Di dunia teknologi, motto yang sering kita dengar adalah "Tidak Ada yang Mustahil, Mustahil adalah Tidak Ada". Saat ini, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi topik pembicaraan yang paling populer di kalangan para ahli teknologi dan bisnis. Banyak pakar dan analis industri meyakini bahwa AI adalah teknologi yang akan mendominasi masa depan.
AI merupakan suatu teknologi yang memungkinkan mesin untuk melakukan berbagai hal yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia. Mesin AI dapat memahami bahasa manusia secara alami, mengidentifikasi wajah dalam gambar, mengendalikan kendaraan, atau bahkan menebak jenis buku yang mungkin kita sukai berdasarkan preferensi sebelumnya. Berbeda dengan robot pabrik yang hanya bisa melakukan tugas-tugas berulang, AI memberikan kemungkinan untuk belajar dari kesalahan dan terus berkembang. Dengan AI, kita dapat menciptakan teknologi yang mampu berpikir dan bekerja seperti manusia, seperti pengenalan suara, pemecahan masalah, pembelajaran, dan perencanaan.
Dulu, siapa yang pernah membayangkan bisa berkomunikasi dengan komputer dan ponsel? Sekarang, teknologi tersebut sudah ada di hadapan kita. Banyak perusahaan telah mengembangkan produk berbasis AI, yang tidak hanya digunakan dalam industri IT atau teknologi, tetapi juga di bidang pendidikan, bisnis, kesehatan, dan lain sebagainya.
Misalnya, Apple menciptakan Siri sebagai asisten pribadi virtual pada iPhone dan iPad. Selain itu, Microsoft mengembangkan Cortana, dan Google menciptakan Google Talk. Dengan teknologi ini, pengguna dapat mendapatkan jawaban saat berbicara pada laptop atau ponsel mereka.
Tidak hanya di dunia smartphone, AI juga telah diadopsi dalam industri otomotif. Tesla merupakan contoh mobil canggih yang mampu mengemudi sendiri. Di bidang musik, Pandora mampu menganalisis 400 karakter musik. Untuk meningkatkan layanan pelanggan, Cogito hadir sebagai teknologi panggilan suara yang menganalisis suara manusia dan memberikan panduan untuk memberikan pelayanan terbaik. Sementara Boxever, sebagai pembelajaran mesin, meningkatkan pengalaman pelanggan dalam industri perjalanan.
Teknologi layanan suara Amazon, Alexa, juga merupakan inovasi revolusioner. Alexa membantu pengguna dalam pencarian informasi, pengaturan janji, berbelanja, mengontrol perangkat rumah, menjawab pertanyaan, membaca audiobook, memberikan informasi lalu lintas dan cuaca, skor olahraga, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu, masih banyak produk dan solusi lain yang dihasilkan dengan mengadopsi teknologi AI seperti layanan content-on-demand Netflix, Nest Learning Thermostat, flying drones, chatbots, dan lainnya.
Sebenarnya, AI bukanlah hal baru di dunia teknologi. Konon, AI sudah ada sejak abad ke-17 oleh para ilmuwan matematika. Namun, minat untuk mempelajari AI semakin meningkat pada tahun 1950-an dengan perkembangan komputer elektronik dan stored program sebelumnya.
Pada tahun 1951, dua programmer dari University of Manchester, yaitu Christopher Strachey dan Dietrich Prinz, berhasil menciptakan sistem AI yang mampu bermain catur melawan komputer Ferranti Mark I.
Selanjutnya, pada tahun 1959 seorang ilmuwan kognitif Amerika bernama Marvin Minsky mendirikan laboratorium khusus AI di Massachusetts Institute of Technology. Ia merupakan salah satu pemikir utama dalam bidang AI pada tahun 1960-an hingga 1970-an. Minsky bahkan menjadi penasihat pribadi Stanley Kubrick dalam filmnya "2001: A Space Odyssey" yang dirilis pada tahun 1968, di mana AI diperkenalkan melalui karakter komputer pintar HAL 9000.
AI merupakan teknologi yang berpotensi mengubah sejarah manusia secara menyeluruh, terutama dalam hal otomatisasi dan pengolahan data besar. Fungsi utama AI adalah kemampuannya untuk terus belajar dari data yang diterima. Semakin banyak data yang dianalisis melalui algoritma AI, semakin baik AI dalam membuat prediksi.
Salah satu dampak terbesar AI terasa di dunia kerja. Teknologi AI telah meningkatkan produktivitas di kantor secara signifikan, mulai dari pengelolaan alur kerja hingga prediksi tren, bahkan memengaruhi keputusan pembelian iklan sebuah merek. AI benar-benar mengubah cara bisnis dilakukan manusia.
Selain meningkatkan efisiensi di perusahaan, AI juga dapat mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi. AI dapat mendeteksi pola yang mencurigakan seperti email penipuan dan memberikan peringatan secara cepat. AI juga dapat dipelajari untuk menganalisis preferensi belanja calon pembeli dari pola unik yang mereka tunjukkan.
Masih banyak potensi pengembangan AI yang akan sangat dibutuhkan di masa depan. Pada akhir dekade ini, penggunaan AI mungkin akan menjadi umum: mobil otonom, prediksi cuaca yang akurat, atau bahkan robot yang dapat menggantikan peran astronot. Mimpi tentang adanya robot yang dapat mendeteksi potensi terorisme bukanlah hal yang mustahil lagi berkat kemajuan AI.
Kemajuan AI juga memiliki dampak yang sangat besar di bidang kesehatan dengan kemampuannya dalam menganalisis data pasien, yang memungkinkan upaya pencegahan dan pengobatan yang lebih akurat. Apakah AI akan menggantikan peran manusia? Tidak sama sekali. Dalam implementasinya, AI akan menciptakan pekerjaan baru bagi manusia, yang bahkan saat ini belum ada. Teknologi berbasis AI masih membutuhkan peran manusia, bukan menggantikannya. Seperti yang telah diungkapkan oleh Haris Izmee, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, inti dari AI adalah manusia. Teknologi AI dirancang untuk mengatasi tugas-tugas yang menghambat produktivitas manusia, seperti pekerjaan yang bersifat repetitif.
Dalam lingkungan kerja yang didukung AI, keterampilan manusia tetap diperlukan, baik dalam bidang teknis seperti pemrograman maupun keterampilan "soft skills" seperti adaptasi, pembelajaran, dan desain teknologi. Berdasarkan hasil studi Microsoft dan IDC Asia/Pasifik tentang adopsi AI di kawasan Asia Pasifik, "Future Ready Business: Assessing Asia Pacific’s Growth Potential Through AI", terdapat tiga keterampilan yang dibutuhkan para pemimpin bisnis di Indonesia untuk masa depan, yaitu: keterampilan analitis, kewirausahaan dan inisiatif, serta keahlian dalam bidang Teknologi Informasi. Saat ini, permintaan akan keterampilan tersebut melebihi pasokan yang tersedia.
"Bagi Microsoft, AI adalah tentang meningkatkan kecerdasan manusia, bukan menggantikannya sepenuhnya. AI hadir sebagai alat yang akan mendorong manusia untuk mencapai lebih banyak, melalui penguasaan keterampilan-keterampilan baru yang diperlukan untuk mengoperasikan teknologi ini."



Posting Komentar