Seorang wanita berusia 92 tahun dari Zonguldak, Turki, membuat gempar dunia medis setelah tim dokter berhasil menemukan dan mengangkat 68 benda asing dari dalam perutnya. Awalnya, keluhan yang dia rasakan hanya sakit perut yang ringan dan sering muntah. Namun, hasil CT scan memperlihatkan adanya massa padat yang menghalangi sistem pencernaan. Sehingga, tim medis memutuskan untuk melakukan operasi darurat yang akhirnya mengungkapkan hal yang mengejutkan.
Dari dalam tubuh pasien, dokter berhasil mengeluarkan 28 biji kurma, 35 buah zaitun utuh beserta bijinya, dan 5 batu keras berukuran sekitar 5,5 hingga 6 sentimeter. Bahkan, salah satu batu memiliki potensi untuk menembus dinding usus karena bentuknya yang tajam. Benda-benda tersebut telah menumpuk di lambung dan sebagian usus kecil, menimbulkan risiko penyumbatan total dan luka dalam yang berpotensi fatal.
Tim medis menduga bahwa pasien mungkin menderita sindrom bezoar atau pica, yaitu kondisi langka yang membuat seseorang, terutama lansia dengan penurunan kognitif seperti demensia, menelan benda-benda non-pangan tanpa sadar. Dalam kasus ini, pasien tampaknya sudah tidak mampu lagi membedakan mana makanan dan mana benda asing. Kebiasaan ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa diketahui oleh keluarga atau lingkungan sekitar.
Operasi berlangsung selama dua jam di rumah sakit pemerintah setempat. Setelah menjalani perawatan intensif selama lima hari, pasien akhirnya dinyatakan stabil dan dipindahkan ke bangsal pemulihan. Tim dokter menyatakan bahwa tindakan cepat merupakan kunci penyelamatan nyawa, karena jika dibiarkan lebih lama, salah satu batu tersebut bisa menyebabkan perforasi usus atau infeksi sistemik yang potensial mematikan.
Kisah ini seharusnya menjadi peringatan serius tentang pentingnya memberikan perhatian ekstra pada lansia, terutama bagi mereka yang tinggal sendirian atau menunjukkan gejala gangguan kognitif. Kadang-kadang, sakit ringan yang dialami oleh orang tua bisa menjadi tanda dari kondisi serius yang mengancam nyawa. Dalam kasus ini, yang menyelamatkan nyawa bukan hanya keahlian medis, tetapi juga keputusan untuk tidak mengabaikan keluhan yang tampak sepele.
Post a Comment