Jadi kejadian seperti ini sudah bukan barang baru. Setelah kejadian itu biasanya, orang-orang dapat lebih belajar dari kesalahan dan tidak takabur dalam membuat teori-teori yang salah.
Bila kita akan mendirikan toko atau perusahaan, yang benar adalah Anda harus melakukan riset pasar dan memiliki analisa SWOT yang solid agar berhasil. Namun tidak demikian halnya dengan perusahaan atau individu yang ingin membuat situs web. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki situs web yang indah dan cantik, maka akan banyak dikunjungi oleh pengunjung dan mereka akan membeli. Ternyata pil pahit yang terjadi adalah kebalikannya.
Bahkan bisnis besar seperti Carrefoure pun yang memakan banyak tempat secara fisik masih memerlukan promosi untuk menarik pembeli. Dan setiap kali ada barang bagus, mereka pun menggunakan spanduk-spanduk besar yang ditaruh di jalan-jalan. Apalagi sekadar memiliki situs web!
Di Internet, bisnis kecil bisa terlihat besar, begitu pula bisnis besar bisa terlihat kecil - tergantung seberapa besar mindshare-nya. Hal lain juga sama terjadi di banyak perusahaan, situs web korporat tidak lain dan tidak bukan hanya sekadar brosuf pasif yang tidak atau sedikit dikunjungi dan tidak mampu menangkap prospek apalagi pelanggan. Praktis situs web korporat tersebut tidak mampu mendatangkan baik “cold calls” apalagi “hot calls“.
Siapa yang harus Bertanggungjawab? Orang TI? Webmaster? Orang marketingkah? Era internet mendatangkan paradigma baru sekaligus tantangan baru bagi para pebisnis dan pemasar. Mereka harus cepat belajar memaksimalkan kekuatan teknologi khususnya dalam hal ini internet untuk membangun brand yang kuat. Namun kenyataannya adalah bahwa para pemasar menyerahkan segala sesuatu yang berkaitan dengan situs web kepada orang-orang TI.
Dan orang TI yang mengomandani segala sesuatu berkenaan situs korporat. Dan orang pemasaran malah didikte oleh orang TI mengingat ketidaktahuan memaksimalkan kekuatan internet sebagai media promosi dan pembangun brand. Tentu saja target tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Kalau orang TI tahu cara-cara bisnis dan pemasaran, tentu mereka sudah akan menjadi seorang pengusaha. Bukan hanya karena mereka mampu membuat situs korporat yang WAH dan menarik, otomatis mereka bisa menjual produk perusahaan lewat internet.
Jangankan menjual produk lewat internet, menjual produk secara konvensional saja belum tentu bisa. Kalau mereka bisa, pasti mereka tidak akan meminta pekerjaan kepada orang-orang bisnis, bukan?
Jadi orang-orang pemasaranlah yang harus bertanggung jawab dalam mengomandani visi dan misi mengapa harus membangun situs korporat dan bagaimana strategi pemasaran dan promosinya, bukan orang-orang TI yang bertanggung jawab, Departemen TI hanya bertanggung jawab secara operasional saja.
Karena itu di era sekarang ini, orang-orang bisnis dan pemasaran harus mengetahui ruang lingkup strategi pemasaran internet (emarketing).
Post a Comment