terbaik setelah sholat fardhu adalah melaksanakan sholat sunnat di waktu malam." (HR. Muslim)

Selain itu, Allah juga menyuruh kita untuk melaksanakan shalat Tahajud di malam hari sebagai bentuk tambahan ibadah. Dengan demikian, semoga Tuhan akan meninggikan derajat kita ke tempat yang mulia.

Dalam hadist lain juga dijelaskan mengenai jumlah rakaat pada pelaksanaan sholat tahajud. Pada dasarnya, tidak ada batasan jumlah rakaat sholat tahajud, namun minimal dilakukan 2 rakaat. Menurut keterangan Said ibnu Yazib ra, Rasulullah Muhammad saw pernah melakukan sholat tahajud dengan jumlah 13 rakaat, terdiri dari 2 rakaat sholat iftitah, 8 rakaat sholat tahajud, dan diakhiri dengan 3 rakaat sholat witir.

Keutamaan sholat tahajud juga tergambar dalam hadist Rasulullah Muhammad saw yang menyebutkan bahwa sholat tahajud memiliki 9 keutamaan, terbagi menjadi 5 keutamaan di dunia dan 4 keutamaan di akhirat. Dalam hadist tersebut disebutkan, "Barang siapa yang melaksanakan sholat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tertib yang teratur, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam keutamaan: 5 di dunia dan 4 di akhirat."

Berikut adalah 5 keutamaan sholat tahajud di dunia:

  • Allah SWT akan memberikan perlindungan dari segala bencana kepada orang yang melaksanakannya.
  • Ketaatan seseorang akan tercermin jelas di wajahnya ketika ia rutin melakukan sholat tahajud.
  • Orang yang menjalankan sholat tahajud akan dicintai oleh hamba Allah yang saleh serta mendapatkan kasih sayang dari semua orang.
  • Kemampuan untuk berbicara dengan kata-kata yang penuh hikmah akan diberikan kepada mereka yang rajin sholat tahajud.
  • Melalui sholat tahajud, seseorang akan diberikan kebijaksanaan dalam pemahaman agama.

Selain memiliki lima keutamaan di dunia, sholat tahajud juga memiliki empat keutamaan di akhirat nanti. Salah satu keutamaan sholat tahajud di akhirat adalah ketika wajah seseorang berseri saat bangkit dari kubur pada Hari Kiamat.

Selain itu, orang yang rajin menunaikan sholat tahajud akan mendapat kemudahan saat dihisab di akhirat. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, mereka juga akan mampu melakukannya dengan cepat, secepat kilat yang menyambar.

Selain itu, catatan amal baik dari sholat tahajud akan diberikan di tangan kanan pada hari pembalasan nanti. Semua keutamaan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga sholat tahajud sebagai ibadah yang akan memberikan kebaikan di dunia dan akhirat.

Rasul Allah mengantarkan pesan ilahi kepada umat manusia

|| || || Leave a komentar

"Allah telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang kisahnya Kami ceritakan kepadamu dan ada pula yang tidak. Tidak seorang rasul pun dapat membawa mukjizat kecuali dengan izin Allah; ketika perintah Allah datang, segala perkara akan diputuskan dengan adil. Dan saat itulah rugi bagi orang-orang yang berpegang pada kebatilan." (QS. Al Mukmin:78)

Rukun Iman yang keempat adalah keyakinan kepada para rasul Allah. Rasul adalah manusia terpilih oleh Allah yang menerima wahyu-Nya, dan memiliki tugas untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya. Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT, kita harus percaya bahwa ajaran yang dibawa oleh para rasul Allah adalah wahyu yang benar-benar berasal dari Allah SWT. Allah SWT berfirman, "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.'" (QS. Al Anbiya:25)

Ada 25 nabi dan rasul yang kisahnya terdapat dalam Al Quran, mulai dari Adam, Idris, Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Ya'qub, Yusuf, Ayyub, Syu'aib, Harun, Musa, Ilyasa', Zulkifli, Daud, Suleiman, Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, sampai Muhammad saw. Mereka semua memiliki tujuan yang sama, yaitu mengajak umatnya untuk menyembah Allah SWT. Tugas mereka adalah membimbing umat menuju jalan yang benar agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Selain menerima wahyu, para rasul juga diberikan mukjizat oleh Allah SWT. Mukjizat tersebut merupakan tanda kebenaran serta bukti atas utusan Allah SWT. Mukjizat itu adalah peristiwa atau hal yang mustahil terjadi bagi manusia, namun dengan izin Allah, para rasul mampu memperoleh hal-hal luar biasa. Contohnya adalah Nabi Ibrahim yang tidak terbakar dalam api, tongkat Nabi Musa yang bisa berubah menjadi ular, kemampuan Nabi Isa untuk menghidupkan orang yang telah mati, dan mukjizat Isra' Mi'raj serta Al Quran yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw.

