Manfaat ilmu sangat besar dalam kehidupan kita

|| || || Leave a komentar

Menimba ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, seperti yang disabdakan oleh Nabi. "Menimba ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan" (HR. Ibnu Majah). Sebelum kita berbicara dan mengamalkan ilmu, kita harus belajar terlebih dahulu, seperti yang dinyatakan dalam firman Allah, "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah selain Allah..." [Muhammad 19].

Nabi biasanya mengulang-ulang dalam menyampaikan ilmu hingga tiga kali agar pemahaman lebih mudah tercapai, seperti yang dicontohkan dalam hadits, "Anas r.a. mengatakan bahwa apabila Nabi saw. mengatakan suatu perkataan beliau mengulanginya tiga kali sehingga dimengerti."

Ilmu dapat membuat seseorang dihormati di mata manusia dan di hadapan Allah, sebagaimana firman-Nya, "...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (QS Al Mujaadilah [58]: 11). Allah juga menegaskan keutamaan orang yang berilmu dalam berbagai ayat suci lainnya, sebagai contoh, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama" (TQS.Fathir [35]: 28).

Allah menyatakan bahwa orang yang berilmu dapat memahami perumpamaan yang diberikan-Nya untuk manusia, sebagaimana disampaikan dalam surat Ali 'Imran: 18, "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)".

Dengan demikian, penting bagi setiap muslim untuk terus menuntut ilmu dan menghargai keberadaan ilmu pengetahuan dalam kehidupan mereka.

"Dalam Al Quran, Allah memberikan perumpamaan-perumpamaan untuk manusia, namun hanya orang-orang yang berilmu yang dapat memahaminya. Oleh karena itu, kita sebaiknya selalu berdoa agar ilmu kita terus bertambah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku' (Thaha: 114).

Allah juga menegaskan bahwa hanya dengan ilmu lah seseorang bisa mendapat petunjuk dari Al Quran: 'Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu' (Al Ankabut: 49).

Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya 'Uluumuddiin menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa di akhirat nanti, tinta para ulama akan ditimbang dengan darah para syuhada, dan ternyata yang lebih berat adalah tinta para ulama.

Nabi Muhammad SAW sangat menghargai orang-orang yang berilmu, bahkan menyebutkan bahwa 'Ulama adalah pewaris para Nabi'. Beliau juga mengatakan bahwa matinya satu kabilah lebih ringan daripada matinya seorang 'alim.

Seorang 'alim juga lebih dihargai daripada seorang ahli ibadah, karena keutamaannya melebihi mereka. Tidak hanya itu, menuntut ilmu juga memiliki pahala yang besar, seperti firman Allah dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Menuntut ilmu adalah wajib selama kita masih hidup, karena dengan ilmu lah kita akan mendapatkan petunjuk dari Allah. Oleh karena itu, marilah kita terus menuntut ilmu dan memperbanyak doa agar Allah senantiasa menambahkan ilmu kita." 

"Carilah pengetahuan dari segala tempat, mulai dari ayunan hingga ke dalam lubang tanah." (HR Bukhari)

Dalam sebuah hadis lain, disebutkan bahwa pengetahuan yang wajib dicari adalah pengetahuan yang bermanfaat. Pengetahuan yang tidak hanya benar, tetapi juga dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT dan memberikan kebahagiaan bagi diri kita, keluarga, dan masyarakat, baik di dunia maupun di akhirat.

Rasulullah SAW bersabda, "Ketika seorang anak Adam meninggal, amalannya terputus kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, pengetahuan yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan orangtuanya." (HR. Muslim, dari Abu Hurairah RA)

Allah berfirman, "Jika pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, ditambahkan tujuh lautan lagi, tetap saja kalimat-kalimat Allah tidak akan habis ditulis. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa dan Maha Bijaksana." (QS Lukman [31]: 27)

Ada banyak jenis pengetahuan, dari yang bermanfaat hingga yang tidak bermanfaat. Contoh pengetahuan yang bermanfaat adalah pengetahuan agama, fisika, komputer, dan lain-lain. Contoh pengetahuan yang tidak bermanfaat bahkan terlarang adalah ilmu sihir dan ramalan. Waktu kita terbatas, maka harus digunakan untuk mempelajari pengetahuan yang bermanfaat.

Rasulullah SAW pernah memohon dalam doanya, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari pengetahuan yang tidak bermanfaat."

Dalam sebuah riwayat, Allah SWT memberi wahyu kepada Nabi Dawud AS, mengatakan, "Pelajari pengetahuan yang bermanfaat, yaitu pengetahuan yang membuatmu mengenal kebesaran dan keagungan Ku sebagai jalan mendekatkan diri kepada-Ku."

Rasulullah SAW juga bersabda, "Carilah pengetahuan. Menuntut pengetahuan adalah mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan mengajarkannya kepada orang lain adalah sedekah. Pengetahuan adalah keindahan bagi pemiliknya di dunia dan akhirat."

