Salah satu kekuatan yang paling dahsyat di dunia ini adalah Cinta. Apa yang tidak bisa diatasi oleh Cinta ketika kekuatan yang lain tidak bisa melakukannya? Apa yang tidak bisa diatasi oleh Cinta ketika segala yang lain menyerah dan kalah? Cinta bukan hanya sekadar kekuatan, tetapi juga sebuah keajaiban sebuah mukjizat.
Cinta membuat seorang wanita bersedia menanggung rasa sakit dan penderitaan selama berbulan-bulan saat hamil, serta merasakan kesakitan saat melahirkan. Kemudian, ia juga akan menjalani perjuangan selama berbulan-bulan lagi untuk merawat dan membesarkan bayinya. Cinta yang membuatnya tersenyum meskipun merasakan kesakitan, Cinta juga yang membuatnya rela terjaga sepanjang malam hanya untuk memastikan bayinya tertidur dengan nyaman. Cinta pula yang membuatnya menjadi sosok tegar yang siap meninggalkan kenyamanan tidur saat mendengar bayinya menangis di tengah malam.
Cinta juga yang menjadikan seorang pria yang terbiasa hidup bebas dan tanpa keterikatan menjadi sosok yang penuh kelelahan. Cinta membuatnya rela bekerja keras siang dan malam, mengeluarkan keringat, air mata, bahkan darah, demi melihat kebahagiaan istri dan anak-anaknya.
Cinta adalah kekuatan yang luar biasa. Cinta adalah yang membuat seorang lelaki rela mengorbankan dirinya demi melihat keluarganya bahagia. Cinta pula yang memberikan keberanian pada seorang lelaki untuk melangkah maju ketika ia mendengar panggilan lembut, "Ayah..."
Apakah yang bisa lebih kuat dan lebih menakjubkan daripada cinta...?
Dalam buku Love, Medicine and Miracles, Dr. Bernie Siegel menunjukkan hasil penelitiannya yang unik. Di sebuah kota kecil di Eropa, sekelompok suami yang pergi bekerja dengan mobil dibagi menjadi dua kategori. Kelompok pertama adalah suami yang selalu dicium oleh istrinya sebelum berangkat kerja, sementara kelompok kedua adalah suami yang tidak pernah dicium oleh istrinya sebelum berangkat kerja.
Beberapa tahun setelah penelitian pertama kali dilakukan, hasilnya sungguh mengejutkan. Suami yang selalu dicium oleh istrinya sebelum berangkat kerja memiliki risiko kecelakaan yang lebih rendah, sementara suami yang tidak pernah dicium oleh istrinya memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi!
Tentu saja, kita boleh meragukan hasil penelitian ini. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ciuman, pelukan, dan belaian baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hubungan manusia.
Saat membicarakan mengenai ciuman, terkadang saya penasaran sendiri mengapa para wanita cenderung memejamkan mata ketika berciuman. Meskipun ada pria yang juga melakukannya, namun wanita lebih sering melakukannya hampir bisa dipastikan. Ada lebih banyak wanita yang memejamkan mata saat berciuman daripada yang tidak. Pertanyaannya, mengapa?
Saya sudah mencoba bertanya pada banyak wanita, dan jawaban yang saya dapatkan dari mereka semuanya dapat disimpulkan dalam satu kalimat yang sangat dalam, "Wanita memejamkan mata saat berciuman karena mereka sadar bahwa keindahan yang ada di dalam lebih menenangkan dan damai daripada keindahan yang ada di luar."
Jadi, saat berciuman, perempuan cenderung lebih merasakannya daripada lelaki. Namun, hal yang sama berlaku dalam kehidupan ini jika kita bersedia merasakannya yaitu bahwa keindahan dari dalam lebih menenangkan dan menyejukkan daripada sekadar keindahan luar. Saat ini, kita hidup di dunia yang sangat maju dan penuh dengan persaingan. Kehidupan ini begitu kompleks hingga kebanyakan orang mengalami kekacauan batin. Mereka tidak bisa lagi hidup dengan tenang, tapi terus berpacu dalam kekacauan. Di tengah semuanya, manusia modern telah menjadikan uang sebagai segalanya di atas segalanya.
Ada banyak orang yang berlomba-lomba dengan waktu hanya untuk mengejar uang, materi, dan kekayaan. Mereka meyakini bahwa uang akan membawa kebahagiaan dan kedamaian hidup. Namun, mereka lupa bahwa kebahagiaan dan kedamaian berasal dari dalam dari hati, dari batin, dari jiwa. Tanpa kebahagiaan dan kedamaian dalam diri, uang sebanyak apapun tidak akan membawa kebahagiaan sejati.
Saya tidak mengatakan bahwa uang tidak penting. Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa sebanyak apapun uang yang dimiliki, kehidupan akan tetap terasa hampa tanpa kebahagiaan di dalam hati. Begitu juga dengan kekayaan, kehidupan akan terasa kosong tanpa kedamaian dalam batin. Jadi, mari tanamkan kebahagiaan dan kedamaian dalam diri sebelum mencari kebahagiaan dan kedamaian dari luar.
Mengapa Marilyn Monroe memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, bahkan saat ia sedang berada di puncak popularitasnya sebagai seorang artis? Karena ia merasakan kekosongan di dalam dirinya meskipun dunia luar tampak gemerlap dan kekayaan melimpah. Uang, pengagum, dan harta benda tidak mampu mengisi kekosongan yang dirasakannya. Sebagaimana kita menutup mata ketika berciuman, demikian pula seharusnya kita dalam menghargai makna kehidupan.
Menerima kebahagiaan saat kita tidak memiliki apa pun adalah kunci untuk mempertahankan kebahagiaan saat kita telah memiliki segalanya. Namun, jika kita terus mencari kebahagiaan di luar diri kita, maka kebahagiaan akan selalu terasa jauh. Bayangkan kebahagiaan sebagai bayang-bayang yang selalu mengikuti kita, tetapi tidak pernah bisa kita genggam.
Jika kita membangun kebahagiaan dari dalam diri kita sendiri, maka kehidupan akan menjadi seperti dasar samudera. Meski badai mengamuk di permukaan, di dalam hati kita tetap akan terasa damai. Sebagaimana kita memejamkan mata saat berciuman, begitulah cara kita harus merangkul kehidupan dengan penuh keyakinan.



Posting Komentar