Di antara 25 nabi dan rasul tersebut, terdapat lima di antaranya yang mendapat gelar "Ulul Azmi". Mereka adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw. Mereka mendapat gelar tersebut karena keteguhan dan kesabaran luar biasa dalam menyampaikan ajaran Allah. Dari kisah-kisah mereka, kita dapat mengambil pelajaran dan meneladani mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat-sifat yang patut kita teladani dari para rasul Allah adalah kejujuran (shiddiq), keamanahan (amanah), dan kepandaian (fathonah). Setiap rasul Allah menyalurkan ajaran yang benar-benar berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu, rasul Allah selalu mengatakan yang sebenarnya dan bertindak dengan benar sesuai dengan petunjuk yang diridhoi Allah SWT.

Para rasul Allah yang menerima wahyu dari Allah SWT juga dapat dipercaya (amanah) dalam menyampaikan ajaran tersebut. Dengan kepandaian ini, rasul Allah menjadi pilihan Allah untuk mengajarkan agama-Nya kepada umat manusia. Sifat terakhir adalah cerdas dan bijaksana atau fathonah. Rasul adalah manusia yang dipilih Allah, tentunya mereka memiliki kecerdasan yang jauh melebihi manusia biasa.

Iman kepada para rasul Allah berarti mengikuti dan meneladani ajaran yang mereka sampaikan. Seperti iman kepada Allah, iman kepada para rasul Allah juga berarti patuh dan taat dalam menjalankan semua perintah-Nya serta meninggalkan segala larangan-Nya. Semoga kita semua umat Muslim selalu beriman dan menuju kehidupan yang diridhoi oleh Allah SWT. Amin.

Nabi Muhammad dikenal sebagai Al Amin

|| || || Leave a komentar

Nabi Muhammad saw adalah figur yang luar biasa yang akan terus diingat sampai akhir zaman. Meskipun beliau sudah tiada, namun mayoritas penduduk dunia ini masih berpegang teguh pada ajaran islam yang beliau sampaikan. Sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad saw mencerminkan ajaran Al Quranul Karim. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Allah menyatakan bahwa beliau adalah contoh teladan yang baik.

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ۬ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا (٢١)

"Benar-benar telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik bagi siapa pun yang mengharapkan rahmat Allah, percaya pada hari kiamat, dan banyak menyebut nama Allah." (Surah Al Ahzab: 21)

Akhlak yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw merupakan cerminan dari ajaran Al Quran, sehingga membuat beliau menjadi figur yang paling disukai dan dihormati oleh banyak orang di seluruh dunia. Pada usia 20 tahun, Nabi Muhammad saw mendirikan Hilful-Fudul, sebuah lembaga yang bertujuan membantu orang miskin dan terpinggirkan. Saat itu, situasi di Mekah sedang tidak stabil karena pertikaian antara suku Quraisy dan suku Hawazin. Melalui Hilful-Fudul, kepemimpinan Nabi Muhammad saw mulai terlihat. Melalui keterlibatannya dalam lembaga tersebut, Nabi Muhammad saw tidak hanya membantu pamannya dalam berdagang, tetapi juga mendapatkan reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Kejujuran Nabi Muhammad saw menyebar dengan cepat dan membantu memperluas jaringan dagangnya. Karena kejujurannya inilah, Nabi Muhammad saw dijuluki Al Amin, yang berarti orang yang bisa dipercaya.

Nabi Muhammad SAW selain terkenal dengan kejujurannya, juga dikenal karena keadilan dan kasih sayang yang tinggi. Ini terlihat dalam perjalanan perjuangan Islam beliau. Salah satu contoh keadilan beliau terlihat dalam sejarah perbaikan Ka'bah yang rusak akibat banjir. Ketika bangunan Ka'bah rusak, penduduk Mekah bersatu untuk memperbaikinya. Namun, ketika sampai pada pengangkatan Hajar Aswad, terjadi perselisihan. Setiap suku ingin mendapat kehormatan untuk melakukan tugas tersebut. Akhirnya, mereka sepakat untuk menyerahkan putusan pada orang pertama yang memasuki pintu Shafa. Tak lama kemudian, Nabi Muhammad SAW muncul dari sana. Melihat beliau, mereka semua berseru, "Dia adalah al-Amin, orang yang terpercaya. Kami akan menerima keputusannya tanpa ragu."

Ketika sampai di tempat tersebut, mereka menceritakan konflik yang sedang mereka hadapi. Setelah memahami sengketa mereka, Nabi Muhammad SAW kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan bijaksana. Beliau membuka sorban di atas tanah dan menempatkan Hajar Aswad di tengah-tengah, lalu meminta kepala suku untuk memegang tepi sorban dan mengangkatnya bersama-sama. Ketika Hajar Aswad mencapai ketinggian yang diinginkan, Nabi Muhammad SAW meletakkan batu itu kembali ke tempat semula. Dengan demikian, konflik di antara suku-suku tersebut terselesaikan dan mereka puas dengan penyelesaian yang sangat bijaksana.

