Novel ini mengisahkan tentang seorang anak yang bernama Lail. Lail datang ke sebuah terapi saraf canggih untuk menghapus semua kenangan tentang hujan. Namun, saat proses terapi berlangsung, kenangan tersebut malah kembali mengalir, mengungkap kembali kisah hidupnya yang penuh perjuangan. Sebagai pembaca, kita dibawa kembali ke masa lalu Lail, ketika ia masih berumur 13 tahun, di saat dunia dilanda bencana letusan gunung berapi dan gempa bumi yang mengubah segalanya.
Di tengah kekacauan tersebut, Lail bertemu dengan Esok, seorang anak laki-laki yang menjadi cinta pertamanya. Hubungan mereka berkembang di panti sosial, tempat di mana kehangatan dan keceriaan menjadi warna dalam persahabatan mereka. Lail dan Esok tumbuh bersama di panti sosial, saling mendukung dan menjadi sandaran satu sama lain. Mereka menjalani kehidupan di panti sosial selama kurang lebih satu tahun, hingga suatu hari saat pemerintah memutuskan untuk menutup panti tersebut. Akibatnya, Lail dan Esok terpaksa berpisah dan melanjutkan hidup masing-masing. Lail harus pindah ke tempat pengungsian sementara Esok diadopsi oleh sebuah keluarga.
Di sebuah panti sosial, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh Lail. Meskipun kadang merindukan sosok Esok, mereka punya jadwal pertemuan yang rutin. Meski hanya sekali sebulan, pertemuan itu sangat ditunggu-tunggu dan penting bagi Lail.
Mereka berbagi cerita tentang aktivitas masing-masing saat bertemu. Namun, jadwal itu berubah ketika Esok harus pindah ke ibu kota untuk melanjutkan pendidikannya. Lail dan Esok hanya bisa bertemu saat liburan semester.
Lail mencoba sibuk dengan aktivitas bermanfaat dan menjadi relawan termuda di sebuah organisasi. Dia berhasil meraih prestasi, salah satunya ditempatkan di sektor 2 di mana dua kota kembar terletak 50 kilometer. Ketika bendungan di hulu retak, jika jebol, bisa menghancurkan dua kota tersebut.
Hanya ada satu cara untuk mencapai hilir pada saat itu, yaitu berlari secepat mungkin dalam badai yang sangat kencang. Dengan keberanian dan tindakan heroiknya, Lail berhasil memberi peringatan pada kota dan jasanya akhirnya diakui. Kesibukan yang dijalani Lail membuatnya bisa melupakan rasa rindunya pada Esok.
Setiap kali Esok datang menemui Lail, dia naik sepeda merah yang biasa mereka gunakan saat bencana, lengkap dengan topi yang diberikan oleh Lail. Esok mendekatinya tanpa disangka-sangka.
Namun, sayangnya, Lail dan Esok semakin jarang bertemu. Mereka hanya bisa bertemu sekali dalam setahun, dan itu pun jika Esok tidak terlalu sibuk. Mereka tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Terkadang, Lail menanyakan kabar Esok kepada ibu Esok, begitu pula sebaliknya. Ternyata, keluarga yang mengadopsi Esok ternyata adalah keluarga seorang wali kota.
Singkat cerita, Esok tengah sibuk mengerjakan proyek pembuatan kapal luar angkasa. Tujuannya adalah membawa sebagian penduduk bumi ke luar angkasa untuk menghindari bencana besar yang dikhawatirkan akan terjadi. Bencana tersebut adalah pemanasan global yang disebabkan oleh kerusakan lapisan stratosfer akibat ulah keegoisan manusia.
Setelah bencana gunung meletus terjadi, iklim bumi menjadi tak terkendali. Para pemimpin dunia pun mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi untuk mencari solusi. Akhirnya, para pemimpin negara tropis dan subtropis berusaha keras dengan mengirim pesawat berkali-kali untuk menyemprotkan gas anti sulfur dioksida ke lapisan stratosfer.
Meskipun upaya tersebut berhasil mengembalikan iklim bumi ke kondisi semula dalam waktu singkat, namun muncul masalah baru. Esok, dengan kecerdasan yang dimilikinya, turut ambil bagian dalam proyek tersebut. Sayangnya, tidak semua penduduk bisa diselamatkan, melainkan dipilih secara acak.
Esok memiliki dua tiket kapal. Suatu hari, wali kota meminta Lail untuk memberikan tiket pada Claudia, anaknya. Namun, terjadi kesalahpahaman dalam situasi tersebut.
Lail tumbuh menjadi dewasa dan memahami perasaannya. Dia butuh kepastian dari Esok. Namun, sehari sebelum pengumuman, Lail tak mendengar kabar dari Esok dan jiwanya jadi kacau.
Menjelang keberangkatan pesawat, Lail memutuskan masuk ke ruangan modifikasi ingatan. Dia ingin menghapus semua beban pikirannya. Ternyata, Esok sedang menjalani pemindahan data sehingga tak bisa memberi kabar pada Lail. Proses operasi itu tak bisa dihentikan, meski Lail telah menciptakan teknologi canggih di seluruh dunia.



Posting Komentar