Sesuatu yang Tak Terduga dalam Kehidupan

|| || || Leave a comments

Hidup bukanlah sekadar tentang mengejar nilai. Bukanlah tentang seberapa sering seseorang menghubungimu, dan bukan pula tentang status hubunganmu, baik itu mantan pacar, calon pacar, atau orang yang sedang kamu dekati. Bukan tentang siapa yang pernah kamu cium, jenis olahraga yang kamu gemari, atau siapa yang menyukaimu. Bukan pula tentang sepatu, rambut, warna kulit, tempat tinggal, sekolah, atau universitasmu.

Lebih dari itu, hidup bukan hanya tentang nilai-nilai yang kamu dapatkan, uang, pakaian, atau masuk atau tidaknya ke perguruan tinggi tertentu. Hidup tidak hanya tentang seberapa banyak teman yang kamu punya, atau apakah kamu merasa sendirian, dan bukan pula tentang bagaimana lingkunganmu menerima atau menolakmu.

Namun, esensi hidup terletak pada siapa yang kamu cintai dan sakiti. Tentang bagaimana kamu merawat dirimu sendiri, tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan kasih sayang. Hidup adalah tentang menyingkirkan rasa cemburu, iri hati, dan mengatasi ketidakpedulian, serta membangun kepercayaan. Tentang apa yang kamu katakan dan maksudkan, tentang menghargai orang sebagaimana adanya bukan karena materi yang dimilikinya.

Tapi yang terpenting, hidup adalah tentang bagaimana kamu memilih untuk menjalani hidupmu. Hidup adalah tentang menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak tergantikan. Itulah pilihan-pilihan hidup.

Ya, menurut saya, hidup adalah tentang memilih untuk menggunakan keberadaan kita untuk memberi dampak positif pada kehidupan orang lain dengan cara yang tidak dapat digantikan oleh yang lain. Ketika saya mulai menyadari hal ini, saya merasa bahwa ini adalah salah satu tujuan hidup yang paling berarti bagi saya - yaitu memberi dampak positif pada kehidupan orang lain dengan cara yang tidak dapat digantikan atau dilakukan oleh orang lain.

Dan betapa menakjubkannya hidup, bukan? Ketika kita menemukan tujuan hidup kita, kehidupan pun membawa banyak hal baru yang memperkaya jiwa kita dan meningkatkan pemahaman kita tentang kemanusiaan. Saat kita membuka hati kita untuk orang lain, kehidupan pun akan membuka pintunya untuk kita. Dan ketika kehidupan membuka pintunya untuk kita, tidak ada yang bisa menutupnya lagi.

Ketika kehidupan membuka pintunya untuk kita, tidak ada lagi pemisah antara diri kita dengan kehidupan kita menjadi satu dengannya. Dan betapa indahnya menyadari bahwa kita telah bersatu dengan kehidupan...?

Salah satu misteri dalam kehidupan adalah sesuatu yang dalam sastra Barat dikenal sebagai 'serendipity'. Saya tidak dapat menemukan definisi yang pasti untuk kata itu, meskipun telah mencari di berbagai sumber termasuk kamus bahasa Inggris dan KBBI. Ternyata, arti dari 'serendipity' sendiri sudah menjadi misteri tersendiri.

Namun, ada satu kalimat dari Kahlil Gibran dalam bukunya yang legendaris, The Prophet, yang bagi saya sangat menggambarkan konsep serendipity. Gibran menulis, "Jangan undang orang kaya ke rumahmu, karena mereka akan membalasmu dengan undangan. Undanglah orang miskin, karena mereka tak bisa membalasmu dan alam yang akan membalasmu. Dan dari situlah keajaiban datang."

Kalimat ini mungkin bukan definisi resmi untuk serendipity, tetapi bagi saya, sangat mencerminkan esensi dari konsep tersebut. Keajaiban datang dari tindakan kecil dan tak terduga, sesuatu yang tak bisa direncanakan.

Jadi, apa sebenarnya makna dari kebetulan itu? Sekarang, kita mulai memiliki gambaran yang lebih jelas. Ketika kita memberi bantuan kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan, kehidupan akan membalasnya dengan cara yang sama, memberikan dukungan kepada kita. Dan jika kehidupan memberikan bantuan kepada kita, tidak ada masalah yang tidak dapat kita hadapi. Sebaliknya, ketika kita melakukan kejahatan kepada orang lain tanpa takut akan balasannya, kehidupan akan melawan dengan tindakan yang setimpal. Dan jika kehidupan memberikan pembalasan, tidak ada tempat untuk bersembunyi, dan tidak ada yang dapat menolong kita.