Ini adalah contoh akhlak yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw sebagai teladan yang baik. Sebuah akhlak yang merupakan implementasi dari ajaran Al Quran. Oleh karena itu, sebagai umat muslim, seharusnya kita menjadikan beliau sebagai teladan tunggal dalam kehidupan kita.

Sholat Hajat ibadah seseorang menghadapi masalah atau kesulitan yang memerlukan pertolongan dari Allah SWT

|| || || Leave a komentar

 


"Siapa pun yang memiliki kebutuhan kepada Allah atau seseorang dari anak cucu Adam, hendaknya berwudhu dengan sempurna. Kemudian melaksanakan sholat dua rakaat (sholat Hajat), lalu memuji Allah, mengucapkan salawat kepada Nabi saw. Setelah itu, mengucapkan kalimat Laa illaha illallahul haliimul kariimu, subhaanallahi...." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 

Salah satu sholat sunnah yang bisa dilakukan adalah sholat Hajat. Sholat Hajat dilakukan sebagai bentuk doa karena adanya keinginan atau keperluan tertentu, baik itu keperluan dunia maupun akhirat. Sholat merupakan sarana doa. Ketika seseorang ingin agar keinginannya dikabulkan oleh Allah swt, maka dia sholat dan berdoa. Sholat Hajat merupakan sholat sunnah yang secara khusus dikerjakan untuk memohon kepada Allah swt agar segala hajat terkabul. Allah swt berfirman, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat." (QS. Al Baqarah:45)

Untuk meningkatkan usaha dalam mencapai keinginan, kita dapat melakukan sholat Hajat sebagai wujud ikhtiar. Dengan berdoa dan berserah diri kepada Allah, harapan dan doa kita dapat dikabulkan. Rasulullah saw menganjurkan umat muslim untuk tetap sabar dalam menghadapi segala cobaan hidup, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al Baqarah:45.

Sholat Hajat dapat dilakukan setiap hari dengan penuh khusyuk dan tanpa rasa bosan, meskipun doa kita belum terkabul. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, bahwa siapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian melaksanakan sholat Hajat dengan baik, maka Allah akan memberikan apa yang diminta dengan segera atau lambat.

Waktu pelaksanaan sholat Hajat tidak ditentukan secara khusus, namun perlu dihindari pada waktu-waktu tertentu seperti setelah sholat Ashar dan Subuh. Sholat Hajat dilakukan secara mandiri, tidak berjamaah. Jumlah rakaat yang disunnahkan dalam sholat Hajat adalah minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat.

Tata cara sholat Hajat dapat bervariasi, misalnya jika dilakukan pada malam hari maka dilakukan dua rakaat dengan satu salam setelahnya, sedangkan jika dilakukan pada siang hari bisa dilakukan empat rakaat dengan satu salam. Yang terpenting adalah menjalankan sholat Hajat dengan khidmat dan penuh keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita.

  • Niat sholat Hajat di dalam hati: Saya berniat sholat sunnah hajat karena Allah. Kemudian Takbiratul Ihram.
  • Mengucapkan doa Iftitah, dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan salah satu surat dalam Al Quran.
  • Melakukan ruku' sambil membaca Tasbih sebanyak tiga kali.
  • Berdiri tegak sambil membaca bacaan doa.
  • Melakukan sujud pertama sambil membaca Tasbih sebanyak tiga kali.
  • Duduk di antara dua sujud sambil membaca doa yang ditentukan.
  • Melakukan sujud kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.
  • Setelah menyelesaikan rakaat pertama, lanjutkan ke rakaat kedua seperti langkah sebelumnya. Kemudian Tasyahhud akhir, setelah selesai membaca salam dua kali. Jika sholat dilakukan empat rakaat dengan satu salam, setelah dua rakaat langsung berdiri tanpa melakukan Tasyahhud awal, kemudian lanjutkan ke rakaat ketiga dan keempat, lalu Tasyahhud akhir setelah selesai membaca salam dua kali.
  • Setelah menyelesaikan sholat Hajat, bacalah dzikir yang mudah dan sampaikan doa untuk mencapai hajat yang diinginkan. Mohon petunjuk kepada Allah agar segala hajat dapat tercapai.

Doa setelah sholat hajat:

Laa ilaaha illallahul haliimul kariimu subhaaanallahi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. As ‘aluka muujibaari rahmatika wa ‘azaaima maghfiratika wal ghaniimata ming kulli birri wassalaamata min kulli itsmin. Laa tada’ lii dzamban illa ghafartahu walaa hamman illaa farajtahu walaa haajatan hiya laka ridhan illa qodhaitahaa yaa arhamar raahimiin.”

Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyayang. Maha Suci Allah, Tuhan yang menjaga Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta. Aku memohon kehadiran-Mu yang penuh rahmat, ampunan, dan keberkahan setiap kali berbuat dosa. Jangan biarkan dosaku menghantui diriku, ampunilah, karena hanya Engkau yang dapat memberikan jalan keluar. Setiap keinginan yang mendapat ridha-Mu, Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih.

Takut kepada Allah sikap yang patut kita tanamkan dalam diri

|| || || Leave a komentar

Sudahkah kita merasakan ketakutan kepada Allah? Apa saja ciri-ciri yang menunjukkan seseorang itu takut kepada Allah?

Abu Laits mengemukakan bahwa terdapat tujuh tanda yang menandakan bahwa seseorang itu takut kepada Allah. Ciri-ciri yang menunjukkan ketakutan seorang hamba kepada Allah adalah:

  • Ia selalu mengucapkan dzikir dan bertasbih kepada Allah dengan membaca Al-Qur'an serta belajar ilmu agama.
  • Ia memiliki hati yang bebas dari rasa benci, iri, dan dengki.
  • Penglihatannya tidak digunakan untuk melihat hal-hal yang dilarang Allah SWT.
  • Ia tidak mengonsumsi makanan yang diharamkan Allah SWT.
  • Tangannya tidak digunakan untuk melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT.
  • Kakinya tidak melangkah menuju hal-hal yang haram atau maksiat, tetapi selalu berjalan di jalan Allah SWT.
  • Ketaatannya bersumber dari keikhlasan kepada Allah SWT.

Amaliah yang disebutkan di atas memang tidak mudah dilaksanakan, tetapi bagi orang-orang yang sungguh-sungguh menginginkan kebahagiaan abadi di akhirat, beban berat yang harus diemban tidak lagi menjadi masalah. Meskipun harus merangkak sedikit demi sedikit, mereka tetap tegar.

Dengan taat kepada perintah Allah SWT, kita akan terus melakukan introspeksi, mencari kekurangan dan kesalahan dalam diri. Kapan kita akan memperbaiki diri? Kapan kita akan berbuat amal kebajikan dan sholeh? Seperti yang pernah dikatakan oleh Sayyidina Umar bin Khattab Radiallahu 'anhu:

"Hitunglah diri kalian sebelum kalian dihitung."

Mari kita berintrospeksi, apakah kita sudah memenuhi perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya? Apakah kita termasuk dalam golongan yang takut kepada Allah SWT?

Nabi Muhammad melihat Iblis

|| || || Leave a komentar

Allah memerintahkan iblis untuk menemui Nabi Muhammad saw. Kedatangan iblis ke hadapan nabi Muhammad saw ditujukan untuk menjawab pertanyaan beliau. Iblis pun datang dengan menyamar sebagai seorang tua untuk menemui nabi Muhammad saw. Ketika sampai di hadapan nabi Muhammad saw, iblis pun ditanya,

"Siapakah engkau?"

Iblis menjawab, "Aku adalah iblis."

Nabi Muhammad saw kemudian bertanya, "Mengapa engkau datang ke sini?"

Iblis menjawab, "Allah menyuruhku datang kepadamu untuk menjawab segala pertanyaanmu."

Nabi Muhammad saw kemudian bertanya lagi, "Berapa banyak musuh dari ummatku yang engkau miliki?"

Jawab iblis: "Ada lima belas orang yang istimewa di sisi-Ku.

1. Nabi Muhammad saw, utusan-Ku.
2. Seorang imam yang adil dalam memimpin umatnya.
3. Seseorang yang kaya namun tetap rendah hati.
4. Seorang pedagang yang jujur dan benar dalam segala transaksinya.
5. Seorang alim yang selalu khusyuk dalam memperdalam ilmunya.
6. Seorang mukmin yang gemar memberikan nasihat yang bermanfaat.
7. Seorang mukmin yang murah hati dan penuh kasih sayang kepada sesama.
8. Seseorang yang senantiasa bertaubat dan teguh dalam memperbaiki dirinya.
9. Seseorang yang menjauhi segala yang haram dan memilih jalan yang halal.
10. Seseorang yang rajin berwudhu dan selalu memperbaharui wudhunya.
11. Seorang mukmin yang suka bersedekah dengan ikhlas.
12. Seseorang yang baik akhlaknya dan selalu bersikap santun.
13. Orang yang banyak memberikan manfaat dan jasa kepada sesama manusia.
14. Seseorang yang membawa Al-Qur'an dalam hatinya dan senantiasa membacanya.
15. Seseorang yang gemar melaksanakan shalat tahajud di malam hari ketika orang lain sedang tertidur."

Nabi Muhammad saw melanjutkan pertanyaannya, "Siapakah teman-temanmu dari umatku?"

