Meskipun sastrawan Inggris, Shakespeare, pernah berkata "What's in a name?" dan menyinggung tentang pentingnya sebuah nama, namun dalam Islam, sebuah nama memiliki makna yang sangat penting.
Terdapat seorang teman yang memiliki nama yang kurang baik yang diberikan oleh orang tuanya. Namun, karena malu ketika berada di SMP, teman tersebut memutuskan untuk mengganti namanya menjadi lebih baik. Ada juga yang diberi nama Letoy (lemas), yang dapat membuat anak tersebut merasa malu atau rendah diri ketika namanya dipanggil dengan sebutan yang buruk oleh teman-temannya.
Nabi Muhammad Saw memerintahkan agar para orang tua memberikan nama yang baik kepada anak-anak mereka. Nabi pernah mengubah nama yang memiliki arti buruk, Barrah, menjadi Zainab. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memberikan nama yang baik kepada anak-anak.
Hendaknya proses pemberian nama dilakukan pada saat aqiqah, yaitu ketika anak di usia tujuh hari. Pada saat itulah, kedua orang tua harus menyembelih kambing sesuai dengan perintah agama dan memberikan nama yang baik kepada anak mereka.
Nabi juga melarang umatnya untuk menggunakan gelar Abu Qosim sebagai nama, sehingga menegaskan kembali pentingnya memberikan nama yang baik kepada anak-anak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dari Anas bin Malik, ia menceritakan: Seorang teman menyapa seseorang di Baqi dengan panggilan "Hai Abul Qasim!". Rasulullah saw. menoleh ke arah si penyapa. Orang tersebut langsung menjelaskan: "Ya Rasulullah, saya tidak bermaksud memanggil Anda. Saya sebenarnya memanggil si Fulan." Rasulullah saw. kemudian bersabda: "Kalian boleh memberi nama dengan namaku, tapi jangan memberikan julukan dengan julukanku."
Sebaliknya, Nabi menganjurkan agar kita memberikan nama anak dengan nama beliau, yaitu Muhammad. Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Berikanlah nama dengan namaku, tetapi jangan memberikan julukan dengan julukanku."
Nabi juga melarang kita untuk menamai anak dengan nama Allah, seperti Malikul Amlak dan Malikul Mulk, karena itu adalah nama Allah. Nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Nama yang paling jelek di sisi Allah adalah seorang yang bernama Malikul Muluk.
Allah memiliki asmaa-ul husna (nama-nama yang baik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna. Nabi juga memberi nama-nama Nabi seperti Ibrahim kepada seorang anak.
Sebaiknya nama adalah Abdul (Hamba) dengan Asma'ul Husna (99 Nama Allah yang baik), seperti Abdullah, Abdurrahman, Abdul Hakim, Abdul Hadi, dan sebagainya.
Dari Aisyah ra., ia mengisahkan bahwa Asma binti Abu Bakar ra. meninggalkan Mekah saat hijrah dalam keadaan hamil Abdullah bin Zubair. Saat tiba di Quba, ia melahirkan Abdullah di sana. Setelah melahirkan, Asma pergi menemui Rasulullah saw. untuk meminta beliau memegang si bayi. Rasulullah saw. mengambil bayi tersebut dan meletakkannya di pangkuannya. Kemudian beliau meminta kurma. Aisyah ra. mengatakan bahwa mereka harus mencari sebentar sebelum menemukannya. Rasulullah saw. mengunyah kurma tersebut dan memberikannya ke mulut bayi, sehingga kunyahannya menjadi yang pertama masuk ke perut bayi tersebut. Kemudian Asma berkata bahwa Rasulullah saw. mengusap bayi tersebut, mendoakannya, dan memberinya nama Abdullah. Ketika bayi itu berusia tujuh atau delapan tahun, ia datang untuk berbaiat kepada Rasulullah saw., atas perintah ayahnya, Zubair. Rasulullah saw. tersenyum melihat anak itu menghadap beliau, sebelum kemudian membaiatkannya.
