Cinta Saya di Kampus yang Tidak Berwarna Biru

|| || || Leave a comments

Hari berganti dan berlalu, aku masih berada di sini, di kampus tempat kita dulu sering bersama, mengalami hal yang sama, memikirkan hal yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang kini sedang aku lakukan.

Aku sadar bahwa pada saat itu, kamu pasti sibuk dengan segala urusanmu, bahkan mungkin sudah melupakan kenangan kita bersama. Buku-buku tebal, tumpukan makalah, dan berbagai teori kehidupan telah menyita pikiranmu, meninggalkan sedikit ruang untukku. Mungkin kamu telah melupakan segalanya, tetapi aku masih memikirkanmu, mengenang semua yang pernah terjadi.

Saat aku berada di kampus ini, aku tahu bahwa kamu sudah tidak ada. Kamu telah pergi mencari kehidupan baru, meninggalkan semua kenangan lama. Aku merasa hampa tanpamu di sini, tetapi aroma wangi yang pernah kau tinggalkan masih terasa.

Di taman ini, aku masih bisa merasakan kehadiranmu meskipun kau tak lagi bersamaku. Dan ketika aku duduk di bangku ini, aku membayangkan bahwa kau juga pernah duduk di sini, bertahun-tahun yang lalu. Meski hanya bayangan yang tak berwujud, aku yakin itu adalah dirimu, karena aku masih bisa mencium harum wangi keindahanmu.

Aku benar-benar paham, saatnya kini aku harus mampu menjalani hidupku sendiri dengan utuh, tanpa terus terbelenggu kenangan masa lalu dan pesonamu. Aku sadar dengan sepenuh hati bahwa inilah waktunya aku harus bisa melupakanmu, dan mencari sesuatu yang baru, mencari aroma lain untuk kuhirup, mencari keindahan lain untuk kupeluk, mencari bayangan lain untuk kurengkuh, mencari cinta lain untuk kucintai...Namun, entah mengapa aku tetap tidak bisa, aku tetap tidak sanggup. Jika kau bisa melakukannya, tolong, ajarilah aku.

Waktu hidupku di kampus ini tidak akan lama lagi. Keberadaanku di sini akan segera berakhir, dan aku akan kembali mengikuti jejakmu untuk memasuki dunia nyata. Fakta itu telah tertanam dalam hatiku paling dalam. Namun, sampai saat ini, aku masih merasa bingung, merasa terdampar di ruang kosong, tanpa udara, tanpa cahaya, tanpa cinta.

Kemana lagi harus kutuju untuk menemukan kedamaian itu? Kemana lagi harus kucurahkan kerinduanku...?

Sudah kucoba mencarinya, menggali, dan menantikannya dengan sepenuh hati, tapi tidak kunjung kutemukan, tidak kunjung kudapatkan. Sudah kucari di balik dinding-dinding kampus yang megah, tapi yang kudapat hanyalah sisa aroma tubuhmu. Telah kucari di antara tumpukan buku tebal dan membosankan, tapi yang kudapat hanya benih kerinduan yang baru. Telah kucari di tengah diskusi panjang dan melelahkan, tapi yang kulihat hanya bayangan bersuara lembutmu yang terdiam. Kau pernah ada di sini, kau pernah ada di kampus ini... dan hanya itu yang aku mengerti sampai saat ini.

Kepada kampus, kepada rak-rak buku di perpustakaan, kepada pohon dan bunga di taman, kepada rumput, kepada lorong-lorong kelas dan bangku-bangku kasar, kepada bayanganmu, bahkan kepada sisa aroma tubuhmu yang tertinggal, aku ingin mengungkapkan kerinduanku... aku merindukanmu. 



/[ 0 comments Untuk Artikel Cinta Saya di Kampus yang Tidak Berwarna Biru]\

Posting Komentar