Jawab iblis: "Sepuluh orang

  1. Raja yang kejam dalam pemerintahan. 
  2. Individu kaya yang angkuh. 
  3. Pedagang yang curang dan khianat.
  4. ndividu yang gemar minum arak. 
  5. Seseorang yang suka memecah belah dengan fitnah. 
  6. Wanita pelacur. 
  7. Orang yang mencuri harta anak yatim. 
  8. ndividu yang meremehkan kewajiban sembahyang. 
  9. Orang yang menolak untuk memberikan zakat. 
  10. Seseorang yang selalu bermimpi tanpa tindakan. 

"Mereka adalah teman-teman terbaikku."

Ibadah sholat sangat penting dalam agama Islam

|| || || Leave a komentar

Sholat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang harus dilaksanakan. Perintah sholat diberikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw, bukan melalui malaikat Jibril seperti perintah-perintah lainnya. Nabi menerima perintah sholat saat melakukan Mi'raj, menjadikannya perintah yang istimewa.

Ada banyak keutamaan sholat yang disebutkan dalam Al Quran dan Hadist. Sholat merupakan cara langsung bagi manusia untuk berkomunikasi dengan Allah, mengingatkan kita untuk senantiasa mengingat-Nya. Melalui sholat, kita dijauhkan dari perbuatan-perbuatan buruk dan haram. Bahkan Rasulullah menyatakan bahwa sholat adalah tiang yang kokoh dalam agama Islam. Sabda beliau menyatakan, "Sholat adalah tiang agama, siapa yang mendirikannya berarti ia telah menegakkan agama, dan siapa yang meninggalkannya berarti ia telah meruntuhkan agama." (HR. Baihaqqi)

Sholat memiliki posisi yang sangat penting dalam Islam. Dari lima rukun Islam, sholat merupakan rukun kedua setelah syahadat. Karena pentingnya ibadah sholat dalam Islam, sholat dianggap sebagai salah satu ibadah yang paling utama setelah syahadat. Sholat juga membedakan umat Islam dari orang-orang kafir.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perbedaan antara kita dan mereka (orang kafir) adalah sholat. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka sesungguhnya dia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, dan Ibnu Majah).

Sholat dalam Islam memiliki kedudukan yang tidak dimiliki oleh ibadah lainnya. Sholat dianggap sebagai tiang agama ini. Agama tidak akan tegak tanpa adanya tiang tersebut.

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan:

Landasan dari segala urusan adalah Islam, dengan tiang utamanya adalah sholat. Jihad fi sabilillah merupakan cara yang meningkatkan martabat Islam. Sholat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan tanpa henti, bahkan dalam situasi yang menakutkan. Seperti yang dinyatakan dalam firman Allah Ta'ala, "Peliharalah sholatmu, dan sholat wustha. Jika dalam keadaan takut, sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Setelah aman, selalu ingat Allah dalam sholatmu sebagaimana yang Dia ajarkan." (QS. AL-baqarah : 238 - 239).

Sholat adalah kewajiban pertama yang diperintahkan Allah dan akan menjadi amal pertama yang dihisab di hari kiamat, serta menjadi wasiat terakhir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sabda beliau menyatakan, "Sholat, sholat, dan budak-budak yang kamu miliki." (HR. Ibnu Majah dan Ahmad, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Sholat adalah amalan terakhir yang akan hilang dari agama ini. Jika sholat hilang, maka seluruh agama akan musnah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengingatkan, "Tali-tali Islam akan rusak satu per satu, mulai dari yang pertama hingga yang terakhir. Yang pertama akan hilang adalah hukum, dan yang terakhir adalah sholat." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Sebagai bentuk ibadah, sholat memiliki aturan dan urutan yang disebut sebagai rukun sholat. Dalam melaksanakan sholat, penting bagi kita untuk mengikuti rukun yang telah ditetapkan. Jika sholat tidak dilaksanakan sesuai dengan rukun yang ada, maka sholat tersebut dianggap batal dan harus diulang.

Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi saat melaksanakan sholat:
1. Berdiri jika memungkinkan
2. Memulai sholat dengan takbiratul ikram
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Melakukan ruku' dengan tenang
5. Menegakkan postur badan saat i'tidal
6. Melakukan sujud dengan khushu'
7. Duduk di antara dua sujud
8. Membaca tasyahud awal
9. Duduk dalam tasyahud akhir
10. Mengucapkan sholawat kepada Nabi saat tasyahud akhir
11. Menyudahi sholat dengan salam
12. Menjaga keteraturan dalam setiap gerakan sholatnya.

