Pelanggan bukanlah tuhan, dan tuhan bukanlah pelanggan!

|| || || Leave a comments

Mungkin di antara kalian, ada yang terinspirasi oleh buku karya Larry King dan Bill Gilbert yang berjudul "Cara Berbicara dengan Siapa Saja, Kapan Saja, Di Mana Saja" yang menurut saya merupakan sumber inspirasi yang bagus untuk belajar cara berkenalan dengan orang-orang baru. Allah SWT dalam Al-Qur'an telah mengajarkan pentingnya saling mengenal satu sama lain, tanpa memandang suku, bahasa, atau warna kulit. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa.

Allah berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. Al-Hujuraat [49]:13).

Semoga kita semua dapat menjadi orang yang pandai bergaul dengan sesama, mudah berkenalan dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Manfaatkan setiap kesempatan sebagai ajang silaturahim untuk menambah teman baru, mitra baru, atau bahkan calon pasangan hidup bagi mereka yang belum menikah. Keterampilan bergaul yang baik, terutama dalam dunia bisnis, adalah kunci utama menuju kesuksesan. Semakin banyak teman, semakin banyak kesempatan, dan semakin banyak peluang untuk sukses dan meraih keuntungan.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezekinya dan diberkahi umurnya, hendaklah ia menjaga silaturahim dengan baik" (HR Muslim).

Pentingnya Memahami Pelanggan!
Ketika saya menjabat sebagai Direktur Utama di sebuah perusahaan swasta nasional pada tahun 2003, saya menyadari bahwa memahami pelanggan dengan baik adalah kunci sukses dalam menjalankan bisnis. Mengetahui segala hal tentang calon pelanggan, mulai dari nama, karakter, kebutuhan, hobi, dan preferensi mereka, sangat penting untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pelanggan, perusahaan dapat dengan mudah menentukan segmentasi, target, dan posisi produk yang tepat.

Memahami pelanggan dengan baik juga akan membantu perusahaan untuk menciptakan merek yang sesuai, layanan yang memuaskan, dan produk yang diminati. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan bisa mendekati pelanggan, meyakinkan mereka, dan membuat mereka loyal terhadap produk yang ditawarkan. Strategi ini dikenal sebagai penguasaan pikiran pelanggan, yang menjadi kunci dalam memenangkan pasar di era modern ini.

Banyak orang yang berusaha keras untuk memahami pelanggan demi mendapatkan keuntungan finansial. Namun, sayangnya sedikit orang yang mau menyadari pentingnya hubungan dengan Tuhan dan mencari kekayaan spiritual yang lebih berharga. Padahal, kekayaan spiritual adalah sumber kekuatan sejati dalam mencapai keberhasilan dan kebahagiaan yang sejati. Jika manusia menyadari hal ini, maka keadilan, kejujuran, keberkahan, dan kesuksesan sejati akan didapatkan.

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menginginkan rezeki dari mereka dan Aku tidak memerlukan agar mereka memberi-Ku makan. Sungguh, Allah adalah Pemberi rezeki yang Maha Kuat dan Sangat Kokoh." (QS. Azariyaat 51: 56-58).

Allah Bukanlah Costumer! Tetapi Dia adalah Allahu Akbar!
Banyak orang yang menganggap Costumer seperti Raja, bahkan Tuhan "Costumer is The King, Or Costumer is God". Menurut saya, pemikiran seperti itu dapat menyebabkan pengagungan yang berlebihan, bahkan dapat mengarah pada penyembahan terhadap konsumen, karena mereka dianggap sebagai jiwa dari kelangsungan sebuah bisnis. Akhirnya, banyak perusahaan atau pemasar yang melanggar prinsip mereka sendiri hanya untuk memikat dan membuat costumer jatuh cinta pada produk mereka. Meskipun harus melanggar hati nurani dan nilai-nilai ketuhanan. Cara terbaik adalah memperlakukan costumer secara sewajarnya, tanpa berlebihan dan tanpa takut kehilangan mereka, karena rezeki sudah ditentukan oleh-Nya masing-masing.

"Carilah apa yang telah diberikan Allah kepadamu, yaitu kebahagiaan di negeri akhirat. Jangan lupakan kebahagiaan dan kenikmatan dunia, dan perlakukan orang lain dengan baik sebagaimana Allah telah memperlakukan kamu. Jangan membuat kerusakan di bumi." (QS. al-Qoshos (28):77)

Yang terpenting adalah mengenal Allah SWT dengan sungguh-sungguh. Bagaimana seseorang bisa bertransaksi bisnis yang benar dengan Allah dan mendapatkan keuntungan besar dari-Nya jika tidak mengenal Pemilik segala kesuksesan dan kekayaan ini. Janganlah memposisikan Allah sebagai pelanggan, karena Dia adalah Dzat yang Maha Mulia dan Maha Kuasa, yang tidak bisa disamakan dengan makhluk-Nya.

Kenali Allah dengan benar, maka Allah akan mengenalmu. Ingatlah pepatah, "Tak kenal maka tak sayang." Tanpa mengenal Allah SWT, baik sifat-Nya, kekuatan-Nya, kehendak-Nya, aturan-aturan-Nya, apa yang Dia sukai atau tidak, tidak akan ada peluang untuk berkomunikasi dengan-Nya, apalagi mendekatkan diri kepada-Nya, meyakinkan-Nya, atau membuat-Nya jatuh cinta kepada apa yang ditawarkan. Sebagus apapun produk yang ditawarkan, mustahil akan berhasil terjual.

