Pembuat sabun sering menganggap bahwa sodium silikat adalah bahan murahan yang hanya digunakan sebagai pengisi untuk menurunkan harga produk. Namun, sebenarnya silikat memainkan peran penting dalam formulasi bahan pencuci, terutama yang menggunakan deterjen sintetik.
Sodium silikat dibuat terutama melalui proses pelarutan pasir yang kaya akan silika dengan abu soda dalam furnace listrik. Saat ini, silikat sering diproduksi dalam bentuk serbuk koloid untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.
Selain digunakan dalam deterjen, potassium silikat juga sering digunakan dalam produksi deterjen cair tugas berat. Silikat membantu melunakkan air dengan membentuk endapan yang mudah dibilas, sehingga tidak meninggalkan residu pada pakaian yang dicuci.
Selain itu, silikat juga membantu mengangkat kotoran dari larutan dan mencegah agar tidak menempel kembali pada pakaian. Sifat-sifat basah dan emulsifikasi dari silikat membuatnya cocok digunakan dalam serbuk pencuci piring.
Seluruh jenis silikat memiliki sifat penyangga yang baik dan mampu menjaga keasaman dalam lingkungan yang asam, seperti pada saat mencuci pakaian yang kotor. Selain itu, silikat juga efektif dalam mencegah karat pada logam tahan karat dan aluminium akibat deterjen sintetik dan fosfat kompleks.
Jika kita melihat silikat sebagai campuran sodium oksida (Na2O) dan silika (SiO2), maka terdapat beberapa jenis silikat yang ada, seperti sodium ortosilikat, sodium seskuisilikat, dan sodium metasilikat. Semua jenis silikat tersebut dapat diperoleh dalam bentuk kristal, baik dengan atau tanpa air penghabluran. Meskipun memiliki sifat alkali yang kuat, silikat tetap memiliki sifat higroskopis, yang membatasi penggunaannya dalam deterjen.
Silikat koloid sering dijual sebagai larutan kental dengan rasio Na2O/SiO2 antara 1:1.6 hingga 1:3.75.
Post a Comment