Selain rukun sholat, terdapat juga hal-hal yang disunnahkan dalam pelaksanaan ibadah sholat. Hal-hal yang disunnahkan ini tidak akan mengakibatkan batalnya sholat jika tidak dilakukan, baik itu dengan sengaja atau tidak. Beberapa hal yang disunnahkan dalam sholat antara lain:

1. Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ikram
2. Membaca do'a iftitah
3. Membaca ta'awudz
4. Membaca surat Al Quran setelah Al Fatihah
5. Meletakkan dua tangan pada lutut saat ruku'
6. Bersedekap (tangan kanan di atas tangan kiri) saat I'tidal
7. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud

Ada beberapa hal yang dapat membatalkan sholat. Beberapa di antaranya termasuk berbicara, tertawa, makan dan minum, bergerak terlalu banyak tanpa alasan yang jelas, aurat tersingkap, tidak menghadap kiblat, menambah gerakan sholat, dan mendahului imam. Hal-hal ini perlu dihindari agar sholat tetap sah dan diterima oleh Allah SWT.

Menguak Kebesaran Allah

|| || || Leave a komentar

Banyak dan sering kali kita mendengar pembahasan tentang pentingnya mengenal Allah. Terkadang, ada di antara umat Islam yang merasa bosan dan bertanya, "Apakah tidak ada topik lain yang bisa dibahas?" Bahkan tanpa disadari, rasa jenuh pun mulai muncul saat pembahasan mengenai mengenal Allah terus terulang. Mengenal Allah merupakan topik yang sudah sangat akrab di telinga umat Islam.

Sebagian besar umat Islam sudah familiar dengan pembahasan tersebut karena sering menjadi fokus dalam kajian Islam. Namun, yang perlu kita perhatikan adalah sejauh mana kita benar-benar mengenal Allah, apakah pemahaman kita tentang Allah sudah cukup mendalam, dan bagaimana pengaruh pemahaman Ma'rifatullah (mengenal Allah) dalam kehidupan kita. Pengaruh dari mengenal Allah akan menjadi penentu apakah kita sudah benar-benar memahami Allah atau belum, dan sejauh mana kita telah mengenal Allah.

Mungkin kita hanya tahu tentang Allah tanpa benar-benar mengenal-Nya. Ingatlah, mengetahui dan mengenal itu memiliki perbedaan yang besar.

Efek dari suatu perkenalan bisa berupa timbulnya perasaan cinta, takut, atau harap. Jika perasaan tersebut belum muncul dalam diri kita, maka kita perlu merenungkan kembali tentang bagaimana cara kita mengenal Allah.

Mengenal Allah tidak hanya sebatas pergi ke masjid atau pengajian secara mekanis. Mengenal Allah juga tidak hanya sebatas melakukan sholat dan puasa tanpa makna yang dalam. Mengenal Allah bukan hanya saat kita sedang dalam kesulitan atau sakit saja. Mengenal Allah juga tidak hanya saat kita sedang mendapat rezeki melimpah atau kondisi tubuh kita sedang sehat.

Mengenal Allah seharusnya membawa perubahan pada kepribadian seseorang. Seseorang tidak bisa dikatakan benar-benar mengenal Allah jika tidak merasa takut untuk melanggar larangan-Nya. Seseorang tidak bisa dikatakan mengenal Allah jika tidak takut untuk meninggalkan perintah-Nya. Seseorang tidak bisa dikatakan mengenal Allah jika masih bergantung atau berharap kepada selain Allah.

Seseorang yang telah mengenal Allah seharusnya selalu merasa takut kepada-Nya saat hendak melanggar larangan-Nya atau meninggalkan perintah-Nya. Mereka yang mengaku mengenal Allah seharusnya hanya bertawakal kepada-Nya. Orang yang mengenal Allah harus memiliki rasa cinta yang mendalam kepada-Nya, bukan sekadar di bibir saja. Cinta sejati akan menimbulkan rasa rindu, keinginan untuk selalu dekat dengan-Nya, serta patuh pada segala kehendak-Nya tanpa menyekutukan-Nya. Mereka juga harus selalu mengingat-Nya dalam dzikir, di mana pun dan kapan pun, kecuali di toilet.

Jika seseorang benar-benar mencintai Allah, maka keinginannya hanya untuk membuat-Nya senang, bahkan jika harus mengorbankan segalanya. Konsekuensi-konsekuensi tersebut seharusnya juga tercermin dalam perilaku seseorang yang mengaku mengenal Allah.

Banyak umat Islam mengaku telah mengenal Allah, namun masih terjebak dalam perbuatan maksiat. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya belum benar-benar mengenal Allah, karena tak ada rasa takut kepada-Nya dalam hati mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami esensi mengenal Allah agar dapat menghasilkan amal yang baik.

Ada empat cara untuk mengenal Allah, yaitu mengenali keberadaan-Nya, menyadari keesaan-Nya, memahami bahwa hanya kepada-Nya kita beribadah, serta mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Allah telah menjelaskan hal ini baik dalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah, baik secara umum maupun terperinci.

