Pernahkah Anda penasaran mengapa beberapa situs web atau artikel sering muncul dalam hasil pencarian AI atau chatbot, sementara yang lain jarang terlihat? Atau mengapa ketika Anda bertanya kepada ChatGPT atau AI lain, jawabannya selalu merujuk kepada sumber yang sama berulang kali?
Menurut TryProfound, AI memiliki kecenderungan sendiri dalam memilih jenis konten yang akan dijadikan referensi saat menjawab pertanyaan pengguna. Dengan memahami pola ini, kemungkinan situs web Anda menjadi salah satu sumber referensi yang sering digunakan AI akan semakin besar. Mari pelajari lebih lanjut di sini!
Kenapa AI Suka Mengutip Konten Tertentu?
Sebelum membahas jenisnya, penting untuk memahami cara kerja AI terlebih dahulu. Sebagian besar model AI (termasuk ChatGPT) dilatih menggunakan data korpus yang sangat besar.
Ketika AI "belajar", ia akan:
- Menyerap konten yang berkualitas tinggi dan terpercaya
- Mencari pola bahasa, struktur, dan topik yang konsisten
- Memberi prioritas pada sumber yang sering dikutip banyak orang (otoritas tinggi)
Oleh karena itu, konten yang sering dikutip oleh AI biasanya memiliki ciri-ciri berikut:
- Komprehensif (menjawab topik secara lengkap)
- Kredibel (ditulis oleh ahli atau diterbitkan oleh situs yang bereputasi)
- Struktur yang rapi (judul, subjudul, poin-poin, dan data pendukung)
- Relevan (sering dicari dan dibahas)
- Terbaru
Jenis Konten yang Paling Disukai dan Sering Diutip oleh AI
Berikut adalah kategori konten yang biasanya mendominasi dataset AI.
- Panduan komprehensif adalah konten artikel yang membahas suatu topik secara menyeluruh mulai dari awal hingga akhir. Biasanya artikel ini memiliki panjang yang cukup, dengan penjelasan detail, contoh, gambar, dan pertanyaan yang sering diajukan.
- Konten seperti ini sangat disukai oleh kecerdasan buatan karena dapat menjawab berbagai pertanyaan sekaligus dalam satu halaman. Selain itu, struktur penulisan yang rapi dan kaya kata kunci membuat AI lebih mudah memahami isinya.
- Jika ingin artikel yang memiliki umur panjang dan sering dijadikan referensi oleh AI dalam jangka waktu yang lama, pastikan untuk menggunakan jenis konten ini.
- Statistik dan Data Riset
- Selanjutnya adalah konten berbasis statistik dan data riset. Konten ini biasanya mencakup angka, data riset, survei, atau laporan tren terkini. Berbentuk laporan industri, hasil polling, atau studi akademis.
- Konten semacam ini sering dikutip oleh AI karena kebutuhan akan fakta konkret untuk meningkatkan kredibilitas jawaban yang diberikan. AI senang menggunakan data pendukung saat menjelaskan suatu informasi agar tidak hanya sekadar klaim.
- FAQ dan Cara Penyelesaian
- Konten FAQ dan How-To adalah jenis konten praktis yang menjawab pertanyaan umum atau memberikan langkah-langkah untuk memecahkan masalah.
- AI menyukai jenis konten ini karena banyak orang yang setiap harinya bertanya hal-hal praktis kepada AI. Konten seperti FAQ dan tutorial dapat membantu AI memberikan jawaban dengan cepat tanpa harus berpikir terlalu lama.
Jika tertarik untuk mencoba jenis konten ini, berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
- Tulis langkah-langkah secara singkat, jelas, dan berurutan
- Sertakan gambar atau tangkapan layar
- Gunakan kata kunci yang sering dicari dalam pertanyaan
Artikel Listicle
Listicle adalah artikel yang disusun dalam bentuk daftar poin. Format ini sangat populer karena mudah dipindai mata dan mudah dipahami.
Mengapa AI menyukainya? Berikut alasannya:
Struktur yang teratur dengan penomoran (1, 2, 3...)
Seringkali menjawab pertanyaan seperti "Apa saja..." atau "Tips terbaik untuk..."
Mudah dipecah menjadi potongan-potongan informasi (snippets)
Ulasan Produk atau Perbandingan
Jenis konten ini berfokus pada pembahasan mengenai kelebihan, kekurangan, dan fitur dari suatu produk, serta perbandingan antara dua produk atau layanan. Konten seperti ini sering dimanfaatkan oleh AI karena banyak pengguna yang mencari rekomendasi di dunia digital.
Distribusi konten yang disitir untuk website B2B vs B2C menunjukkan preferensi yang berbeda tergantung pada jenis audiens yang dituju. Untuk B2B, sekitar 56% sitasi berasal dari halaman produk resmi, seperti website perusahaan atau vendor langsung. Sedangkan untuk B2C, proporsi konten produk menurun menjadi 35%, dengan situs afiliasi naik menjadi 18%, ulasan pengguna dan berita masing-masing 15%.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam konteks bisnis, AI cenderung lebih memilih sumber yang resmi dan terpercaya, terutama dalam hal teknis atau produk untuk perusahaan. Namun, ketika berurusan dengan konsumen, AI cenderung menggabungkan informasi dari berbagai sumber seperti pabrikan, situs review pihak ketiga, forum diskusi, dan berita terbaru.