"Setelah selesai shalat, bertebaranlah di muka bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. Lihatlah perniagaan atau permainan, mereka segera meninggalkanmu dan bergegas ke arahnya, meninggalkanmu sedang berdiri. Katakanlah: 'Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan', karena Allah adalah Pemberi rezeki yang terbaik." (QS. Al-Jum'ah (62):10-11).

Warna hidup yang dicintai oleh Allah SWT seharusnya menjadi tujuan utama bagi setiap orang yang beriman. Kita harus berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal Tuhan dengan mendalam, serta berupaya memiliki karakter dan kepribadian yang sesuai dengan kehendak-Nya. Karakter yang akan menjadi landasan kesuksesan kita dalam meraih rahmat, cinta, dan ridho-Nya. Salah satu contoh karakter ideal yang dicontohkan adalah 10 muwashofat tarbiyah oleh syeikh Hasan Al-Banna, yang menekankan pentingnya bersih dalam aqidah, benar dalam ibadah, baik dalam moralitas, serta kokoh dan mandiri dalam ekonomi.

Meskipun kita tahu akan pentingnya memiliki karakter yang dicintai oleh Allah, kenyataannya masih banyak dari kita yang jauh dari ideal tersebut. Mengenal Tuhan dengan baik merupakan kunci untuk menemukan kedamaian dalam hati dan menghindari kehidupan yang hanya berorientasi pada kesenangan duniawi tanpa arah yang jelas. Semakin kita mengenal Allah, semakin kita akan termotivasi untuk melakukan perubahan dalam cara berpikir dan bertindak, serta mencari jalan terbaik untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Dengan memahami hakikat keberadaan Tuhan, kita akan merasa terpacu untuk memperbaiki segala aspek kehidupan yang tidak sejalan dengan kehendak-Nya. Dengan demikian, kita akan dapat meraih ridho, cinta, dan surga-Nya.

"Dari sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bahwa bagi mereka tersedia surga-surga yang dialiri sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi buah-buahan sebagai rezeki di surga-surga itu, mereka akan mengatakan: 'Inilah kenikmatan yang pernah kami rasakan sebelumnya.' Mereka akan terus diberi buah-buahan dan mendapat istri-istri yang suci di dalamnya, dan mereka akan kekal di sana." (QS. Al-Baqarah (2): 25).

Mengenal Allah sangatlah penting bagi seorang hamba, dengan mengenal-Nya, kita akan semakin menjauh dari masalah hidup dan akan selalu merasa bahagia dengan segala yang kita lakukan dan dapatkan. Orang yang tidak mengenal Tuhannya pasti akan terpisah dari kasih sayang-Nya. Mereka tidak akan mendapatkan cinta dan ridha-Nya, apalagi surga-Nya yang abadi. Oleh karena itu, bagi siapa pun yang ingin sukses dalam berbisnis dengan Allah SWT, maka kenalilah Allah dengan baik, sang Pemilik kehidupan, keberhasilan, kebahagiaan, dan keuntungan di dunia dan akhirat. Sebab, tanpa mengenal Allah, kesuksesan yang diraih akan membuat kita lupa pada Pemberi-Nya, menyebabkan kesombongan, dan tidak akan membawa keberkahan serta kebahagiaan sejati. Kegagalan hanya akan membuat kita merasa sedih, stres, dan hina selamanya."

"Dengan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang lupa akan keberadaan Allah sehingga akhirnya mereka melupakan diri mereka sendiri, mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Al-Hasyr (59): 19).

Kamu tidak perlu mencari Tuhan, karena Dia sangat dekat denganmu!

Dalam dunia bisnis, mungkin kamu harus mencari pelanggan sebanyak mungkin, namun dalam mencari kebenaran Tuhan, sesungguhnya Dia sangat dekat denganmu, bahkan lebih dekat dari urat nadi mu. Allah sangat mencintaimu, meskipun selama ini kamu sering lalai mengenal-Nya. Ampunan-Nya melimpah meskipun dosa-dosa mu banyak, jika kamu datang dengan satu samudra dosa, maka Allah akan datang dengan dua samudra ampunan. Segeralah meminta kepada-Nya, Dia akan senang saat diminta, Dia akan bahagia jika kamu banyak mengadu kepada-Nya. Dan Dia akan marah jika kamu malas meminta kepada-Nya. Jika kamu jarang meratap, memohon rahmat dan rezeki-Nya, itu artinya kamu merasa cukup tanpa bantuan Tuhan, padahal sejatinya kamu lemah, membutuhkan, kurang, dan tak memiliki surga, neraka, serta alam semesta ini.

Oleh karena itu, mulailah untuk mengenal Tuhan secara mendalam, pahami apa yang Dia inginkan, mintalah segala sesuatu kepada-Nya, lakukan segala sesuatu sesuai dengan perintah dan kehendak-Nya, persembahkan hasil usahamu kepada-Nya. Kamu pasti akan merasa tenteram, merasa dicintai, dan pasti akan sukses. Semoga!

 


 

/[ 0 comments Untuk Artikel Pelanggan bukanlah tuhan, dan tuhan bukanlah pelanggan!]\

Posting Komentar