Dalam kitab Al Fawaid halaman 29, Ibnul Qoyyim menyatakan: "Allah memanggil hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya dalam Al Qur'an dengan dua cara, yaitu pertama, melihat semua perbuatan Allah dan yang kedua, merenungkan dan menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti yang terdapat dalam firman-Nya:

"Sesungguhnya dalam menciptakan langit dan bumi, serta pergantian siang dan malam, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)

Dalam firman-Nya yang lain, Allah swt juga berfirman: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang, dan bahtera yang berlayar di lautan yang memberi manfaat kepada manusia." (QS. Al Baqarah: 164)"

Memahami Keberadaan Allah adalah keyakinan dalam hati bahwa Allah swt ada. Keberadaan-Nya telah diakui oleh alam semesta dan ciptaan-Nya, baik yang hidup maupun mati. Alam semesta yang teratur dan harmonis adalah bukti bahwa ada kekuatan yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu dengan sempurna. Kita juga dapat merasakan keberadaan-Nya melalui doa yang dikabulkan dan keajaiban-keajaiban di sekitar kita. Semua ini adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang patut kita syukuri dan yakini. Sudah seharusnya kita mengakui dan bersyukur atas keagungan-Nya, karena hanya Dia-lah yang maha kuasa menciptakan segala sesuatu dengan indah dan sempurna.

"Ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari tulang rusuk mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka dengan berkata: 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab: 'Ya, kami bersaksi agar pada hari kiamat kalian tidak dapat mengatakan: 'Kami tidak menyadari keesaan-Mu sebagai Tuhan kami,' ataupun agar kalian tidak berkata: 'Para leluhur kami telah menyekutukan Tuhan sejak dahulu, sedangkan kami datang setelah mereka.'"

Dari ayat di atas, terlihat jelas bahwa setiap individu memiliki naluri untuk mengakui keberadaan Allah dan menunjukkan bahwa manusia, dengan fitrahnya, mengenal Tuhannya. Adapun bukti dari syariat, kita percaya bahwa aturan-aturan yang dibawa oleh para Rasul adalah petunjuk yang bermanfaat bagi seluruh ciptaan, menunjukkan bahwa syariat tersebut berasal dari Dzat yang Maha Bijaksana.

Mengenal Rububiyah Allah berarti mengakui keesaan Allah dalam tiga aspek, yaitu sebagai pencipta, penguasa, dan pengatur segalanya. Artinya, kita meyakini bahwa hanya Allah-lah yang menciptakan, memberi kehidupan, mematikan, memberi rezeki, memberikan manfaat, dan menolak segala bahaya. Allah adalah satu-satunya yang mengawasi, mengatur, memiliki kekuasaan, dan memiliki hak-hak yang mutlak atas segala sesuatu, menunjukkan bahwa kekuasaan hanya milik Allah.

Allah berfirman, "Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada satupun yang setara dengan-Nya." (QS. Al Ikhlash: 1-4)

Jika seseorang percaya bahwa ada makhluk atau benda lain yang dapat menyaingi Allah, maka orang tersebut telah menzalimi Allah dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.

Dalam soal rububiyah Allah, sebagian orang kafir jahiliyah tidak menolaknya sama sekali dan mereka percaya bahwa hanya Allah yang mampu melakukannya. Mereka tidak meyakini bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah dapat melakukan hal yang sama. Maka mengapa mereka menyembah banyak tuhan padahal mereka tahu bahwa tuhan-tuhan selain Allah tidak mampu memberikan mudharat atau manfaat apa pun kepada mereka?

Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur'an bahwa mereka memiliki dua tujuan. Pertama, untuk mendekatkan diri kepada Allah sebanyak mungkin, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah: "Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai penolong (mereka mengatakan): 'Kami tidak menyembah mereka melainkan agar mereka mendekatkan kami di sisi Allah dengan sedekat-dekatnya'." (Az Zumar: 3)

Kedua, mereka mengharapkan agar sesembahan mereka memberikan syafa'at (pembelaan) di hadapan Allah. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah: "Dan mereka menyembah selain Allah dari apa-apa yang tidak bisa memberikan mudharat dan manfaat bagi mereka dan mereka berkata: 'Mereka (sesembahan itu) adalah yang memberi syafa'at kami di sisi Allah'." (QS. Yunus: 18)

Mengenai keyakinan sebagian orang kafir terhadap tauhid rububiyah Allah, Allah telah menjelaskan dalam beberapa firman-Nya:

"Jika kamu bertanya kepada mereka siapa yang menciptakan mereka, mereka akan menjawab Allah." (QS. Az Zukhruf: 87)

"Dan jika kamu bertanya kepada mereka siapa yang menciptakan langit dan bumi, dan yang menundukkan matahari dan bulan, mereka akan menjawab Allah." (QS. Al Ankabut: 61)
"Dan jika kamu bertanya kepada mereka siapa yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi setelah mati, mereka akan menjawab Allah." (QS. Al Ankabut: 63)

Allah telah menjelaskan keyakinan mereka terhadap tauhid Rububiyah-Nya. Namun keyakinan seperti itu tidak membuat mereka masuk ke dalam Islam, sehingga darah dan harta mereka tetap diharamkan. Oleh karena itu, Rasulullah mengumumkan peperangan melawan mereka.