Semakin kita memahami kehidupan, semakin kita menyadari betapa indahnya dan ajaibnya cara kehidupan menjalankan segala aturannya. Jika kita menanam biji mangga di tanah, tidak mungkin pohon durian akan tumbuh darinya hanya pohon mangga yang akan berkembang, sesuai dengan biji yang ditanam. Begitu juga dengan segala tindakan dan perbuatan yang kita lakukan dalam hidup ini, kehidupan akan memberikan balasan yang sesuai. Jika kita menanam kebaikan, kehidupan akan memberikan kebaikan. Jika kita menanam kejahatan, kehidupan akan membawa balasan yang sama.

Seperti biji mangga yang tidak akan menjadi pohon durian, begitulah kehidupan yang kita jalani - ia hanya mencerminkan apa yang kita tanam ke dalamnya.

Selama bertahun-tahun saya telah menyaksikan bagaimana kehidupan ini terus mengikuti hukum-hukumnya yang tak pernah berubah. Seorang teman saya pernah melakukan tabrak lari, dan pada akhirnya dia sendiri menjadi korban tabrak lari. Sama halnya ketika saya melihat tangan-tangan dermawan yang penuh kasih kepada sesama, dan saya percaya bahwa kebaikan akan selalu mendapat balasan. Seperti bunga harum yang diserahkan kepada orang lain, aroma harumnya akan tetap terasa meskipun bunga itu sudah berpindah tangan. Ketika kita memahami esensi kehidupan seperti ini, kita tidak akan lagi berkata bahwa kehidupan tak adil. Kehidupan sesungguhnya sangatlah adil ia hanya akan memetik apa yang kita tanam, dan mencerminkan apa yang pernah kita lakukan.

Apakah jika kita menyakiti seseorang, maka pasti orang itu akan membalasnya? Belum tentu! Namun, suatu saat nanti, mungkin ada orang lain yang akan datang dalam hidup kita dan menyakiti kita. Kita akan menerima apa yang seharusnya kita terima, sesuai dengan apa yang pernah kita berikan entah kita sadar atau tidak. Begitu juga ketika kita memberi kebahagiaan atau bantuan kepada orang lain. Mungkin orang yang kita bantu tidak bisa membalasnya, tetapi ketika kita membutuhkan pertolongan, pasti akan ada orang yang datang menolong kita tanpa kita sadari atau tidak.

Kehidupan ini tidak buta. Selalu terlihat tangan mana yang memberikan bunga kepada orang lain, dan selalu terlihat tangan mana yang menusuk dengan duri. Mereka yang memberikan bunga akan merasakan keharuman bunga tersebut, sementara mereka yang menusuk dengan duri akan merasakan rasa sakitnya. Terkadang, balasan atas perbuatan kita tidak selalu sama persis dengan apa yang kita lakukan, tetapi balasannya pasti ada inilah yang disebut serendipity. Tidak ada benih yang ditanam dengan sia-sia. Setiap benih yang ditanam akan menghasilkan buah, baik itu buah kebaikan maupun buah kejahatan. Lebih dari dua ratus tahun yang lalu, filsuf Epictetus mengatakan bahwa kita akan menuai apa yang kita tanam, dan bahwa takdir akan membuat kita membayar kembali perbuatan jahat yang pernah kita lakukan.

"Pada akhirnya," kata Epictetus, "setiap orang akan menerima hukuman atas perbuatannya yang salah. Jika seseorang selalu mengingat hukum ini, ia tidak akan merasa marah pada siapa pun, tidak akan merasa dendam, tidak akan menyalahkan, tidak akan menyakiti hati, tidak akan membenci siapa pun."

Itulah hukum kehidupan. Setiap orang akan menuai apa yang telah ditanamnya. Siapa yang memberi akan menerima, siapa yang merampas akan dirampas. Siapa yang mencintai akan dicintai, siapa yang mengkhianati akan dikhianati. Siapa yang menabur kebaikan akan menuai kebaikan, siapa yang menabur kejahatan akan menuai kejahatan. Tidak ada orang yang bisa lolos dari hukum ini, karena siapa yang menabur...dialah yang akan menuai. 



/[ 0 comments Untuk Artikel Sesuatu yang Tak Terduga dalam Kehidupan]\

Posting Komentar