Pengetahuan yang bermanfaat adalah pengetahuan yang membuat kita semakin mengenal Allah, membuat kita rendah hati, dan menjauhkan kita dari sifat sombong. Pengetahuan juga harus diamalkan, karena pengetahuan tanpa amal bagaikan pohon yang tidak berbuah.

"Barangsiapa mengamalkan pengetahuan yang dimilikinya, Allah akan memberikan pengetahuan yang belum diketahuinya dan menolongnya dalam amalannya menuju surga. Namun, orang yang tidak mengamalkan pengetahuan akan tersesat dengannya, dan Allah tidak akan menolongnya dalam amalannya menuju neraka." (Hadist)

Sebagai seorang muslim atau ulama, tidak pantas mengajarkan orang lain melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak lakukan. Allah murka atas perkataan yang tidak dijalankan.

Pengetahuan atau ayat Al-Qur'an yang tidak diamalkan akan menjadi beban di akhirat. Kedua kaki seseorang tidak akan bergerak di hari kiamat sampai dia ditanya tentang pengetahuan dan amalannya. (HR Abu Barzah)

Dari Usamah bin Zaid, saya pernah mendengar Rasulullah SAW mengatakan, "Pada hari kiamat, akan ada seseorang yang akan didatangkan dan dilemparkan ke dalam neraka. Perutnya terburai, dan ia berputar-putar seperti keledai yang menggerakkan penggilingan. Para penduduk neraka berkumpul di sekitarnya dan bertanya, 'Wahai fulan, mengapa kamu berada di sini? Bukankah kamu dulu mengajarkan kami untuk berbuat kebaikan dan melarang kami dari perbuatan buruk?' Dia menjawab, 'Benar, saya memerintahkan kalian berbuat baik namun saya sendiri tidak melakukannya. Saya juga melarang perbuatan buruk namun saya sendiri malah melakukannya'." [HR Bukhari dan Muslim]

Demikian pula, amal tanpa pengetahuan hanya akan membawa kehancuran. Contohnya, seseorang yang tidak belajar cara mengemudikan pesawat pasti akan berbahaya jika mencoba melakukannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperoleh ilmu dan berbagi pengetahuan dengan orang lain.

Kita menghabiskan 12 tahun untuk menuntut ilmu dunia dari SD hingga SMA. Namun, berapa lama kita telah belajar ilmu agama? Apakah kita menyisihkan waktu setiap hari untuk mempelajari agama?

Jika tidak, kita sungguh dalam kesulitan. Ilmu agama sangat penting untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Kebahagiaan di akhirat jauh lebih berharga dan abadi daripada kehidupan di dunia yang hanya sementara (sekitar 63 tahun).

Meskipun seseorang adalah seorang profesor fisika atau ahli komputer, jika ia tidak memiliki pengetahuan agama dan tidak menjalankan ibadah seperti sholat, puasa, dan zakat dengan benar, maka ia tidak akan terhindar dari neraka.

Pada awal masa Islam, umat Islam sangat giat dalam menuntut ilmu. Hadis-hadis seperti "Barangsiapa meninggalkan kampung halamannya untuk mencari ilmu, ia berada di jalan Allah" dan "Tinta seorang ulama lebih suci daripada darah seorang syahid" memberikan motivasi yang kuat untuk belajar.

Umat Islam belajar dari orang-orang Cina tentang teknik pembuatan kertas. Pabrik kertas pertama didirikan di Baghdad pada tahun 800 M, dan perpustakaan berkembang pesat di seluruh wilayah Arab (dikenal sebagai bangsa Islam) yang sebelumnya dianggap sebagai bangsa yang buta huruf.

Direktur Observatorium Maragha, Nasiruddin At Tousi, memiliki koleksi buku sebanyak 400.000 buah. Di Kordoba, Spanyol, pada abad ke-10, Khalifah Al Hakim memiliki perpustakaan dengan 400.000 buku, sedangkan 4 abad kemudian, Raja Perancis Charles hanya memiliki koleksi 900 buku. Bahkan Khalifah Al Aziz di Mesir memiliki perpustakaan dengan 1.600.000 buku, termasuk 16.000 buku tentang matematika dan 18.000 buku tentang filsafat.

Pada zaman awal Islam, dibangun berbagai lembaga pendidikan dan penelitian yang terintegrasi. Observatorium pertama didirikan di Damaskus pada tahun 707 oleh Khalifah Amawi Abdul Malik. Universitas di Eropa, seperti Universitas Paris dan Universitas Oxford, dibangun beberapa abad kemudian dengan mengikuti model Islam.

Para ilmuwan Islam, seperti Al Khawarizmi, memperkenalkan "Angka Arab" untuk menggantikan sistem bilangan Romawi yang kaku. Kemajuan matematika dan akuntansi tidak akan tercapai tanpa sistem "Angka Arab" yang diperkenalkan oleh umat Islam ke Eropa. Selain itu, berkat Islam, ilmuwan sekarang dapat menemukan komputer yang menggunakan digit biner (0 dan 1) sebagai dasar perhitungannya, yang tidak mungkin terjadi dengan angka Romawi yang tidak mengenal angka 0.