Sebagai contoh, AI seperti Perplexity kadang mengutip Reddit saat membahas gadget, sementara Google AI Overviews lebih suka mengambil referensi dari media review terkenal atau forum tanya jawab. Ini menunjukkan bahwa AI dapat menyesuaikan sumber informasi berdasarkan jenis pertanyaan yang diajukan, baik itu terkait dengan bisnis maupun konsumen.
Pola Referensi Konten AI Bergantung pada Tahap Funnel
Menurut Search Engine Journal, platform AI memiliki kecenderungan untuk mengutip jenis konten yang berbeda sesuai dengan tahap TOFU, MOFU, dan BOFU dalam Marketing Funnel. Berikut adalah penjelasannya:
1. Tahap Awal (TOFU)
Pada tahap ini, banyak orang masih dalam tahap mencari informasi dan belum memutuskan merek apa yang akan dipilih. AI cenderung mengutip konten produk sebanyak 56% dan konten berita serta riset masing-masing sekitar 13-15%.
2. Tahap Pertimbangan (MOFU)
Pada tahap ini, AI lebih banyak mengutip pendapat orang lain untuk membantu pengguna dalam membandingkan beberapa opsi atau merek. Persentase konten produk yang dikutip oleh AI turun menjadi 46%, sementara ulasan pengguna dan konten afiliasi naik menjadi sekitar 14% masing-masing.
3. Tahap Siap Membeli (BOFU)
Pada tahap ini, AI lebih fokus memberikan informasi langsung dari sumber produk agar pengguna dapat segera membuat keputusan. Konten produk menjadi dominan dengan lebih dari 70% rujukan AI berasal dari halaman produk resmi, sementara jenis konten lain seperti ulasan, berita, dan riset semuanya turun di bawah 10%.
Strategi yang Dapat Kamu Terapkan Agar Disitasi AI
Berikut beberapa strategi yang dapat kamu lakukan agar website atau brand kamu disebut dalam AI:
1. Ciptakan Konten yang Berbeda dan Ber-merk (Branded Topic Cluster)
Daripada menghasilkan konten umum yang sudah banyak tersebar di berbagai tempat, fokuslah pada konten yang unik dan mencerminkan identitas brand kamu. Dalam artikel tersebut, jangan hanya memberikan definisi "standar". Sampaikan dengan sudut pandang brand kamu sendiri.
Misalnya, daripada hanya menjelaskan definisi topik secara umum, tambahkan nama brand kamu sebelumnya. Contohnya seperti:
"Bagi kami di , cerpen bukan sekadar narasi singkat. Kami melihat cerpen sebagai cara untuk membantu pembaca merangkai kata menjadi kisah yang memukau dengan teknik visual storytelling unik yang kami kembangkan..."
Konten dengan sudut pandang khusus seperti ini jarang terdapat dalam dataset AI, karena mayoritas konten di internet bersifat generik. Dengan membuat konten yang berbeda, brand kamu bisa menjadi satu-satunya sumber yang dikenal oleh AI untuk metode tersebut.
2. Bangun Kredibilitas dengan Kutipan Eksternal
Penting bagi kamu untuk membangun kredibilitas untuk meningkatkan SEO di era AI. Cari artikel dari pihak ketiga (media, blog, situs edukasi) yang menyebut cerpen dan nama brand kamu dalam konteks yang sama. Manfaatkan backlink yang tepat untuk membuat AI mengenali brand kamu. Semakin sering nama brand kamu muncul, AI akan mulai membentuk pola:
"Ketika membahas , sumber otoritatifnya adalah ."
Dengan cara ini, kamu dapat membangun hubungan kuat antara brand, topik, dan reputasi.
3. Buat Konten Video yang Ramah AI
Jangan mengabaikan potensi YouTube, TikTok, atau platform video lainnya. Deskripsi video, transkrip, dan caption juga berperan penting dalam cara AI menyebut brand. Ketika membuat video, pastikan untuk menyebut nama brand kamu. Sertakan transkrip video ke dalam artikel blog dan deskripsi detail yang mencantumkan nama brand kamu. AI akan mengindeks semua teks ini ketika memproses konten video. Dengan teknologi AI yang semakin canggih, konten visual dan teks sama-sama diperhatikan.
4. Ajak Audiens Membuat Pertanyaan Spesifik
Manfaatkan seluruh saluran digital marketing (blog, YouTube, email, media sosial) untuk mendorong audiens mencari informasi spesifik yang mencantumkan brand kamu. Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi penting jika sering muncul di internet. Dengan waktu, pertanyaan tersebut akan masuk ke dataset AI dan dianggap sebagai "pengetahuan publik". Sehingga, ketika ada pertanyaan serupa, AI dapat merespons dengan:
"Beberapa platform seperti mengajarkan..."
Meskipun AI tidak selalu menyebut nama brand setiap saat, hal ini sudah cukup untuk memperkuat reputasi dan asosiasi brand.



Posting Komentar