Mengenal Uluhiyah Allah adalah mengakui bahwa semua bentuk ibadah hanya ditujukan kepada Allah semata, seperti berdoa, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan jenis ibadah lain yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasulullah saw.

Penting untuk dipahami bahwa mengarahkan satu bentuk ibadah pun kepada selain Allah sudah merupakan perbuatan yang sangat salah di sisi-Nya, yang dikenal sebagai syirik kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt:

"Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta." (QS. Al Fatihah: 5)

"Dan apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah; dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah." (HR. Tirmidzi)

"Dan sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan apapun" (QS. An Nisa: 36) "Hai manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan generasi sebelum kalian, agar kalian menjadi bertakwa." (QS. Al Baqarah: 21) Dalil-dalil di atas dengan jelas menunjukkan bahwa Allah dan Rasulullah saw melarang seseorang untuk menyembah selain Allah swt. Karena, ibadah umat muslim, hidup dan mati mereka hanya milik Allah semata. Rasulullah saw bersabda: "Allah berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya. 'Jika kamu memiliki dunia beserta isinya dan kekayaan di dalamnya, apakah kamu akan menebus dirimu?' Dia menjawab ya. Allah berkata: 'Sungguh Aku telah menginginkan darimu sesuatu yang lebih sederhana daripada itu, yaitu ketika kamu berada di tulang rusuk Adam namun kamu menolak kecuali terus-menerus menyekutukan-Ku." (HR. Muslim)

Rasulullah saw juga mengatakan: "Allah berfirman dalam hadits qudsi: 'Saya tidak memerlukan sekutu-sekutu, maka barang siapa yang melakukan satu amalan dan dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku akan membiarkannya dan sekutunya.' (HR. Muslim). Banyak bentuk penyimpangan dalam pengenalan Uluhiyah Allah dilakukan oleh umat Islam. Salah satu bentuk penyimpangan Uluhiyah Allah adalah ketika seseorang mengalami musibah dan berharap terlepas dari musibah tersebut. Orang tersebut kemudian pergi ke makam seorang wali, dukun, tempat keramat, atau tempat lainnya, meminta agar penghuni atau dukun tersebut dapat melepaskannya dari musibah. Mereka berharap dan takut jika keinginannya tidak terpenuhi, bahkan melakukan sesembelihan, bernadzar, berjanji beritikaf, atau bertapa di tempat tersebut. Kebiasaan seperti ini masih sering ditemui di daerah-daerah pedalaman. Ibnul Qoyyim menyatakan: 'Kesyirikan adalah penghancur tauhid rububiyah dan pelecehan terhadap tauhid uluhiyyah, serta berburuk sangka terhadap Allah.'

Mengenal Nama-nama dan Sifat-sifat Allah berarti kita mempercayai bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia sendiri dan Rasul-Nya tentukan. Kita juga percaya bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang Dia tunjukkan dan yang Rasul-Nya sebutkan. Allah memiliki nama-nama yang agung dan sifat yang luhur, sesuai dengan firman-Nya: "Dan Allah memiliki nama-nama yang baik" (Al A'raf: 186) dan "Dan Allah memiliki permisalan yang tinggi" (An Nahl: 60).

Percaya pada nama-nama dan sifat-sifat Allah harus selaras dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya, tanpa menyimpang dari ajaran-Nya. Kita tidak boleh membicarakan sifat-sifat dan nama-nama Allah yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya, karena itu akan menjadi pembicaraan tanpa dasar ilmu. Hal tersebut jelas dilarang dan tidak diterima dalam agama, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah: "Dan Allah memiliki nama-nama yang baik".

"Katakanlah: 'Hanya yang tercela yang diharamkan oleh Tuhanku, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak dijelaskan oleh Allah, dan berbicara tentang Allah tanpa ilmu yang memadai.' (QS. Al A'raf: 33)

"Dan janganlah kamu mengatakan sesuatu tanpa pengetahuan, karena pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggungjawaban." (QS. Al Isra: 36)

Dari semua uraian di atas, jelaslah betapa pentingnya mengenal Allah dan dampaknya. Ingatlah pepatah lama yang mengatakan "tak kenal maka tak sayang". Jadi, ayo mulai mengenal Allah dengan sungguh-sungguh agar kita dapat dicintai-Nya dan selalu diingat-Nya.

Pentingnya memahami tentang keberadaan Allah dengan sepenuh hati sangatlah penting. Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada kita semua agar lebih dekat dengan Allah dan berkomitmen sepenuhnya pada-Nya. Semoga doa kita semua dikabulkan. Semoga artikel ini dapat memberikan kemudahan dan kekuatan kepada kita semua untuk mengenal Allah dan berkomitmen kepada-Nya. Amin