Dari Sahal bin Saad ra., ia menceritakan bahwa Al-Mundzir bin Abu Usaid dibawa menghadap Rasulullah saw. saat baru dilahirkan. Beliau meletakkan bayi tersebut di pangkuannya, sementara Abu Usaid duduk di depan beliau. Ketika perhatian Rasulullah saw. teralihkan ke arah lain, Abu Usaid meminta seseorang mengambil anaknya dari pangku Rasulullah saw. dan memindahkannya. Saat Rasulullah saw. sadar, beliau bertanya tentang anak tersebut. Abu Usaid menjawab bahwa mereka telah memindahkannya, dan Rasulullah saw. kemudian menanyakan nama anak tersebut. Abu Usaid menjawab bahwa nama anak tersebut adalah Fulan, namun Rasulullah saw. mengubahnya menjadi Mundzir. Sejak hari itu, anak tersebut diberi nama Mundzir.
Meskipun ada pendapat bahwa nama dapat dalam bahasa apa saja, bukan hanya Arab, namun saya pribadi berpandangan bahwa nama dalam bahasa Arab lebih baik karena merupakan bahasa umum yang dipahami oleh umat Islam. Dengan demikian, arti nama dalam bahasa Arab dapat dipahami secara standar oleh siapa pun. Contohnya, nama Muhammad memiliki arti terpuji, sementara Abdullah berarti Hamba Allah.
Namun, dalam bahasa lain, meskipun arti nama tersebut bagus, namun dalam bahasa lain mungkin memiliki arti yang kurang baik. Sebagai contoh, kata "Tai" dalam bahasa Cina berarti besar, namun dalam bahasa Indonesia "Tai" memiliki arti kotoran yang dapat menjadi bahan tertawaan bagi orang lain.
Berikut ini adalah beberapa contoh nama-nama Islami yang dapat dipertimbangkan untuk diberikan kepada bayi:
Nama-nama yang diberikan kepada Nabi-nabi dan orang-orang baik dalam Al-Qur'an menunjukkan kebesaran dan keberkahan yang tersemat dalam setiap pribadi yang disebutkan. Mulai dari Nabi Muhammad atau Ahmad, Adam, Idris, Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Ismail, Ishaq, hingga nama-nama seperti Luth, Ya'qub, Yusuf, dan banyak lagi.
Tidak hanya itu, Nabi-nabi juga memberikan nama-nama yang memiliki makna mendalam seperti Zainab, Ibrahim, dan Mundzir kepada orang-orang terdekat mereka. Anak-anak Nabi pun dibaptis dengan nama-nama yang penuh keagungan seperti Ibrahim dan Qosim, sementara cucu Nabi dianugerahi nama Hasan dan Husein.
Tak lupa pula istri-istri tercinta Nabi yang bernama Aisyah, Ummu Salamah, Hafsah, Khadijah, Zainab, dan lainnya yang selalu setia mendampingi dan mendukung beliau dalam dakwah. Orang tua Nabi, paman, sahabat, semuanya memiliki peran penting dalam kehidupan Nabi untuk menyebarkan agama Islam.
Semua nama-nama tersebut tidak hanya sekadar sebutan, namun juga mewakili kebaikan, kebijaksanaan, keteguhan, dan kekuatan yang menjadi teladan bagi umat Islam. Dalam Al-Qur'an, nama-nama seperti Luqman, Dzulkarnain, dan Imran juga disebutkan sebagai sosok-sosok yang patut dicontoh dalam menjalani kehidupan.
Dengan memahami makna di balik setiap nama yang disebutkan dalam Al-Qur'an, kita bisa belajar banyak tentang nilai-nilai luhur yang harus dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita senantiasa mendapatkan inspirasi dan keberkahan dari nama-nama mulia tersebut.
Posting Komentar