Siapa yang disebut Sebagai Muslim

|| || || Leave a comments

Seseorang disebut Muslim apabila seluruh aspek kehidupannya, baik fisik maupun spiritual, ditujukan sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Agung dan amanah yang telah dipercayakan oleh-Nya dilaksanakan dengan penuh kesungguhan atas nama-Nya. Seorang Muslim harus menunjukkan keimanan bukan hanya dalam keyakinan, tetapi juga dalam tindakan nyata. Dengan kata lain, seseorang yang mengaku sebagai Muslim harus membuktikan bahwa segala hal dalam dirinya, mulai dari tubuh hingga jiwa, dari pikiran hingga perasaan, dari emosi hingga pengetahuan, telah diserahkan sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Kuasa sebagaimana anggota tubuhnya patuh kepada dirinya sendiri.

Ia harus menunjukkan bahwa kesetiaannya telah mencapai tingkat di mana segala hal yang dimilikinya bukan lagi miliknya sendiri, melainkan milik Allah Yang Maha Agung, dan bahwa setiap aspek dari dirinya telah dipersembahkan untuk melayani Allah seolah-olah semuanya adalah bagian dari tubuh Ilahi-Nya. Sebuah ayat Alquran Surah Al-Baqarah:112 dengan jelas menggambarkan bahwa mengabdikan hidup seseorang untuk melayani Allah adalah esensi dari agama Islam, yang terdiri dari dua aspek utama:

Pertama, keyakinan bahwa Allah Yang Maha Kuasa harus menjadi pusat kepercayaan dan cinta, tidak ada yang disembah selain-Nya, dan segala ketetapan-Nya harus diterima dengan tulus. Semua kebenaran dan pemahaman yang membantu menghargai kebesaran-Nya serta menggali keagungan kekuasaan-Nya harus ditegakkan.

Aspek kedua dari pengabdian kepada pelayanan Allah adalah melalui pelayanan kepada sesama makhluk-Nya, mencintai mereka, merasakan kesedihan mereka, dan berusaha memberikan bantuan dan kebahagiaan kepada mereka. Seorang Muslim sejati harus siap untuk berkorban demi kebaikan orang lain dan merasakan kebahagiaan mereka.

Dengan demikian, menjadi seorang Muslim sejati berarti menyerahkan seluruh diri kepada Allah, meninggalkan ego dan nafsu duniawi, dan taat pada perintah-Nya dengan penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk. Ketaatan pada Allah membutuhkan keberanian untuk menghadapi segala tantangan demi menegakkan kebenaran-Nya, sementara mengabdi kepada sesama manusia membutuhkan sikap saling mengasihi dan membantu tanpa pamrih. Kedua aspek ini harus hadir dalam kehidupan seorang Muslim sejati untuk menciptakan harmoni antara pengabdian kepada Sang Pencipta dan pelayanan kepada ciptaan-Nya.

/[ 0 comments Untuk Artikel Siapa yang disebut Sebagai Muslim]\

Post a Comment