Cacing Guinea yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia

|| || || Leave a comments


Larva cacing guinea hidup di dalam tubuh kutu air. Saat manusia meminum air yang mengandung kutu air, sistem pencernaan kita menghancurkannya, tetapi tidak membunuh larvanya yang terus tumbuh menjadi dewasa. Cacing jantan akan mati setelah berhubungan di dalam tubuh manusia, sedangkan cacing betina terus tumbuh dengan cepat, mencapai lebih dari dua sentimeter setiap pekan.

Bayangkan saja! Dalam setahun, cacing ini perlahan-lahan akan keluar dari tubuh manusia yang dihuninya dengan cara menjulurkan kepala terlebih dahulu di bagian bawah kaki atau lengan manusia yang menjadi korban. Proses ini sangat menyakitkan. Luka dari lubang keluarnya cacing ini akan semakin membesar, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Seringkali penderita panik mencari air untuk meredakan luka mereka, namun hal ini sebenarnya tidak benar.

Ketika cacing guinea yang berada di dalam tubuh manusia merasa dekat dengan air, mereka akan melepaskan ribuan larva yang kemudian dimakan oleh kutu air. Siklus ini terus berlanjut. Pada abad ke-20, cacing guinea tersebar luas di sebagian besar wilayah Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Selatan.

Namun, seiring dengan peningkatan akses terhadap air bersih, penyebaran cacing ini mulai menurun di berbagai wilayah. Meskipun demikian, pada pertengahan tahun 1980-an, masih tercatat sekitar 3,5 juta kasus di Asia dan Afrika. Untuk mengatasi masalah ini, para ahli menemukan cara sederhana, yaitu dengan mengajarkan masyarakat tentang pentingnya menyaring air minum (bahkan kain katun biasa pun bisa digunakan sebagai penyaring) serta mencegah penyebaran cacing dengan cara menghindarkan penderita dari sumber air. 

 



/[ 0 comments Untuk Artikel Cacing Guinea yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia]\

Posting Komentar