Al Khawarizmi juga dikenal karena memperkenalkan ilmu Algoritma (yang berasal dari namanya) dan Aljabar (Algebra). Omar Khayyam menciptakan teori tentang angka "irrasional" dan menulis buku sistematis tentang persamaan matematika.

Dalam astronomi, umat Islam juga mengalami kemajuan. Al Batani menghitung kemiringan ekliptika: 23,35 derajat (pengukuran sekarang 23,27 derajat). Dunia juga mengenal Ibnu Sina (Avicenna) yang karya-karyanya tetap menjadi buku teks di fakultas kedokteran Eropa hingga zaman Renaissance.

Ar Razi adalah seorang jenius multidisiplin yang tidak hanya seorang dokter, tetapi juga ahli fisika, filsafat, teologi, dan sastra. Eropa juga mengenal Ibnu Rusyid (Averroes) yang ahli dalam bidang filsafat.

Banyak kemajuan ilmiah yang dicapai oleh umat Islam. Saat terjadi perang salib antara Raja Richard the Lion Heart dan Sultan Saladin, terjadi pertempuran antara bangsa barbar dan bangsa beradab. Sultan Saladin, yang ahli di bidang kedokteran, bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk mengobati raja Richard yang sakit parah. Hal itu menunjukkan kecanggihan dan kebijaksanaan bangsa Islam pada masa itu.

Namun, sayangnya, hal tersebut kini hanyalah sejarah. Umat Islam sekarang tampaknya telah kehilangan perhatian pada ilmu pengetahuan, sehingga menjadi bangsa yang tertinggal. Hanya dengan kembali memperhatikan ajaran Islam, kita dapat kembali maju ke depan.

Umat Islam harus kembali giat menuntut ilmu. Menurut Al Ghazali, menuntut ilmu merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim. Ada ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu, dan ada pula ilmu yang menjadi tanggung jawab bersama umat Islam.

Jika sudah ada sebagian umat Islam yang mempelajari suatu ilmu, maka kewajiban itu tidak lagi harus dipikul oleh yang lain. Namun, mempelajari ilmu agama merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim. Tanpa ilmu, segala amal ibadah seseorang akan sia-sia.

Ilmu agama, seperti tata cara shalat yang benar, adalah hal yang wajib diketahui oleh setiap Muslim. Penting bagi kita untuk memahami dasar-dasar aqidah dan fiqih agar dapat melaksanakan kewajiban agama dengan benar. Ilmu yang bermanfaat bagi umat Islam, seperti kedokteran atau teknologi persenjataan, juga merupakan bagian dari kewajiban bersama umat Islam.

Penting bagi setiap Muslim untuk memperkuat aqidahnya dan memahami landasan agama sebelum mempelajari fiqih. Ilmu agama harus selalu didasarkan pada Al Qur'an dan Hadits yang sahih. Jika suatu masalah tidak terdapat dalam Al Qur'an dan Hadits, barulah dilakukan ijtihad, namun harus tetap sesuai dengan ajaran agama.

Menuntut ilmu agama adalah kunci utama agar kita dapat melaksanakan ibadah dengan benar dan mendapatkan manfaat dunia akhirat.

Menuntut ilmu seharusnya dilakukan dengan niat yang tulus hanya untuk Allah semata. Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam Kitab Bidayatul Hidayah oleh Imam Al Ghazali. Beliau mengingatkan kepada para pencari ilmu untuk menjadikan niat mereka ikhlas semata-mata karena Allah. Rasulullah SAW juga telah menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.

Janganlah sekali-kali kita mengejar ilmu dengan tujuan untuk pamer, sombong, atau menandingi orang lain. Jangan pula mencari ilmu hanya untuk kepentingan duniawi semata. Hal tersebut sama artinya dengan merusak agama dan membahayakan diri sendiri. Rasulullah SAW juga telah memperingatkan bahwa orang yang mengejar ilmu hanya untuk kekayaan duniawi tidak akan mendapatkan bagian surga di akhirat.

Seorang ulama yang mengharapkan keridhaan Allah dengan ilmunya akan dihormati oleh semua, sementara yang hanya mencari harta akan hidup dalam ketakutan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjadikan ilmu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk kepentingan pribadi atau dunia semata.

Sebagai tambahan, disarankan untuk membiasakan diri membaca ulang materi yang telah dipelajari setelah pulang dari sekolah atau madrasah. Hal ini akan membantu untuk lebih menguatkan pemahaman dan hafalan kita. Jangan pula sungkan untuk bertanya kepada ahli ilmu jika ada hal yang tidak kita mengerti.

Semoga kita semua bisa mengamalkan ajaran Islam dan menjadikan ilmu yang bermanfaat sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Aamiin.

/[ 0 komentar Untuk Artikel Manfaat ilmu sangat besar dalam kehidupan kita]\

Posting Komentar