Bukti keberadaan Tuhan sungguh nyata

|| || || Leave a komentar

Percaya pada keberadaan Tuhan adalah dasar iman yang paling penting. Jika seseorang meragukan keberadaan Tuhan, maka itu adalah kesesatan yang nyata.

Apakah Tuhan benar-benar ada? Kita tidak pernah melihat-Nya atau berbicara langsung dengan-Nya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika beberapa orang atheis menganggap Tuhan hanya sebagai khayalan belaka.

Ada sebuah kisah lama tentang seorang atheis yang menantang seorang alim untuk berdebat mengenai keberadaan Tuhan. Salah satu pertanyaannya adalah apakah Tuhan benar-benar ada, dan di mana Dia berada?

Ketika atheis tersebut dan penduduk desa menunggu, sang alim terlambat datang. Alasannya adalah hujan deras menyebabkan sungai banjir, jembatan hanyut, dan dia tidak bisa menyeberang. Namun, tiba-tiba sebatang pohon tumbang dan secara ajaib berubah menjadi perahu, memungkinkan sang alim menyeberangi sungai.

Atheis dan penduduk desa pun tertawa keras. Mereka tidak percaya bahwa pohon bisa berubah menjadi perahu tanpa ada yang membuatnya.

Namun, sang alim berkata, "Jika kalian tidak percaya bahwa perahu tidak dapat tercipta tanpa adanya pembuatnya, mengapa kalian percaya bahwa alam semesta ini, beserta bumi dan langitnya, ada tanpa pencipta? Apakah lebih sulit menciptakan perahu atau menciptakan alam semesta ini?"

Dari kisah ini, kita dapat belajar bahwa keberadaan Tuhan tidak bisa diukur dengan standar manusia biasa. Tuhan menciptakan segala sesuatu, termasuk alam semesta ini, dengan kekuasaan-Nya yang maha besar.

Mendengar ucapan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri. "Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua," kata si Atheis. "Jika Tuhan itu ada, mengapa Dia tidak terlihat? Di mana Tuhan berada?" Orang Atheis berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan tidak ada.

Orang alim itu kemudian menampar pipi si Atheis dengan keras, sehingga si Atheis merasa kesakitan. "Kenapa Anda memukul saya? Sakit sekali," keluh si Atheis. Si Alim bertanya, "Ah, mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?" "Ini sakitnya di sini," si Atheis menunjuk pipinya. "Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?" tanya si Alim kepada orang banyak.

Orang banyak menjawab, "Tidak!" "Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihat-Nya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya," kata si Alim.

Pembuktian sederhana dari orang alim tersebut memang benar. Pernyataan bahwa Tuhan tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak dapat mengetahui keberadaan-Nya adalah keliru. Banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia tetapi sebenarnya ada. Gelombang, partikel kecil, dan benda langit yang jaraknya jauh sekali, semuanya nyata meskipun tidak terlihat oleh mata manusia.

Benda itu memang ada, namun keterbatasan panca indera manusia membuat manusia tidak dapat mengenali keberadaannya. Oleh karena itu, hanya karena tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan tidak ada. Tuhan hadir dalam ciptaannya yang dapat dirasakan oleh manusia.

Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang cahaya yang sangat terang tidak hanya tidak dapat terlihat, tetapi juga dapat merusak mata manusia. Begitu juga dengan suara tertentu yang tidak bisa didengar dan bahkan dapat merusak pendengaran manusia. Jika manusia sudah kesulitan untuk memahami ciptaan Allah, apalagi untuk memahami Sang Pencipta yang Mahakuasa!

Memang sulit untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Namun, ketika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan hal-hal lainnya, sangat tidak masuk akal jika kita berpikir semua itu terjadi secara kebetulan. Pasti ada yang menciptakannya.

Jika benda-benda sederhana seperti korek api saja memiliki pembuat, maka dunia yang begitu kompleks ini juga pasti memiliki pencipta. Bumi tempat tinggal 8 milyar manusia memiliki lingkaran sekitar 40 ribu kilometer, sementara matahari dan sembilan planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya memiliki lingkaran sekitar 4,3 juta kilometer. Mereka bersama-sama dalam galaksi Bima Sakti yang memiliki panjang sekitar 100 ribu tahun cahaya, bersama dengan sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti hanyalah satu di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam satu "Cluster". Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk satu Super Cluster. Ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk "Jagad Raya" yang memiliki jangkauan sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Perlu diingat bahwa angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru merupakan perkiraan saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih hanya sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.

Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang mencapai 150 juta kilometer hanya ditempuh oleh cahaya dalam waktu 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah seberapa besar ciptaan Allah! Jika kita yakin akan keagungan ciptaan Tuhan, hendaknya kita semakin kuat dalam keyakinan akan kebesaran-Nya.

Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lainnya: "Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya." [Al Furqoon:61]

Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas di jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar dibangun sebagai penunjuk arah, begitu juga lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Namun, masih terjadi ribuan kecelakaan di darat, laut, dan udara meskipun ada yang mengatur.

Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lainnya terus beredar selama milyaran tahun (diperkirakan bahwa umur bumi sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa tabrakan. Selama berabad-abad, tidak pernah bumi bertabrakan dengan bulan atau bulan bertabrakan dengan matahari. Semua ini terjadi tanpa rambu-rambu jalan, polisi, atau pilot yang mengawasi. Hal ini hanya bisa terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur, Allah, yang telah menetapkan orbit bagi setiap benda langit.

Jika kita memikirkan hal ini dengan sungguh-sungguh, kita akan semakin yakin bahwa Tuhan itu benar-benar ada. Mari kita renungkan kebesaran-Nya dan bersyukur atas segala ciptaannya.

"Allah adalah yang membuat matahari bersinar dan bulan bersinar, Dia juga menentukan tempat-tempat bulan bergerak, sehingga manusia dapat mengetahui perhitungan waktu dan tahun. Semua itu diciptakan Allah dengan kebenaran, Dia memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang berpengetahuan.

Tidak mungkin matahari mengejar bulan, dan malam pun tidak bisa mendahului siang. Semuanya bergerak sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. Yang demikian itu adalah bukti kekuasaan Allah yang nyata bagi mereka yang melihatnya."

Orang-orang yang merenungkan alam, pasti akan yakin bahwa Tuhan itu ada:
"Allah-lah Yang mengangkat langit tanpa tiang seperti yang kamu lihat, lalu Dia bersemayam di atas Arsy-Nya, dan menundukkan matahari dan bulan. Keduanya beredar setiap pada waktu yang ditentukan. Allah mengatur segala urusan, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, agar kamu yakin dengan pertemuanmu dengan Tuhanmu." [Ar Ra'd:2]  

Mereka yang mengingat Allah dalam segala posisi, sambil memikirkan penciptaan langit dan bumi, seraya berkata, "Ya Tuhan kami, Engkaulah yang tidak menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." [Ali Imran:191]

 
Terhadap orang-orang sombong yang tidak mengakui keberadaan Tuhan, Allah menanyakan kepada mereka tentang penciptaan nutfah. Apakah mereka yang menciptakannya, ataukah Tuhan yang Maha Pencipta:

"Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, ataukah Kami yang menciptakannya?" [Al Waqiah:58-59]

"Apakah kamu yang menanam ataukah Kami yang menumbuhkannya?" (Al Waaqi'ah:63-64)
"Apakah kamu yang menjadikan kayu itu ataukah Kami yang menjadikannya?" (Al Waaqi'ah:72)
Dalam ayat lain, Allah menantang siapa pun untuk menciptakan seekor lalat jika mereka mampu melakukannya. Manusia mungkin dapat menciptakan robot dari bahan-bahan yang telah diciptakan oleh Allah. Namun, hanya Allah yang mampu menciptakan makhluk hidup seperti lalat dari ketiadaan dan memberikan kemampuan reproduksi padanya. Tidak ada yang mampu menciptakan seperti itu kecuali Allah:

"...Sesungguhnya mereka tidak akan mampu menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka berkumpul untuk melakukannya. Jika lalat itu mencuri sesuatu dari mereka, mereka tidak akan bisa merebutnya kembali. Mereka lemah, baik yang memuja maupun yang dipuja." (Al Hajj:73)

Banyak ayat Al Qur'an lainnya yang menegaskan bahwa Tuhan itu nyata ada, dan Dialah yang Maha Pencipta.

/[ 0 komentar Untuk Artikel Bukti keberadaan Tuhan sungguh nyata]\

Posting Komentar