Renungkanlah! Apakah lebih baik berbisnis dengan perasaan hati atau dengan dorongan nafsu?

|| || || Leave a comments

Kita semua menyadari bahwa hidup manusia bukan hanya sekedar tentang menikmati keindahan dunia ini, tetapi lebih dari itu, kita ada di dunia ini untuk bertaqwa dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. Kita harus bertanya pada diri sendiri, di mana sebenarnya kebahagiaan hidup bisa ditemukan? Apakah dengan kesenangan duniawi seperti pesta dan minuman keras bisa membuat hati kita merasa tenteram? Atau dengan mencari uang dan menghabiskannya tanpa rasa syukur? Apakah kegelisahan kita akan hilang dan digantikan dengan ketenangan melalui cara-cara tersebut? Tentu saja tidak, sahabat.

Dalam segala hal, baik dalam berbisnis maupun aktivitas lainnya, semua hal tersebut hanya akan membawa kegelisahan baru dalam hidup kita. Semakin kita terjerumus dan larut dalam hal-hal semacam itu, semakin kita akan terbawa arus dan kebahagiaan akan menjadi sesuatu yang sulit untuk dicapai.

Lalu, apa sebenarnya ukuran dari kebahagiaan itu? Apakah kebahagiaan diukur dari harta dan materi yang melimpah? Atau dari posisi tinggi yang selalu mendapat pujian dari orang lain? Atau mungkin kebahagiaan diukur dari banyaknya aset bisnis yang kita miliki? Meskipun itu bisa membuat kita merasa bahagia secara fisik, tetapi apakah itu benar-benar membuat hati dan jiwa kita merasa damai?

Mari kita mencoba mengisi hidup kita dengan rasa syukur, termasuk dalam berbisnis. Jika kita ingin berbisnis, lakukanlah dengan hati, jangan hanya untuk mencari keuntungan semata tanpa tanggung jawab. Kesuksesan bisnis kita juga bisa dipengaruhi oleh kualitas syukur kita. Jadi, mari kita mulai berbisnis dengan hati, bukan dengan nafsu. Ada beberapa tips sebelum kita memulai membangun kerajaan bisnis yang didasari dengan ketulusan hati masing-masing

Tanamkan dalam diri Anda empat hal ini:

"Saya tidak akan menunda untuk bersyukur dan berterima kasih."
"Saya yakin bahwa dengan kesabaran, saya akan lebih mampu meraih kesuksesan dalam berbisnis dengan hati."
"Saya bersedia berbisnis dengan keikhlasan dan bukan hanya demi keuntungan sesaat."
"Saya siap memulai dari sekarang karena tidak ada kata terlambat bagi siapa pun yang ingin sukses di masa yang akan datang."

Bagaimana? Kita tidak pernah tahu kapan hidup kita akan berakhir, oleh karena itu penting untuk mulai sekarang dengan niat baik untuk memberi manfaat kepada orang lain dan senang berbagi, baik itu ide-ide sederhana dalam berbisnis maupun gagasan sukses dalam membangun usaha yang bermanfaat bagi semua. Barangkali dengan cara tersebut, kita dapat menjadi entrepreneur sukses sesuai dengan jati diri kita. Sampai di sini, mungkin Anda memiliki ide-ide lain untuk mengaplikasikan rasa syukur dalam meraih kesuksesan dalam berbisnis?

 


 

/[ 0 comments Untuk Artikel Renungkanlah! Apakah lebih baik berbisnis dengan perasaan hati atau dengan dorongan nafsu?]\

Posting Komentar