Penyakit yang dapat menular melalui binatang

|| || || Leave a comments

Orang yang terinfeksi hepatitis akan mengalami kerusakan pada hati mereka. Gejala yang dapat terjadi adalah perut yang membesar, muntah, diare, dan kulit yang berwarna kekuningan. Virus ini merusak fungsi hati yang berperan dalam menyaring racun, sehingga dapat mengancam nyawa penderita hepatitis.

1.Hepatitis 

merupakan penyakit yang telah menjangkiti sekitar 2 milyar manusia di seluruh dunia. Setiap tahunnya, dua juta orang meninggal akibat penyakit ini, dengan empat orang meninggal setiap menitnya. Penularan penyakit hepatitis ini jauh lebih cepat daripada penularan HIV, dengan kecepatan penularan mencapai 4 kali lipat. Penyakit ini dapat menular melalui aliran darah, plasenta bayi dari ibu yang hamil, serta cairan tubuh seperti sperma, cairan vagina, dan air liur.

Perlu berhati-hati dalam memelihara satwa primata seperti kera dan monyet, karena mereka juga dapat menularkan hepatitis melalui gigitan atau cakaran mereka. Jika primata terinfeksi hepatitis dan menggigit Anda, maka Anda berisiko tertular penyakit tersebut.

2. Tuberkulosa (TBC):

TBC adalah salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak di Indonesia. Gejala yang muncul meliputi gangguan pernafasan seperti sesak nafas, batuk berdarah, penampilan tubuh yang kurus dan lemah. Penularan penyakit ini sangat cepat karena bisa ditularkan melalui udara saat bernafas.
Selain manusia, hewan juga dapat terinfeksi dan menularkan penyakit TBC melalui kotoran mereka. Jika manusia menghirup kotoran hewan yang terinfeksi, maka risiko terinfeksi TBC juga akan meningkat. TBC bersifat kronis sehingga gejala klinisnya baru muncul saat sudah parah. Primata seperti orangutan, owa, dan siamang memiliki potensi besar untuk menularkan penyakit TBC ke manusia.

3. Rabies:

Rabies, atau yang dikenal sebagai penyakit anjing gila, adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat. Penularan penyakit ini terjadi melalui gigitan hewan kepada manusia. Anjing merupakan penyebab utama penyebaran rabies (90%), diikuti oleh kucing (3%), kera (3%), dan hewan lainnya (1%).
Gejala yang timbul akibat infeksi rabies antara lain perubahan perilaku yang abnormal, sensitif, kelumpuhan, dan kejang pada tubuh. Penderita biasanya akan meninggal karena kesulitan bernafas dan menelan dalam waktu 2-10 hari.

4. Cacing :
Cacing sering dianggap sebagai penyakit yang ringan, namun sebenarnya penyakit ini merupakan penyebab kematian terbesar pada satwa peliharaan yang hidup dalam kondisi yang buruk. Stres dapat meningkatkan risiko infeksi cacing di dalam tubuh. Dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu 0,01-0,1 mm, parasit ini sangat mudah menular ke berbagai jenis satwa termasuk manusia.

Gejala awal infeksi cacing meliputi diare, penurunan berat badan, dehidrasi, anemia, dan kelelahan. Kejang pada seluruh tubuh, perut yang membengkak dan keras karena gas yang menumpuk (kembung) adalah tanda-tanda bahwa racun telah menyebar ke seluruh tubuh. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat berujung pada kematian. Hampir semua jenis satwa memiliki potensi untuk menularkan penyakit cacing, seperti primata, musang, kucing, burung nuri, kakatua, anjing, sapi, kuda, babi, dan lainnya.

5. Toxoplasmosis :
Toxoplasmosis merupakan penyakit yang menakutkan bagi wanita karena dapat menyebabkan kemandulan atau keguguran saat hamil. Bayi yang lahir dengan cacat juga dapat disebabkan oleh penyakit ini. Penyakit Toxoplasmosis tersebar melalui kucing-kucing liar, harimau, atau kucing peliharaan. Penularan pada manusia dapat terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh Toxoplasma, konsumsi daging yang mengandung parasit Toxoplasma yang tidak dimasak sempurna, infeksi melalui plasenta pada wanita hamil, atau melalui transfusi darah.

6. Psitacosis :
Meskipun belum ada laporan kasus Psittacosis pada manusia, penyakit yang disebarkan oleh burung paruh bengkok seperti nuri dan kakatua ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan. Penularannya dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi oleh kotoran burung yang terhirup oleh manusia.

Gejala klinis yang muncul antara lain gangguan pernafasan, diare, tremor, dan kelemahan pada anggota tubuh. Kondisi ini akan semakin buruk jika penderitanya mengalami stres dan kekurangan gizi.

7. Salmonellosis:
Bakteri Salmonella masuk ke dalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri tersebut. Akibat dari infeksi Salmonella ini adalah peradangan pada saluran pencernaan yang bisa menyebabkan kerusakan pada dinding usus. Gejalanya termasuk diare, penyerapan nutrisi yang buruk sehingga menyebabkan kelemahan dan kekurusan. Racun yang dihasilkan oleh bakteri ini juga bisa merusak otak, organ reproduksi wanita, bahkan dapat menyebabkan keguguran pada wanita hamil. Hati-hati dengan primata, iguana, ular, dan burung yang dapat menularkan penyakit salmonella ini.

8. Leptospirosis:
Penyakit yang disebabkan oleh kuman ini bisa menyerang berbagai jenis hewan termasuk manusia. Kuman ini biasanya tumbuh subur di ginjal dan organ reproduksi. Penularannya bisa melalui luka terbuka yang terkena air kencing atau cairan dari organ reproduksi hewan yang terinfeksi. Infeksi juga bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala yang sering muncul termasuk perubahan warna air kencing menjadi merah karena perdarahan pada ginjal, sakit kepala hebat, depresi, kelemahan tubuh, bahkan wanita hamil bisa mengalami keguguran. Saat ini belum ada vaksin untuk manusia, hanya tersedia untuk hewan. Hati-hati dengan anjing, kucing, harimau, tikus, musang, jelarang, dan tupai yang bisa menularkan penyakit ini.

9. Herpes:
Pelepuhan kulit di seluruh tubuh merupakan tanda awal dari infeksi virus herpes. Virus ini dapat berakibat fatal bagi primata. Manusia bisa tertular virus ini melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Penderita herpes akan mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya bisa mengakibatkan kematian. Jadi, berhati-hatilah saat memelihara monyet, lutung, owa, siamang, orangutan, dan primata lainnya karena bisa saja hewan tersebut terinfeksi herpes.

10.Anthrax 

merupakan penyakit menular akut yang sangat menakutkan di dunia karena sifat zoonotiknya, yaitu kemampuan untuk menular dari hewan ke manusia. Tingkat kematian yang tinggi akibat anthrax membuat penyakit ini menjadi momok bagi banyak orang. Bakteri penyebabnya sulit untuk dihapus karena membentuk spora yang dapat bertahan hidup selama lebih dari 10 tahun meskipun sudah dimusnahkan. Keberadaan bakteri ini tetap bertahan baik di musim panas maupun musim hujan. Biasanya, anthrax tersebar melalui hewan seperti sapi, babi, kambing, atau kuda. 

 



/[ 0 comments Untuk Artikel Penyakit yang dapat menular melalui binatang]\

Posting Komentar